2.3 Hubungan Antar-Kelompok
Pembahasan menegnai hubungan antar kelompok cenderung dipusatkan pada deskripsi dan penjelasan hubungan sosial anatara kelompok yang statusnya
berbeda. Kata kelompok dalam konsep hubungan antar kelompok mencakup semua kelompok yang diklasifikasikan berdasarkan kriteria ciri fisiologis,
kebudayaan, ekonomi dan perilaku. Faktor yang mempengaruhi kelompok minoritas dapat dikaji dengan menggunakan dimensi sejarah, demografi, sikap,
institusi, gerakan sosial dan tipe utama hubungan antar-kelompok. Suatu bentuk hubungan yang banyak disoroti dalam kajian terhadap hubungan antar-kelompok
ialah hubungan mayoritas-minoritas. Dalam defenisi Kinloch kelompok mayoritas ditandai oleh adanya kelebihan kekuasaan, konsep mayoritas tidak dikaitkan
dengan jumlah anggota kelompok. Adapula ilmuan sosial yang berpendapat bahwa konsep mayoritas didasarkan pada keunggulan jumlah anggota Sunarto,
2004 :143-149. Stanley Liberson mencoba mengklasifikasikan pola hubungan antara
kelompok. Menurutnya kita dapat membedakan antara dua pola utama: pola dominasi kelompok pendatang atas pribumi migrant superordination, dan pola
dominasi kelompok pribumi atas kelompok pendatang indigenous Superordination
. Menurut Liberson perbedaan pola hubungan superordinasi- subordinasi antara migran penduduk asli menentukan pola hubungan antara kedua
kelompok. Dominasi pribumi di bidang ekonomi dan politik, di pihak lain, kurang
memancing konflik dengan pihak migran yang didominasi. Penguasa pribumi cenderung dapat mempertahakan keutuhan institusi politik dan ekonomi mereka.
Universitas Sumatera Utara
Kelompok pribumi dominan, di pihak lain, berusaha mempertahankan dominasi mereka dengan jalan mengendalikan jumlah dan jenis migran yang masuk dalam
masyarakat mereka. Dalam situasi dominasi penduduk setempat, di pihak lain, kelompok migran cenderung mengasimilasikan diri dengan penduduk setempat
Sunarto, 2004 :150-151. Melihat kondisi saat ini, Kelurahan Tiga Binanga banyak dikunjungi oleh
para migran yang berasal dari berbagai Daerah dengan berbagai perbedaan baik ekonomi, kebudayaan dan ciri pisiologis. Maka dari itu akan terjadi hubungan
antar-kelompok yaitu adanya hubungan yang terjalin antara masyarakat Suku Karo sebagai penduduk pribumi serta mendominasi wilayah teresebut dengan
penduduk migran yang berasal dari Suku Jawa, Batak Toba, Padang dan Nias. Adanya perbedaan kebudayaan menyebabkan terjadinya proses saling
mempengaruhi, mengubah dan memperbaiki kelakuan individu sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di Kelurahan Tiga Binanga. Hubungan antar-
kelompok juga terlihat dari adanya proses asimilasi dan amalgamasi pada masyarakat Kelurahan Tiga Binanga , sehingga dalam penelitian ini saya
menyoroti hal tersebut di tengah-tengah masyarakat Kelurahan Tiga Binanga kecamatan Tiga Binanga.
2.4 Teori Asimilasi Budaya