Model Pembelajaran kooperatif Team Games Tournament TGT

Team ” apabila rata-rata mencapai 40-45 dan “Good Team” apabila rata-ratanya 30-40. Model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament TGT ini memiliki komponen pembelajaran yang hampir sama dengan tipe STAD, akan tetapi model TGT menggunakan games tournament yang dikemas dalam sebuah permainan yang menarik. Model TGT ini lebih menyenangkan siswa jika dibanding dengan model pembelajaran lainnya yang bisa diaplikasikan kedalam berbagai mata pelajaran dan berbagai tingkatan kelas. Penggunaan model ini diharapkan membuat siswa lebih termotivasi untuk meningkatkan prestasi belajar dan melatih kemampuan interpersonal siswa. Maka dari itu, tujuan pembelajaran ini akan lebih tercapai apabila menggunakan model pembelajaran Team Games Tournament TGT.

5. Prestasi Belajar

Istilah hasil belajar berasal dari Bahasa Belanda ”Prestatie”, dalam Bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha. Menurut Bloom yang dikutip oleh Suharsimi Arikunto 2006: 205, prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang meliputi tiga aspek, yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik. Adanya latar belakang siswa sangat dipengaruhi oleh hasil belajarnya yang berupa pengetahuan awal prasyarat untuk belajar. Penentuan hasil belajar dapat diukur dengan penilaian. Penilaian disini adalah suatu proses memberikan atau menentukan nilai pada objek tertentu berdasarkan suatu kriteria tertentu. Penilaian hasil dan proses belajar saling berkaitan satu sama lain sebab hasil merupakan akibat dari proses Nana Sudjana, 2005: 3. Prestasi belajar yang ingin diperoleh juga diperlukan proses pembelajaran yang sejalan dengan tujuan. Penilaian proses merupakan penilaian terhadap kegiatan dan kemajuan siswa di dalam kelas. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar, yang dapat digolongkan menjadi dua yaitu faktor internal atau berasal dari dalam diri orang yang belajar dan faktor eksternal atau berasal dari luar individu. Menurut Dalyono 2007: 55-60, faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar meliputi dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi faktor kesehatan jasmani dan rohani serta minat dan motivasi. Faktor eksternalnya meliputi keluarga yaitu orang tua, hal ini berhubungan dengan tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan orang tua dan yang paling penting perhatian dan bimbingan orang tua terhadap anak. Selain itu faktor sekolah dan masyarakat dapat memicu perkembangan anak untuk memperoleh keberhasilan dan dapat giat belajar. Kemudian faktor pendekatan belajar yakni jenis upaya belajar siswa yang mencakup strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran. Pendekatan belajar merupakan faktor yang perlu diperhatikan untuk dapat menjalankan proses pembelajaran. Berdasarkan uraian-uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi merupakan hasil yang telah dicapai oleh seseorang setelah melakukan suatu pekerjaan atau aktivitas tertentu. Prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil pengukuran yang mencerminkan tingkat penguasaan pengetahuan, keterampilan dan materi pelajaran sebagai hasil dari proses belajar mengajar. Kemudian faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa berasal dari dalam diri siswa dan dari luar siswa. Faktor dari dalam diri yang meliputi kesehatan, inteligensi, minat dan bakat. Faktor dari luar diri siswa yaitu lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan adalah penelitian yang dilakukan oleh Arianita 2009 tentang “Efektivitas Penerapan Metode Pembelajaran Tipe Jigsaw pada Mata Pelajaran Menyiapkan dan Mengolah Produk Cake di SMK IT Al- Furqon Sanden Bantul Yogyakarta”. Penelitian ini membahas tentang penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada mata pelajaran teori menyiapkan dan mengolah produk cake dalam rangka meningkatkan prestasi belajar siswa di SMK IT Al-Furqon Sanden Bantul Yogyakarta. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penerapan metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw lebih efektif daripada metode ceramah. Penelitian yang dilakukan oleh Anis Nuryati Suprapto 2009 tentang “Identifikasi Kompetensi Hard Skill dan Soft Skill Mahasiswa Pendidikan Teknik Boga dalam Praktik Industri Bidang Produksi dan Pelayanan Restoran”. Penelitian ini membahas tentang penguasaan kompetensi hard skill dan soft skill oleh mahasiswa pendidikan teknik boga dalam praktik industri bidang produksi dan pelayanan restoran. Hasil yang diperoleh adalah pencapaian kompetensi hard skill dalam bidang produksi dan pelayanan restoran termasuk dalam kategori baik. Pencapaian kompetensi soft skill pada aspek intrapersonal intelligence dalam bidang produksi dan pelayanan restoran termasuk dalam kategori baik. Sedangkan pencapaian kompetensi soft skill pada aspek interpersonal intelligence dalam bidang produksi dan pelayanan restoran termasuk dalam kategori cukup baik. Penelitian yang dilakukan oleh Tika Ratna Juwita 2009 tentang “Efektivitas Pembelajaran Kooperatif Model Team Games Tournament TGT pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas VIII SMP N 8 Yogyakarta”. Penelitian tersebut membahas tentang keefektivan pelaksanaan model pembelajaran Team Games Tournament TGT jika dibanding dengan metode ceramah dalam hal prestasi dan motivasi belajar siswa. Hasil dari penelitian tersebut adalah model pembelajaran Team Games Tournament TGT sangat efektif dilakukan di SMP N 8 Yogyakarta. Ada perbedaan prestasi belajar dan motivasi belajar yang signifikan antara pembelajaran sejarah yang menggunakan model Team Games Tournament dengan pembelajaran sejarah