23
saja atau adanya korespondensi 1 – 1 antara obyek dan bilangan.
Kegiatan membilang
dasar dimulai
dengan membilang
sekumpulan obyek dimulai dari 1 sampai 3 obyek, dilanjutkan dengan 4
– 6 obyek, kemudian 7 – 10 obyek. Keterampilan membilang 1
– 10 merupakan dasar membilang lanjutan. 4
Membilang dengan unit Dalam cara membilang ini, murid untuk pertama kalinya
membilang obyek-obyek khayalan atau berupa simbol misalnya jari tangan untuk menjadi obyek yang akan dihitung.
5 Membilang kardinal
Kegiatan membilang kardinal menyangkut membilang semua obyek konkrit, baik yang secara fisik maupun secara mental.
6 Membilang ordinal
Membilang ordinal merupakan keterampilan yang dibutuhkan dalam penjumlahan, misalnya 3 + ... = 7 .
d. Operasi bilangan bulat. Reys dkk dalam Tombokan Runtukahu, 1996 :
97 mengemukakan bahwa dalam mengadakan operasi bilangan dibutuhkan beberapa prasyarat tertentu. Tiga syarat utama operasi
bilangan adalah keterampilan membilang, pengalaman konkrit, dan kemampuan bahasa. Operasi bilangan mencakup penjumlahan,
pengurangan, pembagian dan perkalian. e.
Bilangan pecah dan operasinya. Pengenalan bilangan pecah bagi murid-murid sebaiknya dilaksanakan dengan menggunakan model.
24
Beberapa model yang sering digunakan dalam mengajarkan bilangan pecah adalah panjang, himpunan dan daerah.
2. Pengertian Kemampuan Berhitung
Kemampuan berhitung adalah salah satu diantara materi pembelajaran matematika. Hal itu dikemukakan Polloway Patton
Dalam Mumpuniarti : 2007 “... teaching specific math skills. It is organized inti three sections : computational skills, applied math skills,
and problem solving and reasoning skills .” Pendapat itu mengemukakan
bahwa keterampilan bidang matematika yang spesifik terdiri dari tiga bagian, yaitu : keterampilan menghitung, keterampilan aplikasi
matematika, serta keterampilan merasionalkan dan pemecahan masalah. Kemampuan menghitung sebagai salah satu dari bagian keterampilan
spesifik dengan menggunakan matematika diperlukan sebagai dasar kemampuan keterampilan berikutnya. Hal tersebut dikemukakan Cawley
Mumpuniarti, 2007 : 141 bahwa keutamaaan kompetensi menghitung ada dua alasan : 1 it is valuable or determining correct answer in problem
solving tasks and 2 it helps a person to determine the reasonableness of responses in everyday situations. Maksudnya kemampuan menghitung
merupakan kemampuan yang berharga dalam rangka pemecahan masalah dan membantu seseorang untuk menentukan alasan-alasan merespon
situasi sehari-hari. Atas dasar alasan itu, pembelajaran menghitung diutamakan bagi semua siswa termasuk siswa autis
25
Kemampuan berhitung permulaan menurut Susanto 2011: 98 adalah kemampuan yang dimiliki setiap anak untuk mengembangkan
kemampuannya, karakteristik perkembangannya dimulai dari lingkungan yang
terdekat dengan
dirinya, sejalan
dengan perkembangan
kemampuanya anak dapat dapat meningkat ke tahap pengertian mengenai jumlah, yang berhubungan dengan penjumlahan dan pengurangan.
C. Kajian tentang Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Media pembelajaran memiliki peranan yang sangat penting dalam proses kegiatan belajar mengajar. Dengan menggunakan media
pembelajaran yang beraneka ragam maka proses penyampaian informasi kepada siswa menjadi lebih mudah serta siswa pun lebih cepat untuk
memahami. Kata media itu sendiri berasal dari bahasa Latin medius dan merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti
perantara atau pengantar. Gerlach Ely mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang
membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Azhar Arsyad, 2006 : 3.
