sekarang hubungannya dengan Bapak Simpang tetap terjaga baik. Karena kondisi anak-anak Bapak Simpang yang tinggal jauh dan kondisi fisik
yang sudah lemah maka Bapak Simpang menyerahkan ladangnya untuk di kelola oleh Bapak Marfel Jambak. Mereka menerapkan sistem bagi hasil
yang sesuai dengan kesepakatan. Bapak Simpang dan anak-anaknya senang bisa bertemu dan memiliki hubungan kekeluargaan dengan Bapak
Marfel. Selain ada yang memperhatikan Bapak Simpang dan isteri di Kelurahan Tiga Binaga,ladang mereka juga bisa tetap di kelola dan
membuahkan hasil.
4.2.2.3 Ibu Ngelongsa Tarigan 78 Tahun
Ibu Ngelongsa Tarigan adalah salah satu penduduk lokal yang berdomisili di Tiga Binanga. Saat ini ia sudah berusia 78 tahun dan hidup
sebagai seorang janda. Beliau memiliki 4 orang anak yang sudah menikah dan tinggal di liar pulau sumatera. Akivitas sehari-hari Ibu Ngelongsa
Tarigan adalah bertani. Ia mengakui bahwa sejak anak-anak ia sudah bekerja ke ladang dan dari hasil ladangnyalah anak-anaknya bisa sekolah.
Beberapa puluh tahun yang lalu Ibu Ngelongsa Tarigan yang kerap di panggil Tigan bertemu dengan julardi. Pada saat itu Julardi mulai
merantau ke Kelurahan Tiga Binanga dan tinggal di kontrakan Ibu Ngelongsa. Usaha adaptasi yang Julardi lakukan untuk bergaul dengan
lingkungan dan keluarga Ibu Ngelongsa menarik simpati keluarga Ibu Ngelongsa. Melihat Julardi memiliki semangat kerja yang tinggi, jujur,
Universitas Sumatera Utara
rajin beribadah, dan sering membatu keluarga Ibu Nngelongsa ketika ada acara-acara keluarga di rumahnya. Hasil kerja Julardi pada saat bekerja di
ladang juga memuaskan si pemilik lahan. Keperdulian Julardi kepada keluarga Ibu Nngelongsa menjadikan
Kelurga tersebut mengangkat Julardi yang pada saat itu masih lajang sebagai anggota keluarga Ibu Ngelongsa. Bapak Julardi di beri marga
Tarigan. Pada saat pemberian marga pada Julardi keluarga Ibu Ngelongsa juga membuat acara makan bersama di rumahnya dan mengundang para
kerabatnya yang ada di Kelurahan Tiga Binanga. Sampai pada saat ini hubungan kekeluargaan Ibu Ngelongsa
dengan bapak Julardi terjalin baik. Saat Bapak Julari menikah dengan isterinya yang berasal dari Kelurahan Tiga Binanga, maka Keluarga Ibu
Nngelongsalah yang menjadi wakil pihak laki-laki. Kerja sama dan kekerabatan mereka sampai saat ini tetap rukun. Bapak julardi juga kerap
menghadiri pesta-pesta adat masyarakat setempat.
4.2.2.4 Iskandar Sebayang 42 tahun
Bapak Iskandar Sebayang adalah salah satu penduduk lokal di Kelurahan Tiga Binanga. Saat ini beliau sudah berusia 42 tahun dan
memiliki seorang isteri serta empat orang anak perempuan. Aktivitas sehari-hari Bapak Iskandar adalah bertani sambil mengelola usaha
Cattering dan isterinya sebagai salah seorang guru di SD yang terdapat di Kelurahan Tiga Binanga.
Universitas Sumatera Utara
Awal petemuannya dengan Nurhayati adalah lokasi tempat tinggal yang berdekatan. Pada saat itu Bapak Iskandar mengakui bahwa ia sangat
membutuhkan tenaga orang lain guna membantu dia mengelola pekerjaannya. Kondisi isteri yang harus setiap hari pergi ke sekolah, anak
yang masih kecil dan usaha cattring yang banyak orederan membuat Bapak Iskandar kewalahan mengelolanya.
Strategi adaptasi yang dilakukan oleh Nurhayati menari simpati Kelurga Bapak Iskandar, awalnya ia sering datang bermain ke rumah
dengan anak-anak pak Iskandar, ia juga sering membawa makanan dan terkadang isteri Bapak iskandar menitipkan anaknya kepada Nurhayati.
Saat melihat hasil kerja Nurhayati dalam mengerjakan pekerjaan ladang keluarga Pak Iskandarpun suka, ketika diminta bantuan untuk mengurus
usaha cattering Nurhayati juga cekatan dalam bekerja. Semangat kerja keras Nurhayati ditambah dengan kejujuran,
kesopanan dan rasa kepeduliannya menarik simpati Keluarga besar bapak Iskandar dan mengajak Nurhayati menjadi kerabat mereka. Nurhayati
dijadikan keluarga dan diberikan Bru Sebayang. Pemberian marga kepada Nurhayati juga dirayakan dengan membuat syukuran makan bersama di
rumah Bapak Iskandar. Tiba ketika Nurhayati menikah maka keluarga Bapak Iskandarlah yang menjadi wakilnya karena dirayakan dengan adat
Karo. Sejak awal bekerja hingga saat ini hubungan Bapak Iskandar dengan Ibu Nurhayati tetap baik dan rukun. Mereka sudah seperti saudara kandung
dan saling membantu satu sama lain.
Universitas Sumatera Utara
4.2.2.5 Budi Ginting 62 Tahun