Dampak Te rhadap Ketimpanga n Antar Wilayah

Dalam berbagai studi empiris maupun pandangan dari kalangan ekonom praktis dan birokrat dikatakan bahwa pembangunan infrastruktur mempunyai pengaruh yang besar terhadap ketimpangan pembangunan antar wilayah. Pengaruh yang ditimbulkan tersebut dapat positif maupun negatif. Pengaruh tersebut dapat dikatakan pos itif apabila, spill-over effect dari pembangunan infrastruktur tersebut dapat mendorong terjadinya trickle down effect dari wilayah yang maju ke wilayah sedang berkembang atau terbelakang, sehingga pada akhirnya ketimpangan antar wilayah dapat dikurangi. Namun pengaruh infrastruktur menjadi ne gatif apabila spill-over effect menghasilkan backwash effect dari wilayah maju terhadap wilayah-wilayah sekitarnya. Pada keadaan ini wilayah yang maju akan semakin maju, sedangkan wilayah yang terbe laka ng aka n semakin tertinggal, sehingga menyebabkan ketimpangan antar wilayah semakin meningkat. Berdasarkan konsep pemikiran tersebut, dalam studi kali ini telah dilakukan simulasi mengenai dampak kebijakan pengeluaran pembangunan infrastruktur yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat dan daerah terhadap ketimpangan antar wilayah di Provinsi Kalimantan Timur, khususnya pembangunan infrastruktur yang terkait dengan konstruksi atau bangunan jalan, jembatan, pelabuhan, bandara, pemukiman, irigasi dan lain- lain, serta listrik, gas dan air bersih. Dalam kajian studi kali ini sudah ditetapka n bahwa kebijakan yang dianggap paling tepat untuk mengatasi kesenjangan antar wilayah di Provinsi Kalimantan Timur adalah melalui pembangunan infrastruktur yang seimbang antara wilayah Selatan dan Utara. Sebagai bahan analisis telah dilakukan beberapa simulasi kebijakan pembangunan infrastruktur khususnya yang menyangkut infrastruktur fisik yang dituangkan dalam Skenario-1 sampai dengan Skenario-7, sebaga imana yang dijelaskan pada Tabe l 67 dan Tabel 68. Tabe l 67. Dampak Pembangunan Sektor Infrastruktur Terhadap Ketimpangan PDRB Per Kapita, Tenaga Kerja, Pendapatan dan Output Antar wilayah di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2006 Sumber : I-O Antar Wilayah Kalimantan Timur Tahun 2006 Tabe l 68. Selisih Indeks Ketimpa ngan Hasil Simulasi Kebijakan dengan Indeks Ketimpa ngan Base Tahun 2006 Simulasi Selisih Untuk Indeks Ketimpangan PDRB Per Kapita Tenaga Kerja Pendapatan Output Skenario-1 -0.24 -0.11 -0.09 -0.45 Skenario-2 -1.94 -0.55 -1.90 -2.30 Skenario-3 -1.21 -0.12 -1.01 -0.80 Skenario-4 -2.47 -0.25 -2.07 -1.73 Skenario-5 0.68 0.07 0.92 0.57 Skenario-6 -5.63 -1.03 -4.71 -4.69 Skenario-7 -1.22 -0.38 -1.09 -1.59 Rata-rata -1.72 -0.34 -1.42 -1.57 Sumber : I-O Antar Wilayah Kalimantan Timur Tahun 2006 Simulasi Indeks Kesenjangan Antara Wilayah Selatan dan Utara PDRB Per Kapita Tenaga Kerja Pendapatan Output Base 14.49 3.90 10.08 10.80 Skenario-1 14.25 3.79 9.99 10.35 Skenario-2 12.56 3.35 8.18 8.50 Skenario-3 13.29 3.78 9.07 10.00 Skenario-4 12.03 3.65 8.01 9.07 Skenario-5 15.18 3.96 11.00 11.37 Skenario-6 8.86 2.87 5.37 6.10 Skenario-7 13.27 3.52 8.99 9.20 Keterangan : Base : Tanpa ada injeksi dana pembangunan Skenario-1 : Pengeluaran pembangunan di sektor bangunan untuk Kalimantan Timur wilayah Selatan sebesar Rp. 2 794 846.45 juta dan wilayah Utara sebesar Rp. 657 375.78 juta. Skenario-2 : Pengeluaran pembangunan di sektor bangunan untuk Kalimantan Timur wilayah Selatan sebesar Rp. 657 375.78 juta dan wilayah Utara sebesar Rp. 2 794 846.45 juta. Skenario-3 : Pengeluaran pembangunan di sektor listrik, gas dan air bersih untuk Kalimantan Timur wilayah Selatan sebesar Rp. 2 000 000 juta dan wilayah Utara sebesar Rp. 1 000 000 juta. Skenario-4 : Pengeluaran pembangunan di sektor listrik, gas dan air bersih untuk Kalimantan Timur wilayah Selatan sebesar Rp. 1 000 000 juta dan wilayah Utara sebesar Rp. 2 000 000 juta. Skenario-5 : Pengeluaran pembangunan infrastruktur yang didistribusikan seluruhny a hanya untuk Kalimantan Timur wilayah Selatan seandainya dilakukan realokasi dana sebesar Rp. 6 452 222.23 juta penambahan untuk sektor listrik, gas dan air bersih dan sektor bangunan. Skenario-6 : Pengeluaran pembangunan infrastruktur yang didistribusikan seluruhny a hanya untuk Kalimantan Timur wilayah Utara seandainya dilakukan realokasi dana sebesar Rp. 6.452.222.23 juta penambahan untuk sektor listrik, gas dan air bersih dan sektor bangunan. Skenario-7 : Pengeluaran pembangunan untuk sektor infrastruktur seandainya