Lilis Suryani Mendrofa yang telah di sahkan menjadi Lilis Suryani br Ginting menikah dengan Mahendra Sebayang yang merupakan putra
Daerah Tiga Binanga. Awalnya Lilis menganut agama islam dan Mahendra Kristen Protestan. Ketika ingin melaksanakan pesta pernikahan
maka mereka memutuskan untuk sama-sama memeluk agama Kristen protestan. Sekarang pernikahan mereka sudah di karuniai dua anak
perempuan. Kegiatan mereka sehari-hari adalah mengelola lahan yang di miliki oleh suaminya. Setiap kegiatan di Kelurahan seperti siskamling,
gotong-royong, kegiatan keagamaan keluarga Lilis turut ambil bagian. Mereka menyadari bahwa Tiga Binanga adalah Daerah masa depan
mereka, keluarga dan juga sumber penghasilan mereka ada di Tiga Binanga dan memutuskan untuk tidak akan pernah pindah dari Kelurahan
Tiga Binanga.
4.2.1.3 Lesmi Melfawati Boru Tindaon 31 tahun
Lesmi Melfawati Boru Tindaon adalah migran yang berasal dari Daerah Siantar. Beliau mengenal Daerah Tiga Binanga dari teman
sekolahnya yang sering berkunjung ke Tiga Binanga. Pada tahun 2001 Lesmi datang dan bekerja ke Tiga Binanga sebagai salah satu karyawan
penjual sirih yang di ekspor ke Batam. Lesmi tinggal dengan bosnya di Kelurahan Tiga Binanga. Lesmi memilih Tiga Binanga sebagai tempat
perantauan karena melihat hasil alam di Tanah Karo termasuk Tiga
Universitas Sumatera Utara
Binanga berlimpah ruah dan penduduk Tiga Binanga di kenal sebagai orang ramah.
Kesulitan awal bagi Lesmi saat beradaptasi dengan penduduk Tiga Binanga adalah keterbatasan Lesmi dalam berbahasa Karo. Strategi awal
yang Lesmi lakukan adalah banyak memperhatikan orang-orang di sekitarnya dan sedikit untuk berbicara termasuk sangat menjaga sikap.
Kesopanan penduduk Tiga Binanga menjadikan Lesmi nyaman untuk tinggal di Tiga Binanga. Setelah delapan bulan tinggal di daerah Tiga
Binanga Lesmi semakin mengenal kebudayaan Masyarakat Karo. Perlahan Lesmi belajar menggunakan bahasa Karo, makan sirih sambil bercerita
dengan orang tua, di tengah keramaian atau jka ada acara pesta Lesmi juga mengenakan sarung sehingga sikap Lesmi juga semakin sama dengan
gadis-gadis Karo pada umumnya. Lesmi mengakui bahwa ia tidak pernah dilecehkan karena berasal
dari etnis Batak yang terkenal kasar dan pemarah. Justru ia mengakui bahwa penduduk Tiga Binanga menyambutnya selayaknya anak mereka.
Tetangga di rumah Lesmi menumpang juga ramah dan suka bercanda sehingga menjadikan hubungan Lesmi dengan penduduk setempat
semakin hangat. Pada tahun 2004 Lesmi menikah dengan Joseph Sebayang yang merupakan putra Daerah Kelurahan Tiga Binanga. Mereka
berjumpa di pasar ketika Lesmi sedang membantu bosnya berjualan sirih. Sebelum Lesmi menikah bosnya memberi bru kepada Lesmi yaitu bru
Karo, sehingga Lesmi Melfawati Tindaon menjadi Lesmi Melfawati Br Karo dan dijadikan anak angkat oleh bos tempat ia bekerja.
Universitas Sumatera Utara
Interaksi yang Lesmi jalin dengan penduduk Tiga Binanga rukun dan menyenangkan. Tidak ada lagi keinginan Lesmi untuk kembali ke
Siantar karena keluarganya di Siantar juga sudah tercerai berai dan Lesmi memiliki keluarga baru di Tiga Binanga. Perbedaan kebudayaan Lesmi
dan suaminya tidak menghalangi mereka untuk berumah tangga, saat ini rumah tangga mereka sudah di karuniai dua orang anak perempuan dan
pekerjaan mereka adalah bertani. Lesmi beserta suami mengelola lahan milik keluarga suaminya. Kehidupan sosial mereka juga tergolong baik,
dalam setiap kegiatan baik bakti sosial, gotong royong, arisan, pesta dan acara-acara keagamaan mereka ikuti. Lesmi merasa bahwa masyarakat
suku Karo benar-benar orang yang sopan, suka menjaga perasaan orang lain dan memiliki nilai kekeluargaan yang tinggi.
4.2.1.4 Marfel Jambak 53 tahun