Teori Asimilasi Budaya TINJAUAN PUSTAKA

Kelompok pribumi dominan, di pihak lain, berusaha mempertahankan dominasi mereka dengan jalan mengendalikan jumlah dan jenis migran yang masuk dalam masyarakat mereka. Dalam situasi dominasi penduduk setempat, di pihak lain, kelompok migran cenderung mengasimilasikan diri dengan penduduk setempat Sunarto, 2004 :150-151. Melihat kondisi saat ini, Kelurahan Tiga Binanga banyak dikunjungi oleh para migran yang berasal dari berbagai Daerah dengan berbagai perbedaan baik ekonomi, kebudayaan dan ciri pisiologis. Maka dari itu akan terjadi hubungan antar-kelompok yaitu adanya hubungan yang terjalin antara masyarakat Suku Karo sebagai penduduk pribumi serta mendominasi wilayah teresebut dengan penduduk migran yang berasal dari Suku Jawa, Batak Toba, Padang dan Nias. Adanya perbedaan kebudayaan menyebabkan terjadinya proses saling mempengaruhi, mengubah dan memperbaiki kelakuan individu sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku di Kelurahan Tiga Binanga. Hubungan antar- kelompok juga terlihat dari adanya proses asimilasi dan amalgamasi pada masyarakat Kelurahan Tiga Binanga , sehingga dalam penelitian ini saya menyoroti hal tersebut di tengah-tengah masyarakat Kelurahan Tiga Binanga kecamatan Tiga Binanga.

2.4 Teori Asimilasi Budaya

Arti dari kata asimilasi menurut Koentjaraningrat 2002: 248 adalah proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari suatu kebudayaan asing dengan sedemikian rupa, sehingga unsur-unsur kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah kedalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri. Universitas Sumatera Utara Koentjaraningrat 2002: 255 mengatakan bahwa asmilasi timbul bila ada, golongan- golongan manusia dengan latar belakang kebudayaan berbeda- beda, saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama sehingga, kebudayaan- kebudayaan golongan- golongan tadi masing- masing berubah sifat khasnya, dan juga unsur- unsurnya masing- masing berubah wujudnya menjadi unsur- unsur kebudayaan campuran. Biasanya suatu proses asimilasi terjadi antara suatu golongan mayoritas dan golongan minoritas. Dalam peristiwa seperti itu biasanya golongan minoritas yang berubah dan menyesuaikan diri dengan golongan mayoritas, sehingga sifat- sifat khas dari kebudayaan lambat- laun berubah dan menyatu dengan kebudayaan golongan Mayoritas. Asimilasi merupakan adanya usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat diantara orang-perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses- proses mental dengan memperhatikan kepentingan bersama. Setiadi dan Kolip, 2011: 81. Apabila orang-orang melakukan asimilasi ke dalam suatu kelompok manusia atau masyarakat, maka dia tidak akan lagi membeda-bedakan dirinya dengan kelompok tersebut yang mengakibatkan bahwa mereka dianggap sebagai orang asing. Dalam proses asimilasi, mereka mengidentifikasikan dirinya dengan kepentingan-kepentingan secara tujuan-tujuan kelompok. Apabila dua kelompok manusia mengadakan asimilasi, batas-batas anatara kedua kelompok tadi dengan pengembangan sikap-sikap yang sama, walau kadangkala bersifat emosional, dengan tujuan untuk mencapai kesatuan, atau paling sedikit mencapai integrasi Soekanto, 1990 : 81. A. Faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi antara lain: 1. Teloransi 2. Kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi 3. Sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya 4. Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat 5. Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan Universitas Sumatera Utara 6. Perkawinan campur amalgamation 7. Adanya musuh bersama dari luar Setiadi dan Kolip 2011: 83-84.

2.5 Adaptasi Sosial