pemekaran Provinsi Kalimantan Timur direalisasikan yakni wilayah Selatan sebesar Rp. 2 794 846.45 juta dan wilayah Utara sebesar Rp. 2 000 000 juta. Terdapat 7 simulasi kebijakan yang dilakukan dengan melibatkan dua wilayah yakni Kalimantan Timur wilayah Selatan dan Utara, seberapa besar pengaruh pembangunan infrastruktur terhadap ketimpangan antar wilayah tersebut akan diamati dari selisih antara indeks ketimpangan yang dihitung dari masing- masing simulasi kebijakan skenario-1 sampai dengan skenario-7 dengan indeks ketimpangan base, perhatikan Tabel 68. Secara menyeluruh dapat dikatakan bahwa pembangunan infrastruktur mempunyai pengaruh terhadap penurunan ketimpangan antar wilayah di Kalimantan Timur. Namun penurunannya terlihat sangat kecil, karena dari hasil seluruh simulasi kebijaka n yang dilakuka n hanya dapat menurunkan indeks ketimpangan rata-rata antara 0.34 sampai dengan 1.72. Ketimpangan PDRB per kapita antar wilayah, menghasilkan indeks ketimpangan yang dapat diturunkan rata-rata sebesar 1.72 per skenario. Kemudian untuk ke timpangan tenaga kerja, indeks nya dapat diturunkan rata-rata sebesar 0.34 per skenario, ketimpangan pendapatan diturunkan sebesar 1.42 per skenario, dan ke timpangan output sebesar 1.57 per skenario. Dengan melihat rata-rata angka ketimpangan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa pembangunan infrastruktur lebih besar mempengaruhi penurunan ketimpangan PDRB per kapita antar wilayah, dibandingkan menurunkan ketimpangan penyerapan tenaga kerja, pendapatan rumahtangga dan output antar wilayah di Kalimantan Timur. Secara parsial, jika diperhatikan dari masing- masing simulasi kebijakan yang dilakukan, kebijakan pembangunan infrastruktur yang dilaksanakan dengan cara merealokasikan dana pembangunan seluruhnya ke wilayah Utara ske nario-6 mempunyai pengaruh yang paling tinggi untuk mengurangi ketimpangan pereko nomian antar wilayah di Kalimantan Timur. Sebagaimana yang dijelaska n dalam Tabel 68, indeks ketimpangan PDRB pe r kapita antar wilayah dapat diturunkan sebesar 5.63, kemudian ketimpangan tenaga kerja sebesar 1.03, ketimpangan pendapatan sebesar 4.71 da n ketimpa ngan output sebesar 4.69. Kenyataan yang ada, ba hwa kebijakan realokasi dana pembangunan infrastruktur yang seluruhnya dialirkan pada suatu wilayah sebenarnya tidak realistis. Namun dalam studi ini, hal tersebut tetap dilakukan dengan maksud hanya untuk menunjukkan wilayah mana yang paling besar mempunyai efek multiplier dana pembangunan infrastruktur dalam kaitannya untuk mengurangi ketimpangan antar wilayah di Provinsi Kalimantan Timur. Ternyata dari hasil perhitungan, wilayah Utara paling besar mempunyai pengaruh terhadap penurunan ketimpa ngan antar wilayah, sedangkan wilayah Selatan aka n memberikan dampak peningkatan ketimpangan antar wilayah. Kebijakan realokasi dana pembangunan infrastruktur seluruhnya ke wilayah Selatan skenario-5 membuat indeks ketimpangan PDRB per kapita naik sebesar 0.68, kemudian untuk ketimpangan tenaga kerja naik sebesar 0.07, ketimpangan pendapatan naik sebesar 0.92, dan terakhir indeks ketimpangan output naik sebesar 0.57. Kecenderungan-kecenderungan ini merupakan suatu indikasi awal bahwa ketimpangan antar wilayah di Kalimantan Timur tidak akan dapat diturunka n apabila konsentrasi pembangunan infrastruktur dilaksanakan seluruhnya pada wilayah Selatan. Dalam studi ini, alokasi dana pembangunan hanya dilakukan melalui stimulus fiskal tanpa melibatkan pihak swasta, sehingga tambahan dana pada pembentukan modal tetap bruto di sektor infrastruktur terlihat kecil. Hal ini pada akhirnya menghasilkan pengaruh yang sangat rendah terhadap ketimpangan antar wilayah di Kalimantan Timur. Fenomena ini merupakan suatu petunjuk bahwa ketimpangan antar wilayah yang terjadi di Provinsi Kalimantan Timur pada masa mendatang hanya dapat diturunkan secara signifikan apabila dana investasi pembangunan infrastruktur tersedia dalam jumlah yang besar, yang tidak mungkin hanya disediakan oleh pemerintah sendiri. Dibutuhka n tambahan investasi yang berasal dari sektor-sektor swasta, khus usnya mengarah pada wilayah Utara. Dibutuhkan suatu kebijaka n da n ko mitmen dari pemerintah daerah dan pusat dalam mengajak peran swasta dalam membangun infrastruktur di wilayah Utara yang lebih besar dan meluas ke segala aspek pembangunan infrastruktur, terutama yang dapat memberi efek multiplier pendapatan paling tinggi ya itu infrastruktur bangunan jalan dan jembatan.

