Lilis Suryani Mendrofa 32 tahun

keduanya memiliki perbedaan suku dan agama, namun hal tersebut tidak menjadi penghalang. Keduanya memutuskan untuk menjadi muslim, Pesta pernikahan mereka dilaksanakan dengan adanya pelaksanaan akad nikah dan dilaksanakan juga dengan kebudayaan etnis Karo. Nila mendapati bahwa kehidupannya setelah merantau dari Siantar jauh lebih baik. Beliau sudah memiliki keluarga dan anak di Kelurahan Tiga Binanga sehingga memutuskan untuk tidak kembali lagi ke daerah asalnya di Siantar. Pada saat ini Nila bersama dengan suaminya mengelola lahan yang merupakan warisan yang diberikan kepada suaminya.

4.2.1.2 Lilis Suryani Mendrofa 32 tahun

Lilis Suryani Mendrofa adalah seorang migran yang berasal dari Dairi, namun menurut penjelasan dari informan bahwa sejak lama ayah beserta keluarganya sudah lama merantau ke Dairi, dan sebelumnya Lilis Suryani Mendrofa berasal dari Gunung Sitoli Nias. Beliau adalah anak ke empat dari lima bersaudara. Pada waktu Lilis berusia 2 tahun keluarganya pergi merantau ke Daerah Dairi. Sejak kecil hingga menyelesaikan pendidikannya di sekolah menengah umum Lilis beserta keluarganya tinggal di Dairi. Pada tahun 1989 setelah tamat dari sekolah menengah umum, Lilis beserta keluarganya pindah merantau ke Daerah Tiga Binanga. Di Tiga Binanga Lilis dan keluarganya bekerja sebagai buruh harian di lahan perkebunan masyarakat. Universitas Sumatera Utara Lilis dan keluarganya tinggal di rumah keluarga dari ibunya yang mana ibunya adalah etnis karo dan mempunyai kelaurga di Daerah Tiga Binanga. Pada awalnya Lilis mengakui bahwa ia tidak canggung ketika ingin menyapa orang-orang di sekitarnya, hal tersebut di akibatkan karena Lilis beserta keluarganya pandai dalam berbahasa Karo. Bahasa Karo mereka pahami dari didikan ibunya yang terbiasa menggunakan bahasa Karo kepada anak-anaknya baik pada saat mereka tinggal di Dairi. Bukan menjadi hal yang baru bagi Lilis untuk mengenali kebudayaan masyarakat etnis Karo, karena ketika musim liburan pada masa sekolah dulu Lilis beserta keluarganya kerap berliburan ke Tiga Binanga sambil bekerja sebagai buruh harian di Tiga Binanga. Mengenali kebudayaan etnis Karo lebih banyak Lilis dapati dari proses memperhatikan orang-orang yang ada di sekitarnya sehingga mudah bagi Lilis untuk berinteraksi dan menyesuaikan diri dengan masyarakat setempat. Pada tahun 2000 Keluarga Lilis di berikan marga Ginting dari kerabat ibunya yang tinggal di Tiga Binanga. Pemberian marga tersebut merupakan suatu kehormatan bagi keluarga Lilis, hal tersebut didasari oleh sikap hormat dan ketulusan hati dari Ayah Lilis sekeluarga dan sikap kepedulian terhadap keluarga sehingga mereka di sahkan menjadi kelurga Ginting. Pemberian marga tersebut menjadikan Lilis dan keluarganya tergolong dalam keluarga besar Ginting. Keluarga Lilis merasa senang dan memiliki keluarga kandung di tempat perantauan. Llilis Suryani mengakui bahwa beliau tidak pernah mendapatkan sindiran atau pelecehan karena Lilis adalah orang Nias. Pada tahun 2002 Universitas Sumatera Utara Lilis Suryani Mendrofa yang telah di sahkan menjadi Lilis Suryani br Ginting menikah dengan Mahendra Sebayang yang merupakan putra Daerah Tiga Binanga. Awalnya Lilis menganut agama islam dan Mahendra Kristen Protestan. Ketika ingin melaksanakan pesta pernikahan maka mereka memutuskan untuk sama-sama memeluk agama Kristen protestan. Sekarang pernikahan mereka sudah di karuniai dua anak perempuan. Kegiatan mereka sehari-hari adalah mengelola lahan yang di miliki oleh suaminya. Setiap kegiatan di Kelurahan seperti siskamling, gotong-royong, kegiatan keagamaan keluarga Lilis turut ambil bagian. Mereka menyadari bahwa Tiga Binanga adalah Daerah masa depan mereka, keluarga dan juga sumber penghasilan mereka ada di Tiga Binanga dan memutuskan untuk tidak akan pernah pindah dari Kelurahan Tiga Binanga.

4.2.1.3 Lesmi Melfawati Boru Tindaon 31 tahun