20 tetapi berkat pengetahuannya yang bertambah terus, maka manusia modern
bertempat tinggal di gedung-gedung yang kokoh seperti saat ini. Harlen Hendro Darmodjo dan Jenny Kaligis, 1991: 8 menjelaskan bahwa
curiosity sebagai bagian dari sikap ilmiah adalah suatu sikap yang selalu ingin mendapatkan jawaban yang benar dari obyek yang diamati. Kata benar memiliki
arti rasional dan objektif sesuai dengan kenyataan. Orang yang curious adalah orang yang selalu mencari kebenaran atas dasar sebab dan akibat. Anak usia
sekolah dasar mengungkapkan rasa ingin tahunya dengan jalan bertanya. Mereka dapat bertanya kepada guru, teman, bahkan dirinya sendiri. Guru bertugas untuk
memberikan kemudahan bagi siswa untuk mendapatkan jawaban yang benar. Berdasarkan uraian diatas, dapat diketahui bahwa curiosity berawal dari akal
budi manusia yang menuntut untuk dipuaskan dengan cara mendapatkan jawaban yang benar atas obyek yang diamati. Mengingat pentingnya curiosity dalam
pemerolehan pengetahuan, maka curiosity perlu untuk dikembangkan serta ditingkatkan. Pengembangan curiosity perlu dilakukan karena pada hakikatnya
seorang siswa telah memiliki rasa ingin tahu yang tinggi sejak lahir. Hal ini sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh para ahli mengenai karakteristik siswa
sekolah dasar.
a. Pengembangan curiosity
Sikap ilmiah berkaitan erat dengan kegiatan sains yang dilaksanakan di sekolah. Hal ini dapat terlihat dari bagaimana seorang siswa mengamati sesuatu,
apakah ceroboh, ada hasrat ingin tahu yang tinggi, dan sikap positif lainnya yang berhubungan dengan kegiatan yang dilaksanakan. Curiosity sebagai sikap ilmiah
21 tidak dapat diajarkan melalui satuan pembelajaran tertentu, melainkan melalui
contoh-contoh positif yang harus terus didukung, dipupuk, dan dikembangkan, sehingga dapat dimiliki oleh siswa Patta Bundu, 2006: 42.
Patta Bundu 2006: 42 menjelaskan bahwa salah satu tujuan pengembangan curiosity sebagai sikap ilmiah adalah untuk menghindari munculnya sikap negatif
dalam diri siswa. Sikap ingin tahu yang tinggi dapat mendorong siswa untuk berusaha memperoleh pengetahuan yang banyak. Siswa akan bersungguh-
sungguh dalam mengikuti proses pembelajaran karena siswa ingin rasa ingin tahunya terpenuhi dan pada akhirnya siswa akan mendapatkan pengetahuan yang
bermakna bagi dirinya. Siswa tidak akan memiliki sikap negatif seperti merasa gagal sebelum melakukan sesuatu. Hal ini karena siswa akan terus berusaha untuk
memenuhi rasa ingin tahunya. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengembangan
curiosity sebagai sikap ilmiah merupakan hal penting yang harus dilakukan oleh seorang guru. Pengembangan curiosity dapat menghindarkan siswa dari sikap
negatif, salah satunya yaitu merasa gagal sebelum melakukan sesuatu.
b. Peran guru dalam mengembangkan curiosity siswa
Harlen Patta Bundu, 2006: 45-47 mengajukan empat peranan utama guru dalam mengembangkan curiosity sebagai sikap ilmiah siswa. Peranan guru yang
dimaksud adalah sebagai berikut. 1
Memperlihatkan contoh curiosity sebagai sikap ilmiah Memperlihatkan contoh sikap ilmiah yang dapat ditiru siswa merupakan
hal yang paling penting, peranan guru dalam hal ini sangat dibutuhkan karena
22 guru disini menjadi model yang akan dicontoh oleh siswa. Sejalan dengan
upaya untuk memperlihatkan contoh curiosity sebagai sikap ilmiah, guru dapat menggunakan beberapa cara, yaitu sebagai berikut.
