Nilai Tambah STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BERDASARKAN

Tabe l 44. Lanjutan No. Sektor Kalimantan Timur Selatan Utara Total 11 Industri Lainnya 1.75 5.07 1.95 12 Listrik, Gas dan Air Bersih 0.32 1.13 0.37 13 Bangunan 4.59 3.56 4.53 14 Hotel, Restoran dan Perdagangan 1.67 16.90 2.59 15 Angkutan Darat 0.57 1.02 0.60 16 Angkutan Laut, Sungai dan Penyeberangan 0.58 1.32 0.62 17 Angkutan Udara 0.12 0.64 0.16 18 Pos, Telekomunikasi dan Jasa Penunjangnya 0.31 0.71 0.33 19 Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank 0.65 1.61 0.71 20 Jasa-jasa Lainnya 2.55 3.58 2.62 Total 100.00 100.00 100.00 Sumber: I-O Antar wilayah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2006 Perekonomian wilayah Kalimantan Timur selama ini sangat tergantung pada perkembangan sektor-sektor primer yang lebih mengandalkan resource-based activities, terutama sekali sektor pertambangan migas dan non migas. Kontribusi sektor tersebut dalam menciptakan nilai tambah perekonomian sangat besar dibandingkan semua sektor eko nomi yang ada, seba gai misal untuk tahun 2006 seperti yang dijelaskan da lam struktur I-O antar wilayah Kalimantan Timur di atas. Kontribusi sektor pertambangan migas dan non migas dalam menghasilkan nilai tambah mencapai 79.73. Hal ini berarti sisanya sebanyak 20.27 terdistribusi ke sektor-sektor ekonomi lainnya dengan nilai rata-rata kontribusi sekitar 2 untuk 19 sektor lain di luar pertambangan migas dan non migas. Khusus untuk sektor-sektor yang terkait dengan pembangunan infrastruktur seperti bangunan, jasa angkutan, pos, telekomunikasi, listrik, air bersih dan gas, kontribusinya dalam struktur nilai tambah kurang lebih sebesar 6.61, kontribusi terbesar adalah sektor bangunan yakni sebanyak 4.53 yang terlihat masih lebih tinggi diba ndingka n de ngan sektor industri yang hanya mencapai 2.48. Dominannya sektor pertambangan migas dan non migas dalam struktur nilai tambah Kalimantan Timur membuat perekonomian wilayah mengalami ketimpangan yang cukup tinggi. Kondisi semacam ini tidak menguntungkan perke mba ngan eko nomi wilayah di masa mendatang. Pondasi perekonomian menjadi rapuh karena kekuatannya menjadi sangat tergantung kepada perubahan- perubahan eko nomi pertamba ngan miga s da n non migas. Apabila terjadi sedikit gangguan pada sektor tersebut, maka dipastikan akan berdampak secara negatif bagi perekonomian wilayah. Selain itu, dalam hal penyerapan tenaga kerja potensi sektor pertambangan migas dan non migas juga kurang dapat diandalkan, hal ini dikarenakan sifatnya yang eksklusif menyebabkan penyerapan tenaga kerja di sektor tersebut sangat selektif terhadap tenaga kerja yang memiliki keahlian tertentu. Akibatnya, bagi tenaga kerja yang tidak memiliki keahlian tersebut dipastikan tidak akan terserap. P adahal di wilayah Kalimantan Timur tenaga kerja yang tidak ahli lebih banyak dibandingkan tenaga kerja ahli. Berdasarkan data yang dijelaskan pada Tabel 44, dapat dikatakan bahwa kontribusi dari Kaltimsela KabupatenKota Pasir, K utai Barat, Kutai Kartanegara, Kutai Timur, Penajam Paser Utara, Balikpapan, Samarinda dan Bontang terhadap pembentukan nilai tambah provinsi paling besar dibandingkan Kaltimtara