22
Selain itu, Nana Sudjana Ahmad Rivai 2002:4-5 dalam memilih dan menggunakan media untuk kepentingan pengajaran sebaiknya
memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut: 1
Ketepatannya dengan tujuan pengajaran, artinya media pengajaran dipilih atas adasar tujuan-tujuan instruksional yang
telah ditetapkan. 2
Dukungan terhadap isi bahan pelajaran, artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep, dan generalisasi sangat
memerlukan bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa. 3
Kemudahan memperoleh media. 4
Ketrampilan guru dalam menggunakannya. 5
Tersedia waktu untuk menggunakannya. 6
Sesuai dengan taraf berfikir siswa. Pemilihan
dan penggunaan
media pembelajaran
harus mempertimbangkan beberapa hal agar tujuan pembelajaran dapat
tercapai. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan beberapa kriteria pemilihan dan penggunaan media, yaitu: ketepatannya
dengan tujuan pengajaran, kemudahan memperoleh media, ketrampilan guru dalam menggunakan media.
3. Motivasi Belajar
a. Pengertian Motivasi Belajar
Pada proses pembelajaran motivasi adalah hal yang harus dimiliki oleh setiap siswa. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat
menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya. Adanya motivasi yang baik dalam belajar maka akan mewujudkan hasil yang baik pula.
Motivasi berasal dari bahasa Latin “movere”, yang berarti menggerakkan Eveline Siregar, 2014: 49.Menurut Mc.Donald dalam Oemar
23 Hamalik2011: 106 “motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri
seseorang yang ditandai oleh timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan
”. Dari pengertian yang dikemukakan oleh Mc.Donald ini mengandung 3 elemen penting yaitu:
1 Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada diri
setiap individu manusia. 2
Motivasi ditandai dengan munculnya rasafeeling, afeksi seseorang.
3 Motiasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi
dalam hal ini sebenarnya merupakan respon dari suatu aksi, yakni tujuan.
Sedangkan menurut Sardiman 1992: 75,motivasi merupakan
serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka
akan berusaha untuk meniadakan perasaan tidak suka itu. Pendapat lain dikemukakan oleh Hoy dan Miskel dalam Ngalim Purwanto 2003: 72
yang mengemukakan bahwa: motivasi dapat didefinisikan sebagai kekuatan-kekuatan yang
kompleks, dorongan-dorongan, kebutuhan-kebutuhan, pernyataan- pernyataan ketegangan tension states, atau mekanisme-
mekanisme lainnya yang memulai dan menjaga kegiatan-kegiatan yang diinginkan kearah pencapaian tujuan-tujuan personal.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
motivasi adalah suatu dorongan yang mengakibatkan perubahan energi pada diri seseorang untuk mencapai tujuan. Sedangkan motivasi belajar
merupakan dorongan yang berasal dari dalam atau luar diri seseorang sehingga dapat menimbulkan kegiatan belajar.
24
b. Fungsi Motivasi
Pada proses pembelajaran motivasi merupakan hal yang penting dilihat dari fungsi dan manfaatnya. Motivasi dapat mendorong timbulnya
kelakuan dan mempengaruhi serta mengubah kelakuan. Menurut Oemar Hamalik 2011: 161, fungsi motivasi adalah:
1 Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan. Tanpa
motivasi maka tidak akan timbul sesuatu perbuatan seperti belajar.
2 Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan
perbuatan mencapai tujuan yang diinginkan. 3
Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Ia berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar kecilnya motiasi akan menentukan
cepat atau lambatnya suatu pekerjaan. Menurut Ngalim Purwanto 2003: 70 “fungsi motivasi itu ialah 1
mendorong manusia untuk berbuatbertindak 2 menentukan arah perbuatan 3 menyeleksi perbua
tan kita”. Pendapat lain juga dikemukakan oleh Nana Syaodih Sukmadinata 2004: 62 fungsi
motivasi ada 2, yaitu: 1
Mengarahkan Dalam mengarahkan kegiatan motivasi berperan mendekatkan
atau menjauhkan individu dari sasaran yang akan dicapai. Apabila sasaran atau tujuan merupakan suatu sasaran yang
diinginkan oleh individu, maka motivasi berperan mendekatkan dan bila sasaran atau tujuan tidak diinginkan individu maka
motivasi berperan menjauhkan.
2 Mengaktifkan atau meningkatkan kegiatan
Suatu kegiatan atau perbuatan yang tidak bermotif atau motifnya sangat lemah, akan dilakukan dengan tidak sungguh-sungguh,
tidak terarah, dan kemungkinan besar tidak akan membawa hasil, sebaliknya apabila motivasinya besar atau kuat maka akan
dilakukan dengan sungguh-sungguh, terarah dan penuh semangat sehingga kemungkinan akan berhasil lebih besar.