Alasan Pembelajaran dengan Media Bola Warna

32 Penentuan kriteria ini dapat disesuaikan dengan proses belajar ataupun hasil yang diharapkan. Kriteria keefektifan dalam penelitian ini mengacu pada hasil tes kemampuan memahami konsep warna dasar setelah mendapatkan perlakuan. Hasil tes tersebut dapat dilihat dari hasil pre-tes dan post-tes. Jika hasil post-test presentase keberhasilan siswa dalam kemampuan memahami konsep warna dasar lebih banyak baik dibandingkan hasil pre-tes maka media tersebut dapat dikatakan efektif.

F. Hasil Penelitian Yang Relevan

Penelitian mengenai warna dasar dan media bola warna sudah dilakukan oleh mahasiswa maupun dosen secara relevan. Penilitian yang dilakukan oleh Dwi Oktasesa, dkk 2013 yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Mengenal Warna Dasar Bagi Anak Tunagrahita Ringan X Melalui Permainan Kolase di SLB Perwari Padang”. Dalam hasil penelitian tersebut menunjukkan adanya peningkatan kemampuan mengenal warna dasar pada anak tunagrahita. Perbedaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan ialah terdapat pada media yang akan digunakan. Media dalam penelitian tersebut menggunakan permainan kolase sedangkan media yang digunakan dalam penelitian ini ialah bola warna. Peneliti lain Nurul Khotimah 2013 yang berjudul “Meningkatkan Kemampuan Kognitif anak dalam mengenal lambang bilangan melalui Media Bola Berwarna Pada Kelompok A TK Kartika IV-53 Desa Kudubanjar 33 Kecamatan Kudu Jombang”. Dalam hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa media bola berwarna dapat meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam mengenal lambang bilangan pada kelompok A TK Kartika IV-53 Kudu Jombang. Berdasarkan beberapa hasil penelitian di atas, telah nampak jelas bahwa belajar konsep warna dasar perlu diberikan kepada anak tunagrahita dan media bola berwarna dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam mengenal lambang bilangan, maka peneliti di sini bermaksud menerapkan media bola warna untuk meningkatkan kemampuan memahami konsep warna dasar anak tunagrahita kategori sedang kelas III SDLB. Berdasarkan pernyataan tersebut dapat diketahui perbedaan penelitian Nurul Khotimah dengan penelitian ini. Perbedaan tersebut terdapat pada jenis penelitian. Jenis penelitian pada penelitian Nurul Khotimah ialah penelitian tindakan kelas, yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak dalam mengenal lambang bilangan, sedangkan penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen dengan disain Single Subject Research SSR, yang digunakan untuk menguji keefektifan media bola warna dalam meningkatkan kemampuan memahami konsep warna dasar.

G. Kerangka Pikir

Anak tunagrahita kategori sedang adalah anak yang kemampuan belajar dan adaptasi sosial berada di bawah rata-rata, sehingga mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran akademik oleh karena itu proses belajar dilakukan