BAB IV TEMUAN DATA DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
4.1.1 Keadaan Geografis
Tiga Binanga merupakan sebuah nama kelurahan di Kecamatan Tiga Binanga Kabupaten Karo yang berjarak 0 km dari Kecamatan Tiga
Binanga dan 37 km dari Kota Kaban Jahe. Luas wilayah Kelurahan Tiga Binanga adalah 535 Ha atau 160,38 Km
2
dan terletak 600-700M di atas permukaan laut. Secara letak geografis Kelurahan ini di kelilingi oleh sungai
sehingga kerap juga di panggil Singalor Lau arti dalam bahasa Indonesia yang di aliri suangai. Makna dari Tiga Binanga adalah Tiga yag berarti
pekanpajakpasar dan Binanga adalah sungai. Batas-batas Kelurahan Tiga Binanga secara administratif adalah sebelah utara berbatas dengan Uruk Biru,
sebelah selatan berbatas dengan Desa Gunung, sebelah timur berbatas dengan Desa Kuala dan sebelah barat berbatas dengan Desa Kuta Galuh. Kelurahan
Tiga Binanga didirikan oleh Marga Sebayang dari Desa Kuala sebagai marga tanah beserta dengan anak berunya Marga Ginting Tampune, Sembiring
Brahmana, Tarigan Sibayak Juhar dan Karo-Karo Sinulingga sebagai anak beru tanah dan kalimbubunya Marga Sembiring Meliala sebagai kalimbubu
tanah. Sejak berdirinya Kecamatan Tiga Binanga Kelurahan Tiga
Binanga, Daerah ini merupakan salah satu Kota perlintasan bagi masyarakat
Universitas Sumatera Utara
yang melangsungkan perjalanan jauh lintas Medan ke Kota Cane, Aceh, Dairi dan Kota lainnya. Tiga Binanga merupakan Daerah yang dilintasi jalan
Provinsi sehingga Daerah Tiga Binanga tidak asing di kalangan masyarakat yang tinggal di luar Tiga Binanga. Selain itu Tiga Binanga juga merupakan
tempat bertemunya para penjual dan pembeli. Hasil-hasil alam seperti rempah-rempah yang dijual oleh masyarakat juga di datangi oleh pembeli
yang berasal dari daerah Tapian nauli Tapanuli dalam bahasa Karo. Kehidupan sosial budaya masyarakat Kelurahan Tiga Binanga
masih menerapkan nilai-nilai peradatan yang diajarkan oleh leluhur mereka. Masyarakat masih hidup dalam ikatan kekeluargaan yang sangat erat yang di
sebut dengan sangkep nggeluh kerabat dalam bahasa indonesia. Sikap saling menghormati di tengah-tengah kehidupan masyarakat hingga saat ini
tetap di pertahankan. Hal tersebut dapat dibuktikan dari sikap hormat yang diberikan kepada Kalimbubu si pemilik darah atau keluarga dari ibu yang
posisikan sebagai Dibata ni idah Tuhan yang terlihat. Selain itu hingga pada saat ini masyarakat masih tetap melaksanakan pesta-pesta budaya
seperti pesta tahunan Kerja Tahun yang dilaksanakan setiap tahun, acara pernikahankematian secara adat, menerapkan sistim rebu budaya tidak
bercakapan antara mertua dengan menantu perempuan dan menantu laki- laki.
Ketetapan masyarakat Tiga Binanga dalam memelihara adat istiadat mereka menjadi suatu ciri khas bagi Suku Karo yang ada di Daerah
tersebut, selain itu warisan budaya leluhur dalam meracik obat-obatan tradisional juga tetap dipertahankan sehingga Kecamatan Tiga Binanga
Universitas Sumatera Utara
bukanlah Daerah yang asing bagi kalangan masyarakat yang berdomisili di Tanah Karo.
Tabel 4.1 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk Menurut DesaKelurahan Tahun 2007 KECAMATAN TIGA
BINANGA No
DesaKelurahan Luas Km
2
Jumlah Penduduk
Kepadatan Penduduk
JiwaKm
2
1. Lau Kapur
8 507
63,38 2. Kem-Kem
6 523
87,17 3. Gunung
7,64 741
96,99 4. Simp
Pergndangen 6
370 61,67
5. Pergendangen 7
1591 227,29
6. Tiga Binanga
11 4493
408,45 7. Kuta
Galoh 5
548 109,60
8. Kuta Raja
8 487
60,88 9. Bunga
Baru 10
919 91,90
10. Pertumbuken 6 501 83,50
11. Kuala 11 1201
109,18 12. Kuta Buara
4 277
69,25 13. Simolap 3
330 110,00
14. Kuta Bangun 11
1619 147,18
15. Sukajulu 3,74 562
150,27 16. Kuta Mbaru Punti
14 715
51,07 17. Kuta Great
10 308
30,80 18. Limang 12
1054 87,83
19 Perbesi 17
2392 140,71
Jumlah 160,38 19138
140,71
Sumber : Katalog BPS Tiga Binanga Dalam Angka 2007
4.1.2 Keadaan Penduduk