KabupatenKota Bulungan, Berau, Malinau, Nunukan dan Tarakan. Struktur perekonomian Kalimantan Timur secara keseluruhan sepertinya mengikuti struktur yang ada pada wilayah Kaltimsela. Wilayah Kaltimsela mempunyai kontribusi sektor pertambangan migas dan non migas mencapai 82.04, sangat dominan terhadap struktur nilai tambah yang diciptakan dalam perekonomian wilayah, sisanya 17.96 tersebar ke sektor-sektor ekonomi lainnya, dengan rata- rata kontribusinya sekitar 1, dimana khusus untuk sektor-sektor yang berhubungan dengan infrastruktur , kontribusinya dalam komposisi nilai tambah wilayah Kaltimsela adalah sebesar 6.49, disini tercatat sektor infrastruktur yang paling tinggi andilnya adalah sektor bangunan yakni sebanyak 4.59. Wilayah Kaltimtara, struktur perekonomiannya dapat dikatakan tidak terlalu timpang, di wilayah ini ada dua sektor yang cukup mendominasi perekonomian, yakni sektor pertambangan migas dan non migas serta sektor hotel, restoran dan perdagangan, keduanya memberi andil terhadap penciptaan nilai tambah perekonomian wilayah sebesar 60.89. Dengan demikian sektor ekonomi yang lain rata-rata mempunyai pangsa nilai tambahnya dalam perekonomian sekitar 2 atau 3, adapun kontribusi dari sektor-sektor infratruktur terhadap penciptaan nilai tambah perekonomian adalah sebesar 8.38 sama seperti dengan wilayah selatan kontribusi sektor infrastruktur yang paling besar adalah sektor bangunan yaitu sebesar 3.56 . Tabe l 45 da n 46 menjelaskan komponen-komponen nilai tambah Kalimantan Timur berdasarkan pendekatan pengeluaran dan pendapatan. Apabila dilihat struktur PDRB berdasarkan komponen-komponennya baik itu di wilayah Kaltimsela, Kaltimtara dan Kalimantan Timur secara keseluruhan, ternyata porsi yang diterima unt uk upa h da n gaji masih jauh lebih rendah apabila dibandingkan dengan surplus usaha. Upa h da n gaji ini merupaka n suatu ko mpo nen PDRB atau nilai tambah yang bisa langsung diterima dibawa pulang oleh pekerja, seba liknya surplus yang nantinya diterima oleh pe ngusaha enterpreneurship, mencapai dua kali lipat lebih dari komponen upah dan gaji. Padahal surplus usaha belum tentu dapat dinikmati masyarakat khususnya tenaga kerja, karena surplus usaha tersebut sebagian ada yang disimpan atau ditanam di perusahaan dalam bentuk laba yang ditahan, besarnya pendapatan yang berasal dari upah tenaga kerja untuk Kalimantan Timur menurut perhitungan tabel I-O antar wilayah sebesar Rp. 17 . 029 . 510.11 juta atau 11.60, sementara dari surplus usaha adalah sebesar Rp. 115 . 018 . 841.97 juta atau 78.37 dari total PDRB. Tabe l 45. Nilai Tambah Menur ut Komponen di Provinsi Kalimantan Timur Wilayah Selatan dan Utara Tahun 2006 juta rupiah Ko mponen Nilai Ta mbah Kalimantan Timu r Selatan Utara Total Pendapatan income Upah dan gaji 15 416 046.77 1 613 463.34 17 029 510.11 Surplus usaha 109 336 380.42 5 682 461.54 115 018 841.96 Penyusutan 9 484 583.55 594 226.48 10 078 810.03 Paja k tak langsung 4 348 054.56 283 450.86 4 631 505.42 Total Nilai Ta mbah Pendapatan 138 585 065.30 8 173 602.22 146 758 667.52 Pengeluaran expenditure Konsumsi RT 15 088 302.51 2 983 913.41 18 072 215.93 Konsumsi Pe me rintah 3 716 122.18 1 398 743.08 5 114 865.26 Modal Tetap Bruto 8 896 868.56 3 076 787.39 11 973 655.95 Perubahan stok modal 2 337 854.90 328 506.36 2 666 361.26 Ekspor 116 956 283.11 3 602 963.07 120 559 246.18 Impor : pengurang 8 410 365.97 3 217 311.09 11 627 677.06 Total Nilai Ta mbah Pengeluaran 138 585 065.30 8 173 602.22 146 758 667.52 Sumber : I-O Antar wilayah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2006 Tabe l 46. Distribus i Nilai Tamba h Menurut Kompo nen di Provins i Kalimantan Timur Wilayah Selatan dan Utara Tahun 2006 Ko mponen Nilai Ta mbah Kalimantan Timu r Selatan Utara Total Pendapatan income Upah dan gaji 11.12 19.74 11.60 Surplus usaha 78.89 69.52 78.37 Penyusutan 6.84 7.27 6.87 Paja k tak langsung 3.14 3.47 3.16 Total Nilai Ta mbah Pendapatan 100.00 100.00 100.00 Pengeluaran expenditure Konsumsi RT 10.89 36.51 12.31 Konsumsi Pe me rintah 2.68 17.11 3.49 Modal Tetap Bruto 6.42 37.64 8.16 Perubahan stok modal 1.69 4.02 1.82 Ekspor 84.39 44.08 82.14 Impor : pengurang 6.07 39.36 7.92 Total Nilai Ta mbah Pengeluaran 100.00 100.00 100.00 Sumber : I-O Antar wilayah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2006 Secara konseptual telah dijelaskan bahwa penawaran output domestik dan impor dari suatu barang atau jasa sebenarnya digunakan untuk proses produksi dan memenuhi permintaan akhir final demand yang komponennya terdiri dari konsumsi rumahtangga, konsumsi pemerintah, pembentukan modal tetap, perubahan stok dan ekspor. Perkembangan komponen ini sangat penting untuk diikuti khususnya komponen ekspor sebagai salah satu sumber devisa guna pembelian barang-barang modal untuk keperluan pembangunan dan komponen pembentukan modal tetap yang merupakan faktor penting untuk pertumbuhan ekonomi. Komposisi nilai tambah bruto Kalimantan Timur menur ut tabel I-O antar wilayah, kelihatan bahwa komponen terbesar yang menciptakan nilai tambah perekonomian wilayah menurut pendekatan pengeluaran adalah permintaan ekspor yaitu sebesar Rp. 120 . 559 . 246.18 atau sekitar 82.15 dari total permintaan akhir. Setelah itu konsumsi rumahtangga yang menempati urutan kedua terbesar yaitu sebanyak Rp. 18 . 072 . 215.93 juta atau sekitar 12.31. Sedangkan yang ketiga adalah investasi modal tetap bruto dan perubahan stok modal dengan nilainya sebesar Rp. 14 . 640 . 017.21 juta atau 9.98. Adapun komponen nilai tambah menurut pengeluaran yang paling rendah adalah konsumsi pemerintah yakni hanya sebesar Rp. 5 . 114 . 865.26 juta atau 3.49. Selain mengalami ketimpanga n sektoral, perekonomian wilayah Kalimantan Timur juga mengalami ketimpangan antar wilayah. Sebagaimana yang terlihat pada Tabel 47, pangsa wilayah Kalimantan Timur wilayah Selatan terhadap struktur PDRB sangat dominan, untuk setiap komponen PDRB Kalimantan Timur baik menurut pendapatan maupun pengeluaran, rata-rata sekitar 87 berasal dari wilayah Selatan. Berdasarkan pendapatan, dapat dikatakan bahwa 90 lebih nilai tambah yang dihasilkan Kalimantan Timur berasal dari wilayah Selatan, ini berarti sekitar 10 kontribusi dari wilayah Utara. Tabe l 47. Distribusi Nilai Tambah di Provinsi Kalimantan Timur Menurut Wilayah Selatan dan Utara Tahun 2006 Pendekatan Nilai Ta mbah Kalimantan Timu r Selatan Utara Total Pendapatan