a Memperlihatkan minat yang tinggi pada sesuatu yang baru, misal sesuatu
yang dibawa siswa ke dalam kelas. b
Membantu siswa menemukan hal yang baru atau yang lain dari biasanya. c
Menerima semua temuan dari siswa meskipun berbeda dari yang diharapkan.
d Menyarankan kepada siswa bahwa pengamatan lebih lanjut diperlukan
sebelum kesimpulan. e
Menanamkan kepada siswa bahwa apa yang mereka temukan dan data yang mereka kumpulkan dapat merubah ide atau pendapat sebelumnya.
f Memperlihatkan koreksi diri tentang bagaimana sesuatu itu telah
dilaksanakan atau suatu ide diterapkan. g
Menerima dengan lapang dada jika ada sesuatu yang tidak dapat dijelaskan. 2
Penguatan positif terhadap sikap yang ditunjukkan siswa Siswa meniru sikap ilmiah tidak hanya melalui contoh yang diperlihatkan
oleh guru, tetapi juga dari tingkah laku mereka yang mendapatkan penguatanpenghargaan. Pada saat siswa memperlihatkan sikap positif, maka
tingkah laku tersebut perlu diberi penguatan, penghargaan bahkan pujian yang tulus. Hal ini akan lebih efektif mencegah sikap negatif yang dilakukan oleh
siswa. Bahkan siswa yang lain akan cenderung berbuat seperti siswa yang mendapat penghargaan tersebut.
23 3
Menyediakan kesempatan pengembangan curiosity sebagai sikap ilmiah Salah satu ciri sikap yang dimiliki oleh seorang siswa adalah keinginan
bertindak dengan cara tertentu. Berkaitan dengan hal tersebut, siswa harus diberi kesempatan untuk memunculkan sikap-sikap positif yang dimiliki pada
kegiatan tertentu. Hal yang dapat dilakukan guru misalnya meletakkan barang baru dan tidak lazim dalam kelas untuk memberikan kesempatan untuk
munculnya rasa ingin tahu. 4
Mendiskusikan tingkah laku yang berhubungan dengan curiosity Pada dasarnya sikap itu sulit untuk didiskusikan, khususnya bagi usia
yang masih sangat muda. Seiring dengan bertambahnya umur siswa, mereka akan lebih bisa merefleksikan perilaku dan motivasi mereka. Pada saat tertentu
sudah memungkinkan mendiskusikan contoh-contoh sikap ingin tahu dalam perilaku mereka secara terbuka. Misalnya, anak umur 10 tahun membaca buku
bahwa “siput makan tomat”, kesan yang akan timbul dalam diri siswa kemungkinan “mustahil dan buku itu pasti salah”. Pada saat itu, guru dapat
mendiskusikannya dan menjelaskan bahwa mungkin penulis mempunyai kesimpulan berbeda, jadi baik penulis maupun siswa perlu melakukan
investigasi lebih lanjut. Anak akan menyadari bahwa apa yang disimpulkan tidak hanya tergantung pada sikap terhadap data, tetapi juga suatu kesimpulan
akan membuka peluang dan tantangan untuk penelitian lebih lanjut. Hal ini akan menumbuhkan rasa ingin tahu yang tinggi bagi anak didik.
24 Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa guru memiliki peranan
yang cukup besar dalam mengembangkan curiosity siswa. Pengembangan curiosity siswa dapat dilakukan pada saat siswa mengikuti proses pembelajaran
yang dirancang dengan matang oleh guru. Guru dapat mengembangkan curiosity siswa dengan memberikan contoh, memberikan penguatan positif, menyediakan
kesempatan pengembangan curiosity, dan mendiskusikan tingkah laku yang berkaitan dengan curiosity.
c. Penilaian curiosity