Legiono 39 Tahun Profil Penduduk Migran .1 Nila Agustina 29 Tahun

lahan pertanian milik Pak Iskandar Sebayang dan mengelola lahan milik peninggalan suaminya. Nurhayati menyatakan bahwa ia bangga dan senang menjadi orang Karo meskipun cangkokan.

4.2.1.10 Legiono 39 Tahun

Legiono adalah salah satu migran etnis Jawa yang berasal dari Bahorok. Ia terdiri dari lima orang bersaudara dan tingkat pendidikan terakhir adalah SMP. Ia sudah 26 tahun tinggal di Tiga Binanga dan ia sudah berusia 42 tahun. Awal ia mengetahui Daerah Tiga Binanga ialah melalui saudaranya yang dahulu saat ia masih kecil juga pernah marantau ke Kelurahan Tiga Binanga. Saat usia yang sudah meranjak dewasa tibalah bagi Legiono untuk merantau dan memilih Kelurahan Tiga Binanga sebagai tempat untuk mengadu nasib. Ia mengakui bahwa Daerah asalnya di Bahorok susah untuk mendapatkan pekerjaan yang cepat mendapatkan uang. Pada awal ia tinggal di Kelurahan Tiga Binanga ia menyewa rumah kontrakan yang di miliki oleh Bapak Budi Ginting yang berpropesi sebagai wiraswasta. Pada saat itu Legiono masih lajang. Setiap hari ia bekerja sebagai buruh harian di ladang penduduk setempat. Ia bekerja menanami jagung, memanen jagung, memanjat kelapa, membabat rumput, dan terkadang juga menjadi tukang bagunan. Banyak keahlian Legiono yang dapat ia pergunakan untuk mendapatkan penghasilan. Sehingga ia Universitas Sumatera Utara mengakui bahwa orang lain menyatakan namanya adalah Legiono serba bisa. Bapak Budi pemilik rumah kontrakan tempat Legiono tinggal sudah berusia 62 tahun dan tidak menikah. Ia bekerja di Kantor camat Tiga Binanga dan sekaligus juga sebagai petani. Ia memiliki sejumlah perladangan yang cukup luas, ladang tersebut merupakan warisan dari keluarganya. Ketika Bapak Budi sibuk mengurus pekerjaannya di kantor maka ia selalu memerintahkan Legiono untuk mengurusi tanaman di ladangnya. Sampai-sampai ia tidak meminta bayaran rumah pada Legiono yang mengontrak rumahnya. Legiono mengakui awalnya ia sangat bingung untuk memulai interaksi dengan masyarakat. Ia tidak pandai berbahasa Karo dan cenderung pemalu. Namun ia memutuskan untuk belajar bahasa Karo dan menunjukan semangat kerja dan keahliannya. Ia banyak memperhatikan perilaku masyarakat setempat, ia juga sering minum kopi bersama kaum laki-laki di warung Kopi. Seiring berjalannya waktu maka Bapak Budi Ginting menyerahkan ladangnya untuk di kelola secara penuh oleh Legiono. Hal tersebut karena Bapak Budi sibuk dengan urusan pekerjaannya. Maka dari itu ia hanya terima beresih saja, ia akan bertemu dengan hasil panen lahannya di gudang penggilingan jagung dan mengurusi penjualannya saja. Untuk urusan memupuk, memompa tanaman, mengurusi panen atau urusan- urusan ladang lainnya di percayakan penuh kepada Legiono. Universitas Sumatera Utara Legiono mengakui bahwa ia sangat bersyukur bisa bertemu dengan Bapak Budi Ginting. Setelah 7 tahun bekerja sama maka Bapak Budi Ginting membrikan penghargaan Marga kepada Legiono. Saat pemberian marga kepada Legion maka keluarga besar Bapak Budi Ginting ikut merayakan dan membuat upacara syukuran di rumahnya. Beberapa waktu kemudian ia menikahi Ertina br Sembiring yang juga merupakan putri Daerah Kelurahan Tiga Binanga. Acara pernikahan mereka dilakukan dengan adat Karo. Legiono menyatakan bahwa ia tidak pernah berkonflik dengan penduduk setempat, ia juga tidak berniat kembali ke Bahorok karena sudah nyaman dan mengalami kesejahteraan di Kelurahan Tiga Binanga. Hingga saat ini ia terus bekerja mengelola lahan milik Bapak Budi Ginting.

4.2.1.11 Safitri 28 Tahun