101
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
D. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan metode guided discovery dapat
meningkatkan curiosity dalam pembelajaran IPA. Pada penelitian siklus I persentase siswa yang memperoleh nilai minimal B sebesar 50,00, sehingga
masih belum dapat mencapai indikator keberhasilan penelitian. Pada siklus II, langkah-langkah penerapan metode guided discovery untuk
meningkatkan curiosity siswa kelas V SD Negeri 1 Surotrunan dalam pembelajaran IPA dilakukan dengan lima langkah. Pertama, guru menyediakan
informasi melalui media gambar sebelum memberikan pertanyaan utama. Kedua, perhatian guru lebih menyeluruh kepada semua siswa saat siswa melakukan
kegiatan penemuan. Ketiga, guru lebih optimal dalam memberikan bimbingan berupa pertanyaan-pertanyaan yang dapat mengarahkan siswa melakukan kegiatan
penemuan dengan benar. Keempat, siswa dibentuk dalam kelompok yang beranggotakan 2 siswa saat melakukan kegiatan penemuan. Kelima, siswa
dibentuk dalam kelompok diskusi yang masing-masing kelompok beranggotakan 8 siswa.
Curiosity siswa dalam pembelajaran IPA semakin meningkat setelah diterapkannya langkah-langkah metode guided discovery seperti pada tindakan
siklus II. Hal ini dapat ditunjukkan dengan perolehan persentase siswa yang memperoleh nilai minimal B sebesar 87,50. Pada siklus II terjadi peningkatan
102 sebesar 37,50 dari siklus I. Hasil yang diperoleh dirasa sudah memuaskan
karena sudah mencapai indikator keberhasilan penelitian yang telah ditentukan.
E. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat diberikan saran-saran sebagai berikut.
1. Untuk siswa, hasil baik yang sudah dicapai harus dipertahankan dan
ditingkatkan. Siswa hendaknya jangan malu untuk bertanya kepada guru maupun siswa lain karena dengan bertanya dapat memperoleh pengetahuan
yang lebih banyak. 2.
Untuk guru, hendaknya sering menerapkan metode guided discovery sebagai metode alternatif bagi guru untuk meningkatkan curiosity siswa. Metode
guided discovery yang diterapkan hendaknya dengan cara menyediakan informasi yang banyak sebelum siswa diberi pertanyaan utama, bimbingan
yang dilakukan secara maksimal, membentuk siswa ke dalam kelompok- kelompok kecil saat melakukan kegiatan penemuan maupun kegiatan diskusi.
3. Untuk kepala sekolah sebagai penentu kebijaksanaan, hendaknya memberikan
arahan dan motivasi kepada guru agar senantiasa menerapkan berbagai macam metode pembelajaran yang tepat dalam proses pembelajaran. Selain itu,
sekolah hendaknya juga menyediakan sarana dan prasarana yang dapat menunjang keberhasilan dalam proses pembelajaran.
103
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah Aly. 2011. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Ann C. Howe. 1993. Engaging Children in Science. New York: Macmillan
Publishing Company. Arni Rahmawati. 2012. Hak Untuk Menulis Artikel Ilmiah Dari Hasil
Penelitian. Diakses
tanggal 5
Maret 2013
dari http:blogs.itb.ac.idsholihah201201page2
B. Suryosubroto. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Burhanuddin Salam. 2005. Pengantar Filsafat. Jakarta: Bumi Aksara. Carin Sund. 1989. Teaching Science Through Discovery. Columbus: Merrill
Publishing Company. E. Mulyasa. 2010. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. Elida Prayitno. 1993. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Depdiknas.
H. D. Sudjana. 2000. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Falah Production. H. Djaali dan Pudji Mulyono. 2008. Pengukuran Dalam Bidang Pendidikan.
Jakarta: PT Grasindo Hendro Darmodjo Jenny R.E Kaligis. 1991. Pendidikan IPA II. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Maskoeri Jasin 2002. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Matthew Milles Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Sinar Grafika Offset.
Moedjiono Moh. Dimyati. 1992. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud.
Mulyani Sumantri Johar Permana. 1998. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Depdikbud.
Nana Syaodih Sukmadinata. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Oemar Hamalik. 2010. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara.