income Upah dan gaji 90.53 9.47 100.00 Surplus usaha 94.30 5.70 100.00 Penyusutan 94.10 5.90 100.00 Paja k tak langsung 93.88 6.12 100.00 Total Nilai Ta mbah Pendapatan 93.84 6.16 100.00 Pengeluaran expenditure Konsumsi RT 83.49 16.51 100.00 Konsumsi Pe me rintah 72.65 27.35 100.00 Modal Tetap Bruto 74.30 25.70 100.00 Perubahan stok modal 87.68 12.32 100.00 Ekspor 97.01 2.99 100.00 Impor : pengurang 72.33 27.67 100.00 Total Nilai Ta mbah Pengeluaran 94.43 5.57 100.00 Sumber: I-O Antar wilayah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2006 Berdasarkan kondisi perekonomian wilayah yang sangat timpang tersebut dapat dikatakan bahwa: 1 saat ini di Kalimantan Timur sedang terjadi eksploitasi sumberdaya ekonomi yang berlebihan oleh para pemilik modal, sehingga mengurangi nilai tambah yang diterima masyarakat, 2 ketimpangan sektoral yang diakiba tka n karena ketergantungan struktur pereko nomian wilayah terhadap satu komoditi telah menyebabkan pondasi perekonomian wilayah Kalimantan Timur sangat rentan terhadap perubahan-perubahan drastis dari komoditi tersebut, naik turunnya pertumbuhan ekonomi wilayah menjadi sangat tergantung terhadap trend komoditi pertambangan migas dan non migas, 3 terjadinya ketimpangan sektoral dapat juga merupakan suatu indikasi bahwa telah terjadi ketimpangan PAD Pendapatan Asli Daerah antar wilayah, dan 4 ketimpangan pendapatan rumahtangga menyebabkan terjadinya konflik sosial dalam masyarakat, meskipun hal itu bukan hanya disebabkan oleh faktor ekonomi, tetapi juga faktor- faktor lainnya yang tidak dapat dipisahkan seperti kehidupan sosial, dan politik.

7.2. Ekspor

Perkembangan ekspor dari suatu wilayah dapat dijadikan juga sebagai potret dari struktur perekonomian wilayah. Tinggi rendahnya ekspor sangat menentukan berapa banyak nilai tambah yang dapat diciptakan. Sehingga dengan mempelajari potensi ekspor akan dapat ditelusuri bagaimana struktur perekonomian wilayah terbentuk, seperti kajian struktur perekonomian sebelumnya, dalam struktur ekonomi dengan menggunakan kontribusi sektoral terhadap perkembangan ekspor terlihat jelas bahwa sektor pertambangan migas dan non migas sangat dominan dalam perekonomian wilayah Kalimantan Timur. Pada Tabel 48, pangsa ekspor wilayah Kalimantan Timur sangat dikuasai sektor pertambangan migas dan non migas. Kontribusi sektor pertambangan migas dan non migas dalam struktur ekspor wilayah sekitar 90.62. Setelah sektor pertambangan, ekspor komoditi lainnya yang dianggap dominan adalah yang berasal dari sektor industri, kontribusinya terhadap penciptaan nilai ekspor regional kurang lebih sebesar 5.97 penjumlahan dari seluruh ekspor komoditi industri. Selain kedua sektor tersebut beberapa sektor lainnya yang berpotensi untuk dijadikan sebagai sumber pendapatan regional melalui ekspor adalah perikanan, jasa angkutan darat, udara, laut, sungai dan penyeberangan dan jasa perdagangan. Meskipun ketiganya memberi kontribusi terhadap total ekspor hanya berkisar 0.41 - 1.66, namun keberadaannya dalam komposisi ekspor regional menunjukkan ketiga sektor tersebut cukup potensial untuk dikembangkan. Tabe l 48. Struktur Ekspor Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2006