9.3. Dampak Pembangunan Infras truktur dalam Kebijakan Pe mekaran Wilayah

Wacana mengenai adanya pemekaran wilayah di Provinsi Kalimantan Timur, khususnya pemekaran untuk membentuk provinsi baru sudah lama bergul ir dan menjadi isu yang pa ling hangat dibicarakan oleh masyarakat Kalimantan Timur selama ini. Selain untuk meningkatkan keamanan diperbatasan Kalimantan Timur dengan negara tetangga Malaysia, pemekaran Provinsi Kalimantan Timur dipecah menjadi provinsi baru Kalimantan Utara juga berdasarkan pertimbangan untuk mendekatkan pelayanan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal itu dikemukakan Gubernur Kalimantan Timur dihadapan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Balikpapan, pada acara peresmian proyek-proyek infrastruktur se-Kalimantan di kota Balikpapan. Pertimbangan lainnya adalah permintaan provinsi baru juga dikarenakan wilayah Kalimantan Timur yang sangat luas, yakni 1 setengah kali luas pulau Jawa. Penduduk Kaltim yang mencapai lebih dari 3 juta jiwa dengan tingkat penyebaran yang tidak merata, tersebar di 4 kota dan 9 kabupaten belum didukung infrastruktur yang memadai. Perekonomian masyarakat yang masih miskin di daerah perbatasan Kalimantan Timur dan Malaysia membuat rentang kendali pemerintah daerah Kalimantan Timur menjaga kedaulatan negara tidak dapat berjalan dengan baik. Gubernur mengharapkan dengan rencana dimekarkannya provinsi baru Kalimantan Utara nant inya, akan terjadi pemerataan pembangunan dan mampu menghilangkan kesenjangan antarperkotaan, daerah pantai dan daerah pedalaman. Tabe l 69. Dampak Pembangunan Sektor Infrastruktur Terhadap Perekonomian Wilayah dalam Kebijakan Pemekaran Wilayah Provinsi Kalimantan Timur Indikator Wilayah Base Line Skenario-1 Skenario-7 Nilai Tambah Selatan 140 170 527.75 2.11 2.44 Utara 9 046 581.87 3.73 11.21 Kalimantan Timur 149 217 109.62 2.21 2.97 Tenaga Kerja Selatan 1 309 199.00 0.95 1.32 Utara 267 288.00 3.27 9.81 Kalimantan Timur 1 576 487.00 1.35 2.76 Pendapatan Selatan 17 874 488.86 4.81 5.52 Utara 1 613 463.34 5.64 17.03 Kalimantan Timur 19 487 952.20 4.87 6.47 Output Selatan 231 148 877.87 2.06 2.44 Utara 19 596 045.86 6.1 18.43 Kalimantan Timur 250 744 923.73 2.37 3.69 Indeks Ketimpangan PDRB per kapita Antar Wilayah 14.49 14.25 13.27 Sumber : I-O Antar Wilayah Kalimantan Timur Tahun 2006 Skenario-1: Pengeluaran pembangunan di sektor bangunan untuk Kalimantan Timur wilayah Selatan sebesar Rp. 2.794.846.45 juta dan wilayah Utara sebesar Rp. 657.375.78 juta. Skenario-7: Pengeluaran pembangunan untuk sektor infrastruktur seandainya pemekaran Provinsi Kalimantan Timur direalisasikan yakni wilayah Selatan sebesar Rp. 2.794.846.45 juta dan wilayah Utara sebesar Rp. 2.000.000 juta. Penelitian ini akan mengkaji seberapa besar dampak yang diberikan dengan adanya pemekaran tersebut terhadap perekonomian wilayah Kalimantan