48 dianjurkan dalam kurikulum yang sedang ditetapkan. Peran siswa sebagai subjek
dalam pembelajaran tercermin pada aktivitas siswa yang lebih dominan dalam setiap kegiatan pembelajaran.
Metode guided discovery memiliki manfaat yang besar bagi siswa yaitu dapat menimbulkan gairah belajar pada diri siswa karena mereka merasakan jerih
payah kemampuannya sendiri. Selain itu, siswa akan memiliki “positif self-
concept ” yaitu salah satunya memiliki curiosity yang tinggi. Siswa juga akan
merasa puas karena rasa ingin tahunya dapat terpenuhi setelah melakukan kegiatan sains yang dibimbing oleh guru. Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode
guided discovery sangat tepat apabila diterapkan untuk meningkatkan curiosity siswa.
G. Definisi Operasional Variabel
1. Curiosity merupakan suatu sikap yang selalu ingin mendapatkan jawaban yang
benar dari objek yang diamatinya. Kata “benar” memiliki arti rasional atau masuk akal dan objektif sesuai dengan kenyataan. Curiosity siswa dapat
dinilai atau diukur dari indikator-indikator sikap yaitu: a antusias dalam mencari jawaban atas berbagai pertanyaan yang muncul, b perhatian pada
obyek yang diamati, c antusias pada proses sains yang dilakukan, d memperhatikan setiap langkah kegiatan yang sudah ditetapkan untuk
menemukan konsep, e menanyakan setiap hal yang menjadi bahan pembicaraan atau yang mengundang rasa ingin tahu.
2. Metode guided discovery adalah metode pembelajaran yang mengarahkan
siswa untuk menemukan konsep dengan bimbingan dari guru yang bertujuan
49 untuk mendapatkan efektifitas yang optimal dari proses pembelajaran yang
diikuti. Langkah-langkah pokok dalam pembelajaran guided discovery adalah penetapan standar perilaku siswa, pemberian pertanyaan, pembentukan
kelompok kerja, alat dan bahan yang perlu disediakan sesuai kebutuhan siswa, pemberian motivasi kepada siswa, kegiatan penemuan berupa kegiatan
pengumpulan dan pemrosesan data, kegiatan diskusi untuk membahas hasil temuan siswa, menyimpulkan materi pelajaran, penilaian.
50
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian yang akan dilaksanakan adalah penelitian tindakan kelas classroom action research. Hoopkins Rochiati Wiriaatmadja, 2006: 11
mengartikan penelitian tindakan kelas sebagai penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan
dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.
Jenis penelitian tindakan kelas yang digunakan dalam penelitian ini adalah kolaboratif. Suharsimi Arikunto, dkk 2007: 17 menjelaskan bahwa dalam
penelitian kolaboratif, pihak yang melakukan tindakan adalah guru itu sendiri, sedangkan yang diminta melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses
tindakan adalah peneliti, bukan guru yang sedang melakukan tindakan. Kolaborasi antara guru dan peneliti sangat penting dalam bersama menggali dan mengkaji
permasalahan yang nyata dihadapi. Terutama pada kegiatan mendiagnosis masalah, menyusun usulan, melaksanakan tindakan, menganalisis data,
menyeminarkan hasil, dan menyusun laporan akhir.
B. Variabel Penelitian
Sugiyono 2010: 60 mengungkapkan bahwa variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari, sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik