35 bola warna merupakan benda yang berbentuk bulat, mempunyai ukuran besar
dan kecil, mempunyai berat serta warna. Sesuai pernyataan tersebut media bola warna dapat dikatakan sebagai media benda asli atau media benda nyata.
Meskipun dalam proses belajar di sekolah sudah menggunakan media bola warna, namun bola warna yang digunakan guru terbatas dan kurang
bervariatif. Melihat permasalahan tersebut peneliti memilih menggunakan bola warna dengan jumlah 30 bola yang terdiri dari 10 bola warna merah, 10
bola warna kuning, dan 10 bola warna biru. Bola warna tersebut terbuat dari plastik dengan tekstur halus.
Kerangka berfikir di atas dapat disimpulkan diagram kerangka berfikir sebagai berikut:
Bagan 1. Kerangka Pikir Penelitian Kemampuan memahami
konsep warna dasar rendah
Kemampuan anak tunagrahita kategori sedang dalam memahami konsep warna dasar meninggkat.
Anak tunagrahita kategori sedang
Media bola warna dengan jumlah 30 bola yang terdiri dari 10 bola warna merah, 10 bola warna kuning, dan 10 bola warna biru.
36
H. Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir yang telah diuraikan di atas, maka dapat diajukan hipotesis penelitian yaitu : “Media bola warna
efektif terhadap kemampuan memahami konsep warna dasar pada anak
tunagrahita kategori sedang kelas III SDLB di SLB N 1 Yogyakarta”.
37
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Pendekatan penelitian sangat diperlukan dalam suatu kegiatan penelitian, hal itu dikarenakan untuk memperoleh suatu gambaran tentang
pemecahan masalah yang sedang diteliti agar mencapai tujuan yang diharapkan. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kuantitatif dengan jenis penelitian eksperimen yang bertujuan untuk memperoleh data yang diperlukan dengan melihat hasil atau akibat dari suatu
perlakuan atau treatmen dalam penerapan media bola warna terhadap kemampuan memahami konsep warna dasar anak tunagrahita kategori sedang
kelas III SDLB di SLB N 1 Yogyakarta. Sugiyono 2007: 107 metode penelitian eksperimen diartikan sebagai
metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan. Dalam penelitian ini
menggunakan kuasi eksprimen karena akan meneliti keefektifan media bola warna terhadap kemampuan memahami konsep warna dasar pada anak
tunagrahita kategori sedang kelas III SDLB di SLB N 1 Yogyakarta. Dalam penelitian ini memilih menggunakan pendekatan penelitian Single Subject
Research SSR. Single Subject Research SSR berarti penelitian dengan subyek
tunggal. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Nana Syaodih 2006: 209 bahwa subyek yang bersifat tunggal atau partisipan yang digunakan dalam
38 penelitian bisa satu orang, dua orang atau lebih. Pendapat tersebut diperkuat
oleh Juang Sunanto 2012: 3 bahwa, “desain subjek tunggal merupakan desain penelitian ekasperimen yang dapat dilakukan pada subjek yang
jumlahnya relatif kecil atau bahkan hanya satu orang”. Penelitian ini akan melihat ada atau tidaknya pengaruh dari media bola warna yang diberikan
secara berulang-ulang tarhadap subjek penelitian.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian subjek tunggal yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain pengulangan reversal yang berupa A-B-A. Desain ini
menunjukkan suatu hubungan sebab akibat yang lebih kuat diantara variabel terikat dengan variabel bebas Juang Sunanto, dkk, 2006: 44. Desain yang
digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan A1-B-A2 yang artinya desain A1-B-A2 memberikan suatu hubungan sebab akibat yang lebih
kuat diantara variabel terikat dengan variabel bebas. Di mana A1 Besline 1 adalah kondisi sebelum diberikan perlakuan, B Intervensi adalah kondisi
saat diberikan perlakuan, A2 Besline 2 adalah kondisi setelah diberikan intervensi atau perlakuan.
Akan tetapi untuk mendapatkan validitas penelitian yang baik, peneliti perlu melakukan langkah-langkah sebelum menggunakan desain A-B-A’
Adapun langkah-langkah tersebut menurut Juang a. Mendefinisikan peilaku sasaran target behavior dalam perilaku
yang dapat diamati dan diukur secara akurat, b. Mengukur dan mengumpulkan data pada kondisi baseline A1
secara kontinu sekurang-kurangnya 3 atau 5 atau sampai
39 kecenderungan arah dan level data menjadi stabil,
c. Memberikan intervensi setelah kecenderungan data pada kondisi baseline stabil,
d. Mengukur dan mengumpulkan data pada kondisi intervensi B dengan periode waktu tertentu sampai data menjadi stabil,
e. Setelah kecenderungan arah dan level data pada kondisi intervensi B stabil mengulang kondisi baseline A2.
Adapun gambaran desain penelitian dengan menggunakan pendekatan penelitian Single Subject Research SSR pada penelitian ini, yakni:
Bagan 2. Desain A-B-A yang digunakan dalam penelitian Keterangan bagan 1:
O : simbul aktivitas pengukuran
X : simbol pelaksanaan perlakuan atau intervensi
Garis dasar A
1
: periode melakukan pengukuran kondisi subjek tanpa perlakuan atau intervensi.
Garis dasar B : periode diberikannya perlakuan atau intervensi dan disertai dengan kegiatan pengukuran kemampuan
pemahaman konsep warna. Garis dasar A : periode dilakukannya pengukuran perilaku atau
keadaan subjek penelitian tanpa disertai dengan pemberian
2
Garis dasar Perlakuan
Garis X X X X X XX
O O O O O O O O O O O O O Sensi Waktu
A B
A
1
1
2