Batasan lain mengenai media juga dikemukakan oleh beberapa ahli. Asosiasi Teknologi dan Komunikasi Pendidikan Association of
Education and Communication TechnologyAECT memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan untuk
26
menyampaikan pesan atau informasi. Gagne Arif S. Sadiman, 2006 : 6 menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam
lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Sementara itu Hamidjojo Azhar Arsyad, 2006 : 4 memberi batasan media sebagai
semua bentuk perantara yang digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide,
gagasan atau pendapat yang dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju. Dari berbagai batasan yang telah dikemukakan para ahli
diatas, maka dapat disimpulkan bahwa media adalah segala bentuk perantara yang digunakan untuk menyampaikan pesan atau informasi yang
berupa ide, gagasan atau pendapat agar pesan atau informasi yang diberikan itu sampai kepada penerima yang dituju serta dapat memberikan
stimulus untuk belajar. Media pembelajaran menurut Yusufhadi Miarso Yusufhadi
Miarso dkk, 1984 : 49 adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang fikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga
dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa. Heinich dkk Azhar Arsyad, 2006 : 4 mengemukakan istilah medium sebagai perantara
yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Apabila media itu membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau
mengandung maksud-maksud pengajaran, maka media itu disebut media pembelajaran. Jadi media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang
membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau
27
mengandung maksud-maksud pengajaran serta dapat digunakan untuk merangsang fikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga
dapat terjadi proses pembelajaran. Pemilihan media pembelajaran menurut Nana Sudjana Ahmad
Rivai 2002 : 4 untuk kepentingan pengajaran sebaiknya memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut :
a. Ketepatannya dengan tujuan pengajaran; artinya media pengajaran
dipilih atas dasar tujuan-tujuan instruksional yang telah ditetapkan. Tujuan-tujuan instruksional yang berisikan unsur pemahaman, apikasi,
analisis, sintesis
lebih memungkinkan
digunakannya media
pembelajaran. b.
Dukungan terhadap isi bahan pelajaran; artinya bahan pelajaran yang sifatnya fakta, prinsip, konsep dan generalisasi sangat memerlukan
bantuan media agar lebih mudah dipahami siswa. c.
Kemudahan memperoleh media; artinya media yang diperlukan mudah diperoleh, setidak-tidaknya mudah dibuat oleh guru pada waktu
mengajar. Media grafis umumnya dapat dibuat guru tanpa biaya yang mahal, disamping sederhana dan praktis penggunaannya.
d. Keterampilan guru dalam menggunakannya; apapun jenis media yang
diperlukan syarat utama adalah guru dapat menggunakannya dalam proses pengajaran. Nilai dan manfaat yang diharapkan bukan pada
medianya, tetapi dampak dari penggunaan oleh guru pada saat terjadinya interaksi belajar siswa dengan lingkungannya.
28
e. Tersedia waktu untuk menggunakannya; sehingga media tersebut
dapat bermanfaat bagi siswa selama pengajaran berlangsung. f.
Sesuai dengan taraf berpikir siswa; memilih media untuk pendidikan dan pengajaran harus sesuai dengan taraf berpikir siswa, sehingga
makna yang terkandung didalamnya dapat dipahami oleh para siswa.
2. Klasifikasi Media Pembelajaran
Media pembelajaran menurut Arif S. Sadiman 2006 : 11 dibagi menjadi beberapa jenis, diantaranya adalah :
a. Media Grafis
Media grafis termasuk media visual yang berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang
dipakai menyangkut indera penglihatan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam simbol-simbol komunikasi visual. Secara khusus
media grafis berfungsi untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide, mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat
dilupakan atau diabaikan bila tidak digrafiskan. Beberapa contoh media pembelajaran yang termasuk kedalam jenis media grafis adalah
: 1
Gambarfoto. Media pembelajaran yang sering dipakai adalah gambarfoto. Gambarfoto ini sifatnya konkret, dapat mengatasi
batasan ruang dan waktu, serta mudah didapat dan harganya murah. 2
Sketsa. Sketsa adalah gambar sederhana, atau draft kasar yang melukiskan bagian-bagian pokoknya tanpa detail. Penggunaan