100
C. Keterbatasan Penelitian
Penelitian yang dilaksanakan di kelas V SD Negeri 1 Surotrunan memiliki keterbatasan-keterbatasan, antara lain:
1. Pengamatan yang dilakukan terhadap curiosity siswa hanya dilaksanakan
untuk satu bab dalam waktu 6 pertemuan, sehingga peningkatan curiosity siswa dalam pembelajaran belum optimal.
2. Kegiatan penemuan adalah kegiatan yang dapat meningkatkan curiosity siswa,
tetapi pelaksanaannya membutuhkan waktu yang cukup lama sedangkan waktu yang disediakan hanya sedikit, sehingga perlu perencanaan yang
matang. 3.
Kurangnya jumlah pengamat mengakibatkan kurang optimalnya pengamatan yang dilakukan untuk mengetahui curiosity siswa selama mengikuti proses
pembelajaran IPA.
101
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
D. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode guided discovery dapat
meningkatkan curiosity dalam pembelajaran IPA. Pada penelitian siklus I persentase siswa yang memperoleh nilai minimal B sebesar 50,00, sehingga
masih belum dapat mencapai indikator keberhasilan penelitian. Pada siklus II, langkah-langkah penerapan metode guided discovery untuk
meningkatkan curiosity siswa kelas V SD Negeri 1 Surotrunan dalam pembelajaran IPA dilakukan dengan lima langkah. Pertama, guru menyediakan
informasi melalui media gambar sebelum memberikan pertanyaan utama. Kedua, perhatian guru lebih menyeluruh kepada semua siswa saat siswa melakukan
kegiatan penemuan. Ketiga, guru lebih optimal dalam memberikan bimbingan berupa pertanyaan-pertanyaan yang dapat mengarahkan siswa melakukan kegiatan
penemuan dengan benar. Keempat, siswa dibentuk dalam kelompok yang beranggotakan 2 siswa saat melakukan kegiatan penemuan. Kelima, siswa
dibentuk dalam kelompok diskusi yang masing-masing kelompok beranggotakan 8 siswa.
Curiosity siswa dalam pembelajaran IPA semakin meningkat setelah diterapkannya langkah-langkah metode guided discovery seperti pada tindakan
siklus II. Hal ini dapat ditunjukkan dengan perolehan persentase siswa yang memperoleh nilai minimal B sebesar 87,50. Pada siklus II terjadi peningkatan