106
Tabel 11. Peningkatan Kemampuan Berhitung Siswa Autis Kelas I SDLB SLB Muhammadiyah Gamping
No. Subyek Persentase
Awal Persentase
Siklus I Persentase
Siklus II Persentase
Peningkatan Siklus I
Siklus II 1.
ALA 43,33
70 86,67
26,67 43,33
2. RM
36,67 56,67
76,67 20
40 Rata-rata
40 63,33
81,67 23,33
41,67
Tabel 11. Menunjukkan pencapaian peningkatan setiap subyek. Dari tes kemampuan awal, tes pasca tindakan siklus I dan tes pasca tindakan siklus II.
Rata-rata pencapaian skor juga mengalami peningkatan dari 40 pada tes kemampuan awal menjadi 63,33 pada tes pasca tindakan siklus I dan
meningkat lagi menjadi 81,67 pada tes pasca tindakan siklus II. Pencapaian kemampuan berhitung pada setiap subyek dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Subyek 1 ALA
Perolehan persentase skor subyek pada kemampuan awal sebesar 43,33, meningkat menjadi 70 pada pasca tindakan siklus I dan
meningkat lagi menjadi 86,67 pada pasca tindakan siklus II. Pencapaian peningkatan pasca tindakan siklus I sebesar 26,67 dan peningkatan
pasca tindakan siklus II sebesar 43,33. Kemampuan berhitung subyek semakin meningkat. Subyek mampu mengucapkan bilangan 1 sampai 5
dengan benar. Subyek sudah semakin baik dalam menghitung gambar lingkaran dan menjodohkan dengan angka yang tepat. Daya konsentrasi
dan keaktifan subyek dalam pembelajaran juga semakin baik. Subyek juga dapat menjawab dan menanggapi pertanyaan guru dengan baik.
107
2. Subyek 2 RM
Perolehan persentase skor subyek pada kemampuan awal sebesar 36,67, meningkat menjadi 56,67 pada pasca tindakan siklus I dan
meningkat lagi menjadi 76,67 pada pasca tindakan siklus II. Pencapaian peningkatan pasca tindakan siklus I yaitu 20 dan peningkatan pasca
tindakan siklus II sebesar 40. Kemampuan berhitung subyek semakin meningkat meskipun masih membutuhkan bantuan guru. Subyek mampu
menyebutkan bilangan 1 sampai 5 dengan benar. Kemampuan subyek dalam mengurutkan bilangan 1 sampai 5 sudah cukup bagus. Daya
konsentrasi subyek sudah semakin meningkat, subyek mampu melaksanakan instruksi guru dengan baik. Subyek mampu memberikan
jawaban dan tanggapan yang sesuai dengan pertanyaan guru. Kemampuan subyek dalam membilang juga semakin baik. Subyek mampu menghitung
jumlah gambar lingkaran dan menjodohkan dengan angkanya meskipun dengan sedikit bantuan.
K. Uji Hipotesis
Uji hipotesis tindakan dilakukan atas dasar ketercapaian tindakan yang menyatakan bahwa tindakan dinyatakan berhasil apabila dapat mencapai
kriteria keberhasilan sebesar 65. Hasil evaluasi pada siklus II menunjukkan bahwa persentase skor yang dicapai oleh subyek ALA sebesar 86,67,
sedangkan persentase skor yang dicapai oleh subjek RM sebesar 76,67. Hal
itu berarti bahwa kriteria keberhasilan dapat tercapai.
108
Berdasarkan hasil yang telah dicapai siswa, hipotesis tindakan yang menyatakan bahwa kemampuan berhitung pada siswa autis kelas I SDLB SLB
Muhammadiyah Gamping dapat ditingkatkan melalui penggunaan media dot cards telah terbukti.
L. Pembahasan Hasil Penelitian Peningkatan Kemampuan Berhitung
dengan Menggunakan Media Dot Cards
Tindakan dalam penelitian ini berupa penggunaan media dot cards untuk meningkatkan kemampuan berhitung siswa autis kelas I SDLB SLB
Muhammadiyah Gamping. Tindakan tersebut dilaksanakan dalam dua siklus. Setelah dilakukan tes kemampuan awal, subyek diberikan tindakan berupa
penggunaan media dot cards yang terbagi dalam 3 kegiatan yaitu persiapan, pelaksanaan dan penutup. Pada siklus I, skor yang diperoleh ALA sudah
memenuhi kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan yaitu sebesar 65, sedangkan RM belum mencapai kriteria keberhasilan meskipun telah
menunjukkan adanya peningkatan dalam berhitung. Peningkatan kemampuan berhitung subyek ALA dapat dilihat dari
kemampuan subyek
menyebutkan, mengurutkan,
menghitung, dan
membilang. Subyek mampu menyebutkan bilangan 1 sampai 5 dengan benar. Subyek mampu mengurutkan lambang bilangan 1 sampai 5 dengan tepat
meskipun membutuhkan bantuan sedikit dari guru. Subyek juga mampu menghitung gambar lingkaran dan menjodohkannya dengan kartu angka yang
sesuai dengan sedikit bantuan. Daya konsentrasi subyek sudah semakin bagus,
109
subyek mudah mengerti instruksi yang diberikan oleh guru. Subyek juga mampu memberikan jawaban dan tanggapan dari pertanyaan guru. Subyek
memiliki keaktifan yang bagus saat proses pembelajaran. Peningkatan kemampuan berhitung pada subyek RM dapat dilihat dari
kemampuan menyebutkan, mengurutkan dan menghitung. Subyek mampu menyebutkan dan mengurutkan angka 1 sampai 5 dengan benar meskipun
membutuhkan sedikit bantuan. Subyek mampu menghitung gambar lingkaran yang ada dikartu dot cards dengan tepat meskipun masih membutuhkan
bantuan penuh untuk menjodohkan dengan kartu angka. Antusias subyek untuk mengikuti pembelajaran semakin bagus. Subyek mampu duduk lama
dan hanya membeo beberapa kali saat di kelas. Subyek juga mampu menjawab dan memberikan tanggapan terhadap instruksi maupun pertanyaan
guru. Reys dalam Tombokan Runtukahu, 1996 : 93 menyatakan bahwa
menghitung adalah suatu proses dimana murid menyebutkan bilangan dengan nama bilangannya. Kegiatan menghitung diawali dengan pengenalan bilangan,
membaca bilangan, mengurutkan bilangan serta membilang. Proses membilang menyangkut dua kegiatan yaitu siswa dapat menyebut seri
bilangan mulai dari satu dan siswa dapat menunjuk pada obyek-obyek berbeda sementara siswa menghitung. Mumpuniarti 2007 : 150 menyatakan bahwa
untuk pengenalan bilangan bagi siswa dapat dilakukan dengan menghitung benda sesungguhnya, kemudian dijodohkan dengan angka, dilanjutkan dengan
gambar dan angkanya, sampai ketingkat abstrak hanya simbol angkanya.
110
Pembelajaran berhitung dengan menggunakan media dot cards mampu membimbing siswa autis untuk menyebut bilangan dengan nama bilangannya.
Melalui media dot cards siswa belajar mengenal angka dan berhitung menggunakan gambar lingkaran, kemudian dimatchingkan dengan angkanya.
Liebeck dalam Tombokan Runtukahu, 1996 : 98 menganjurkan pengajaran matematika dengan memperhatikan prosedur mengajar :
pengalaman, bahasa, gambar dan simbol. Gambar dan simbol digunakan untuk mempermudah siswa menerima materi yang akan diberikan oleh guru. Melalui
media dot cards siswa dapat belajar berhitung menggunakan gambar lingkaran dan simbol bilangan yang kemudian menjodohkan gambar lingkaran dengan
simbol lingkaran yang sesuai. Selain itu, siswa autis juga dapat belajar mengenal bilangan bentuk lisan, mengenal dan membaca bilangan,
mengurutkan bilangan dan membilang menggunakan media dot cards yang terdiri dari gambar lingkaran dan simbol angka. Berdasarkan adanya
peningkatan dalam kemampuan berhitung pada siswa autis, menjadikan media dot cards memberikan dampak positif sehingga teori tentang pengajaran
matematika menggunakan media dot cards yang terdiri dari gambar dan simbol dapat terbukti.
Hasil yang diperoleh pada tindakan siklus I menunjukkan bahwa subyek ALA dan subyek RM mengalami peningkatan. Tetapi, subyek RM
belum mencapai kriteria keberhasilan yang telah ditentukan. Berdasarkan hal tersebut maka perlu diberikan tindakan siklus II. Tindakan siklus II dilakukan
dengan lebih terencana dan berdasar pada hasil refleksi siklus I. Setelah
111
pemberian tindakan siklus II, diketahui bahwa semua subyek telah mencapai kriteria keberhasilan yang telah ditentukan yaitu sebesar 65. Peningkatan
kemampuan berhitung subyek dapat dilihat dari kemampuan menyebutkan, mengurutkan lambang bilangan, menghitung dan membilang.
Peningkatan kemampuan berhitung ini tidak terlepas dari adanya beberapa perbaikan dari tindakan siklus I ke tindakan siklus II. Beberapa
perbaikan yang dilakukan antara lain subyek diberikan lebih banyak waktu untuk mencoba dan berlatih, pemberian reward berupa pujian kepada subyek
agar merasa senang dan lebih giat lagi dalam belajar, serta memberikan bimbingan lebih kepada subyek RM. Bimbingan lebih yang ditujukan kepada
subyek RM berupa guru mendampingi dalam mengurutkan dan membilang. Selain itu, subyek RM diberikan kesempatan yang lebih banyak untuk
mencoba dan berlatih berhitung menggunakan media dot cards. Penggunaan media dot cards ini terdiri dari tiga tahapan sistematis
berupa persiapan, pelaksanaan dan penutupan. Tahap persiapan diawali dengan mengenalkan media dot cards terhadap semua subyek. Subyek
dibiarkan untuk memainkan media dot cards dengan cara mereka sendiri. Tahap pelaksanaan, guru mulai menjelaskan kepada semua siswa tentang
tahapan berhitung dengan menggunakan media dot cards. Guru memberikan contoh kepada siswa bagaimana cara menggunkan media dot card. Tahap
pelaksanaan berakhir pada saat materi telah disampaikan kepada siswa. Selanjutnya adalah tahap penutup yang dilakukan dengan evaluasi. Evaluasi