104 Patta Bundu. 2006. Penilaian Keterampilan Proses dan Sikap Ilmiah dalam
Pembelajaran Sains SD. Jakarta: Depdikbud. Rita Eka Izzaty, dkk. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Yogyakarta: UNY
Press. Rochiati Wiriaatmadja. 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas: Meningkatkan
Kinerja Guru dan Dosen. Bandung: Remaja Rosdakarya. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT
Rineka Cipta. Sri Sulistyorini. 2007. Model Pembelajaran IPA Sekolah Dasar dan
Penerapannya dalam KTSP. Yogyakarta: Tiara Wacama. Srini M. Iskandar. 1997. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Yogyakarta:
Depdikbud. Suharsimi Arikunto, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi
Aksara. Sugihartono. 2007. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sutrisno Hadi. 2004. Metodologi Penelitian. Yogyakarta. Andi Offset.
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Prenada Media
Usman Samatowa. 2006. Bagaimana Membelajarkan IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Wijaya Kusumah. 2010. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Indeks
Wina Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Wina Sanjaya. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Prenada Media Group
105
LAMPIRAN
106
Lampiran 1 Silabus Kelas V Semester II
Standar Kompetensi : 6. Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau model Kompetensi
Dasar Indikator
Kegiatan Pembelajaran
Materi Teknik
Penilaian Alokasi
Waktu Sumber Belajar
6.1 Mendeskripsikan
sifat-sifat cahaya 1.
Mengidentifikasi arah
rambat cahaya. 2.
Mengidentifikasi sifat
cahaya mengenai benda bening, berwarna, dan
gelap.
3. Mengidentifikasi
sifat cahaya yang mengenai
cermin datar dan cermin lengkung
cermin cembung dan cekung.
4. Mengidentifikasi
peristiwa pembiasan
cahaya. 5.
Mengidentifikasi peristiwa
penguraian cahaya.
1. Menggali
pengetahuan siswa
tentang sifat-sifat
cahaya. 2.
Melakukan kegiatan penemuan
untuk menemukan konsep
tentang sifat-sifat
cahaya merambat lurus,
menembus benda
bening, mengenai
cermin datar
dan cermin
lengkung, pembiasan cahaya,
serta peristiwa penguraian
cahaya Sifat-sifat
cahaya Tes Unjuk
Kerja Tes tertulis
6jp 1.
Choiril Azmiyawati, dkk.
2008. IPA
Salingtemas 5 untuk SDMI
Kelas V.
Jakarta: Pusat
Perbukuan. 2.
Haryanto. 2007.
Sains untuk Sekolah Dasar
Kelas V.
Jakarta: Erlangga. 3.
Heri Sulistyanto,
Edi Wiyono. 2008. Ilmu
Pengetahuan Alam. Jakarta: Pusat
Perbukuan. 4.
S. Rositawaty, Aris Muharam.
2008. Senang Belajar Ilmu
107 6.2
Membuat suatu karya atau
model, misalnya periskop atau
lensa dari bahan seerhana dengan
menerapkan sifat-sifat cahaya.
1. Membuat
periskop sederhana
2. Menjelaskan
fungsi periskop sederhana.
3. Mengidentifikasi
penerapan sifat cahaya pada periskop sederhana.
4. Membuat
dan menggunakan
kaleidoskop 5.
Mendeskripsikan bayangan yang terbentuk
pada kaleidoskop. 6.
Mengidentifikasi penerapan sifat cahaya
pada kaleidoskop. 7.
Membuat dan
menggunakan lup
sederhana 8.
Menjelaskan fungsi lup. 1.
Menggali pengetahuan
siswa tentang pemanfaatan
sifat-sifat cahaya
dalam karya
sederhana. 2.
Melakukan kegiatan penemuan
dengan merancang
dan membuat
karya sederhana
untuk mengetahui
fungsi serta penerapan sifat-
sifat cahaya
pada karya
sederhana tersebut
periskop, kaleidoskop, lup
Pemanfaat an sifat-
sifat cahaya
Tes Unjuk Kerja
Tes tertulis 6 jp
Pengetahuan Alam 5
untuk Sekolah
DasarMadrasah Ibtidaiyah. Jakarta:
Pusat Perbukuan.
108
Lampiran 2 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
SIKLUS 1
Nama Sekolah : SD Negeri 1 Surotrunan
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
KelasSemester : V2
Alokasi Waktu : 3 kali pertemuan 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi