Struktur Input-Output Antar Wilayah

Transaksi Kode Sektor 9 Industri Barang Kayu, Rotan da n Bambu 10 Industri Pulp dan Kertas 11 Industri Lainnya 12 Listrik, Gas dan Air Bersih 13 Bangunan 14 Hotel, Restoran dan Perdagangan 15 Angkutan Darat 16 Angkutan Laut, S ungai da n Penyebrangan 17 Angkutan Udara 18 Pos, Telekomonukasi dan Jasa Penunjangnya 19 Lemba ga Keuangan Bank da n Non Bank 20 Jasa-jasa Lainnya 190 Jumlah Input Antara Dari Luar atau Impor 200DK Impor Domestik Kalimantan Timur 200IN Rest Of Indonesia 200LN Rest Of the World Input P ri m er 201 Upah dan Gaji 202 Surplus Usaha 203 Penyusutan 204 Pajak Tak Langsung 209 Nilai Tambah Bruto atau Input Primer 210 Total Input 180 Jumlah Permintaan Antara P er min ta an A khi r 301 Konsumsi Rumahtangga 302 Konsumsi Pemerintah 303 Pembentuka n Moda l Tetap 304 Perubahan Stok 305 Ekspor Barang Dagangan dan Jasa 309 Jumlah Permintaan Akhir 310 Jumlah Permintaan 409 Jumlah Impor 600 Jumlah Output Adapun untuk input primer atau biasa disebut juga value added, terdiri atas beberapa komponen yakni 1 pembayaraan upah atau gaji, 2 penerimaan surplus usaha, 3 biaya penyusutan atau depresiasi, dan 4 pembayaran pajak tidak langsungsubsidi. Oleh karena I-O yang dibangun merupaka n antar wilayah maka struktur impornya dapat dibagi atas tiga wilayah, yakni: 1 impor wilayah satu dari wilayah lain, disini berarti impor wilayah Kaltimtara dari Kaltimsela atau sebaliknya impor Kaltimsela dari Kaltimtara ini disebut impor dari wilayah domestik Kalimantan Timur, 2 impor dari wilayah-wilayah Indo nesia lainnya di luar Kalimantan Timur, dan 3 impor dari luar negara Indonesia. Permintaan akhir atau final demand dirinci menjadi 5 komponen yakni 1 konsumsi rumahtangga, 2 konsumsi pemerintah, 3 pengeluaran investasi, 4 perubahan modal tetap bruto, dan 5 ekspor. Untuk beberapa tabel I-O antarwilayah yang telah dibangun oleh beberapa daerah biasanya komponen- komponen permintaan akhir ini selain dirinci menurut sektor ekonomi juga dirinci menurut wilayah. Berhubung untuk mendapatkan data-data semacam itu sangat sulit untuk wilayah Kalimantan Timur, akhirnya komponen-komponen permintaan akhir tidak dirinci menurut wilayah hanya berdasarkan sektor-sektor ekonomi saja.

4.4. Metode Analisis

Setelah Tabel I-O antar wilayah Kalimantan Timur dibangun, tahap berikutnya adalah melakukan analisis keterkaitan, ketimpangan dan simulasi berdasarkan matriks transaksi antar wilayah yang terbentuk. Ketiga analisis ini selain diterapkan pada masing- masing wilayah sendiri intraregion, juga dilakukan untuk antar wilayah interregion. Adapun beberapa metode analisis yang digunakan dalam studi ini adalah sebagai berikut.

4.4.1. Analisis Keterkaitan dan Multiplier

Analisis keterkaitan pada intinya untuk mengamati seberapa jauh keterkaitan antar sektor pada wilayah sendiri dan wilayah lain, yang kemudian berdasarkan hasil analisis tersebut dapat ditunjukkan sektor-sektor infrastruktur mana yang potensial dijadikan sebagai leader dalam perekonomian Kalimantan Timur di masa mendatang. Ukuran- ukuran yang diguna ka n da lam analisis strukt ur ini dapat dijelaskan sebagai berikut. Matriks transaksi antar wilayah Kaltimtara U dan Kaltimsela S persamaan keseimbangan output untuk masing- masing wilayah pada studi ini dapat dinotasikan : X i U = Z ij UU + Z ij U S + F i U ...................................................................... [43] X i S = Z ij SU + Z ij SS + F i S ........................................................................ [44] dimana : X i U adalah total output sektor i Kalimantan Timur wilayah Utara X i S adalah total output sektor i Kalimantan Timur wilayah Selatan Z ij UU adalah transaksi dari sektor i ke sektor j di Kalimantan Timur wilayah Utara sendiri Z ij SS adalah transaksi dari sektor i ke sektor j di Kalimantan Timur wilayah Selatan sendiri Z ij US adalah transaksi dari sektor i ke sektor j dari Kalimantan Timur wilayah Utara ke wilayah Selatan Z ij SU adalah transaksi dari sektor i ke sektor j dari Kalimantan Timur wilayah Selatan ke wilayah Utara