54 baseline  dan  kondisi  intervensi  pada  analisis  dalam  kondisi  menurut  Juang,
dkk 2006: 68-70, yaitu sebagai berikut: a.  Panjang  kondisi,  merupakan  banyaknya  data  dalam  suatu  kondisi
penelitian. b.  Kecenderungan arah, yang digambarkan melalui garis lurus yang melintas
dalam  suatu  kondisi  dengan  jumlah  data  yang  dilintasi  tersebut  sama banyaknya.
c.  Tingkat stabilitas, merupakan suatu tingkat homogenitas data pada suatu kondisi dalam penelitian.
d.  Tingkat  perubahan,  merupakan  suatu  tingkat  yang  menunjukkan  adanya perubahan yang terjadi antara dua data.
e.  Jejak data, merupakan  suatu  perubahan  data  yang  terjadi  pada  data satu ke data yang lainnya.
f.  Rentang,  merupakan  suatu  jarak  antara  data  pertama  yang  diperoleh dengan data terakhir.
Adapun  langkah-langkah  komponen  yang  digunakan  dalam  analisis antar kondisi menurut Juang, dkk 2006: 72-76, yang meliputi:
a.  Variabel  yang  diubah,  merupakan  suatu  analisis  yang  ditekankan  pada pengaruh intervensi terhadap perilaku sasaran.
b.  Perubahan kecenderungan arah dan efeknya, merupakan perubahan arah grafik anatara kondisi baseline dan kondisi intervensi yang menunjukkan
makna perubahan perilaku sasaran yang disebabkan oleh intervensi. c.  Perubahan  stabilitas  dan  efeknya,  merupakan  suatu  data  yang  dikatakan
55 stabil jika data tersebut menunjukkan arah yang konsisten.
d.  Perubahan  level  data,  merupakan  suatu  perubahan  yang  menunjukkan seberapa besar data yang diperoleh tersebut berubah
e.  Data  yang  tumpang  tindih  overlap,  merupakan  terjadinya  suatu  data yang sama pada satu kondisi.
Berdasarkan  hasil  penelitian  yang  diolah  dan  disajikan  keefektifan media bola warna dapat diukur dengan membandingkan hasil presentase pada
baseline- 1 dengan baseline- 2. Sesuai pernyataan tersebut, media bola warna dapat  dikatakan  efektif  apabila  presentase  keberhasilan  dalam  memahami
konsep  warna  dasar  pada  baseline-  2  lebih  banyak  dibandingkan  pada fase baseline-1.
56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.  Deskripsi Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SLB N 1 Yogyakarta yang terletak di Jalan Bintaran Tengah No 3 Yogyakarta. Saat ini SLB N 1 Yogyakarta dipimpin oleh
Tantan Rustandi, S.Pd selaku kepala sekolah dan memiliki 42 pengajar yang terdiri  dari  37  guru  PNS,  5  guru tidak  tetap,serta memiliki  9 karyawan  PNS
dan  2  pegawai  tidak  tetap.  Jumlah  siswa  SLB  N  1  Yogyakarta  sekitar  108 siswa yang terdiri dari jenjang TKLB, SDLB, SMPLB, dan SMALB. Jenjang
TKLB  dan  SDLB  sebanyak  53  siswa,  untuk  jenjang  SMPLB  sebanyak  24 siswa,  sedangkan  untuk  jenjang  SMALB  terdapat  31  siswa.  Sekolah  Luar
Biasa  Negeri  1  Yogyakarta  mayoritas  mengalami  ketunagrahitaan  dan
hendicape.
Secara umum kondisi bangunan SLB N 1 Yogyakarta tergolong bagus dan  dapat  dikatakan  permanen.  Sekolah  Luar  Biasa  Negeri  1  Yogyakarta
terdiri  dari  52  ruang  yang  terdiri  dari  25  jenis  sarana,  akan  tetapi  untuk  1 ruang  kelas  digunakan  untuk  2  kelas  dengan  diberi  pembatas  triplek.  Ruang
dan sarana prasarana yang ada di sekolah ini terdiri dari ruang kepala sekolah, ruang  guru,  ruang  kelas,  ruang  bimbingan  konseling,  ruang  arsip,  ruang
perpustakaan, ruang tamu, ruang uks, ruang gudang, ruang dapur, ruang aula, ruang  garasi,  kamar  mandi,  ruang  penjaga,  ruang  boga,  ruang  londri,  ruang
rias,  ruang  batik,  ruang  busana,  ruang  rekayasa,  ruang  bermain,  ruang musik,ruang  komputer,  ruangkesiswaan,  ruang  binadiri,  media  pembelajaran,
57
perlengkapan olahraga, dan alat ketrampilan.
Selama  ini  SLB  N  1  Yogyakarta  belum  memiliki  program  latihan khusus  dalam  mengembangkan  kemampuan  memahami  konsep  warna  dasar,
sehingga  kemampuan  siswa  yang  mengalami  keterbatasan  dalam  memahami konsep warna dasar kurang optimal. Faktanya, guru jarang memberikan bekal
untuk  memahami  konsep  warna  dasar.  Pembelajaran  konsep  warna    sesekali diajarkan  menggunakan  media  gambar.  Akan  tetapi  pembelajaran  tersebut
membuat anak mudah bosan. Selain media gambar di dalam ruang kelas juga terdapat  beberapa  media  yang  lain.  Media  tersebut  antara  lain  media  bola
warna,  puzzle,  dan  balok-balok  kayu.  Penggunaan  media  tersebut  belum
digunakan secara optimal dan bervariatif.
Penelitian  ini  dilaksanakan  dengan  mengambil  setting  di  dalam  ruang kelas  yang  digunakan  untuk  belajar  anak  kelas  III  SDLB  C1  SLB  N  1
Yogyakarta.  Setting  di  dalam  kelas  ini  digunakan  untuk  memperoleh  data tentang  pengaruh  bermain  bola  warna  terhadap  peningkatan  kemampuan
memahami  konsep  warna  dasar  anak  tunagrahita  sedang  kelas  III  SDLB  di SLB N 1 Yogyakarta. Adapun gambaran kondisi kelas secara fisik yaitu terdiri
dari satu papan tulis, dua meja kursi siswa, satu meja kursi guru, dan beberapa media pembelajaran berupa gambar yang terdapat di dinding sekeliling kelas.
Selain  itu,  lingkungan  kelas  cukup  bersih,  sirkulasi  udara,  dan  pencahayaan serta penerangan cukup baik.
58
B.  Deskripsi Subyek Penelitian
Subyek  dalam  penelitian  ini  adalah  siswa  tunagrahita  sedang  yang duduk  di  kelas  IIIC1  SLB  N  1  Yogyakarta  yang  berjumlah  satu  orang.
Adapun identitas dan karakteristik subyek yakni sebagai berikut: 1.  Identitas Subyek
Nama : RLP Inisial
Usia : 9 tahun 4 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat :Yogyakarta
Nama Ayah : WS Inisial
Pekerjaan : Swasta
Agama : Kristen Protestan
Nama Ibu : NMDK Inisial
Pekerjaan : Swasta
Agama : Kristen Protestan
Alamat Orangtua : Yogyakarta
2.  Karakteristik Subyek Subyek  penelitian  merupakan  seorang  siswa  penyandang  tunagrahita
kategori  sedang  yang  sedang  menempuh  jenjang  SDLB  kelas  III.  Siswa tersebut  saat  ini  berusia 9 tahun  4  bulan.  Secara umum RLP  pada  usia 4
tahun  11  bulan  memiliki  usia  mental  setara  dengan  anak  usia  2  tahun. Sehingga  secara  tidak  langsung  dapat  mempengaruhi  kemampuan
intelektual  yang  sangat jauh  di  bawah rata-rata. Kemampuan  verbal  RLP
59 juga  kurang  berkembang  dengan  baik,  ditunjukkan  dengan
pembendaharaan  kata  yang  dimiliki  terbatas.  Selain  itu,  juga  mengalami kesulitan dalam mengontrol perilakunya. Hal itu ditunjukkan dengan sikap
RLP ketika permintaannya tidak dituruti akan menangis dan menjatuhkan diri  kelantai  sambil  bergulung-gulung.  Pada  penelitian  ini  subyek
mengalami  permasalahan  dalam  hal  memahami  konsep  warna  dasar. Adapun karakteristik subyek dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a.  Karakteristik Fisik Secara  fisik  perkembangan  RPL  terlihat  seperti  anak  normal.  Hal  itu
terlihat karena anak tidak mengalami kecacatan secara fisik. b.  Karakteristik Sosial dan Emosi
RPL  merupakan  siswa  yang  cenderung  aktif,  sedangkan  untuk interaksi sosialnya RPL merupakan siswa yang mudah bergaul dengan
teman  seusianya.  Misalnya:  ketika  ada  teman  seusianya  yang  sedang bermain di lingkungan sekolah subjek langsung gabung ikut bermain.
c.  Kemampuan Motorik Berdasarkan  hasil  pengamatan,  terlihat  bahwa  kemampuan  motorik
kasar    maupun  motorik  halus  subyek  dapat  berfungsi  dengan  baik. Kemampuan  motorik  kasar,  subyek  mampu  berjalan  dan  berlari
dengan  kencang,  menaiki  tangga  tanpa  bantuan,  melempar  dan menangkap  bola.  Kemampuan  motorik  halus,  subyek  mampu
menebalkan  tulisan  sesuai  dengan  intruksi  selain  itu  untuk  mewarnai gambar anak sudah sesuai dengan intruksi.