Marfel Jambak 53 tahun Profil Penduduk Migran .1 Nila Agustina 29 Tahun

Interaksi yang Lesmi jalin dengan penduduk Tiga Binanga rukun dan menyenangkan. Tidak ada lagi keinginan Lesmi untuk kembali ke Siantar karena keluarganya di Siantar juga sudah tercerai berai dan Lesmi memiliki keluarga baru di Tiga Binanga. Perbedaan kebudayaan Lesmi dan suaminya tidak menghalangi mereka untuk berumah tangga, saat ini rumah tangga mereka sudah di karuniai dua orang anak perempuan dan pekerjaan mereka adalah bertani. Lesmi beserta suami mengelola lahan milik keluarga suaminya. Kehidupan sosial mereka juga tergolong baik, dalam setiap kegiatan baik bakti sosial, gotong royong, arisan, pesta dan acara-acara keagamaan mereka ikuti. Lesmi merasa bahwa masyarakat suku Karo benar-benar orang yang sopan, suka menjaga perasaan orang lain dan memiliki nilai kekeluargaan yang tinggi.

4.2.1.4 Marfel Jambak 53 tahun

Marfel Jambak adalah salah satu migran yang berasal dari Campago Padang Pariaman. Beliau berasal dari Etnis Melayu dan anak kedua dari dua bersaudara. Marfel mengecap bangku pendidikan hingga bangku sekolah dasar SD. Sejak masih duduk di bangku sekolah dasar kedua orang tua Marfel meninggal dunia sehingga beliau tidak bisa lagi meneuskan penidikannya ke jenjeng yang lebih tinggi. Pada saat itu kakaknya yang bernama Ulfa sudah memasuki jenjang pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan SMK dan sudah mulai bisa bekerja membantu usaha menjahit keluarganya. Universitas Sumatera Utara Pada tahun 1960-an Ulfa kakak dari Marfel membuka usaha menjahit di Tiga Binanga, perlahan beliau merasakan adanya perkembangan dalam usaha menjahit di Tiga Binanga, sehingga mengajak Marfel juga ikut membuka usaha di Tiga Binanga. Pada tahun 1970 Marfel datang ke Tiga Binanga dan membuka kios tempat menjahit yang di beri nama Oscar. Marfel perlahan di kenal oleh penduduk sekitar Tiga Binanga terkhusus yang menjadi pelanggannya. Hubungan Marfel dengan pelanggan serta pemilik kios yang di kontraknya terjalin baik. Awal dari strategi yang Marfel lakukan guna mendekati penduduk Tiga Binanga adalah dengan menerapkan sikap keramahan satu sama lain. Marfel mengakui bahwa meskipun ia belum terlalu mengenal dan mengetahui persis nama orang lain, tetapi dengan keramahannya beliau mau menyapa terlebih dahulu. Marfel juga belajar berbahasa Karo, Marfel banyak memperhatikan sikap yang kerap dilakukan oleh Etnis Karo yang mendominasi di Tiga Binanga. Keinginan untuk belajar dan memperhatikan orang lain juga menerapkan nilai dan norma yang ada di tengah-tengah masyarakat dan menjaga kerukunan satu sama lain, Marfel mengakui bahwa ia di senangi oleh orang-orang yang tinggal di sekitar rumahnya mengontrak serta pelanggan-pelanggannya. Maka dari itu setelah 6 tahun tinggal di Tiga Binanga Marfel di berikan kehormatan sebuah Marga dari pelanggannya. Marga yang diberikan adalah marga Sebayang. Sejak dari itu Marfel memiliki keluarga baru di Tiga Binanga selain dari kakak kandungnya. Pada saat itu setatus Marfel adalah lajang. Universitas Sumatera Utara Melihat dan merasakan kecocokan untuk berteman dekat dengan Marfel maka Ayah angkat Marfel yang berasal dari Desa Gunung bernama Simpang Sebayang menjodohkan Marfel dengan Lenna br Surbakti yang sekarang berusia 45 tahun yang merupakan anak dari kerabatnya. Setelah berteman dan merasakan kecocokan maka Marfel dan Lena yang merupakan salah satu dari putri Daerah Tiga Binanga memutuskan untuk menikah. Usia pernikahan mereka hingga pada saat ini sudah memasuki 21 tahun. Mereka dikaruniai dua anak perempuan. Pekerjaan mereka dimana Marfel meneruskan usahanya menjahit dan isterinya Lena sebagai Pegawai Negeri Sipil PNS. Selain dari itu mereka juga bercocok tanam di lahan yang di jual oleh Ayah angkatnya kepada Marfel.

4.2.1.5 Julardi 54 Tahun