M i g a s Non Migas
Sedangkan untuk jalur antara pulau dalam negara sendiri pada waktu yang sama mencapai 7 696 770.00 ton per tahun dengan jumlah terbanyak berasal dari
komoditi migas dan non migas yaitu BBM sebanyak 23.02, dan kayu lapis sebanyak 21.92. Secara keseluruhan terlihat jelas pada Tabel 40 bahwa jenis
komoditi yang ditransaksikan ke dan dari Kalimantan Timur kurang lebih sebanyak 30 jenis dengan komposisi 6 jenis merupakan komoditi kebutuhan
pokok seperti beras, gula pasir, tepung dan sebagainya. Umumnya komoditi- komoditi semacam ini lebih banyak ditransaksikan antarpulau saja. Kemudian 8
jenis komoditi strategis antara lain batu bara, pupuk, semen dan lain- lain. Sebagian jenis komoditi ini ada yang ditransaksikan dalam negeri antarpulau
dan ada luar negeri antarnegara, salah satu diantaranya komoditi strategis yang paling banyak di kirim ke luar negeri ekspor adalah batu bara.
Melihat profil bongkar muat barang yang terjadi pada pelayaran kapal laut di atas, maka dapat dikatakan bahwa tingkat keterbukaan Provinsi Kalimantan
Timur selama ini sudah cukup tinggi, baik itu keterbukaan dengan provinsi- provinsi lain yang ada di Indo nesia maupun de ngan negara- negara lain. Dampak
yang dapat diberikan dari hubungan perdagangan ekspor impor antarapulau dan antarnegara semacam ini antara lain terjadi kenaikan pertumbuhan ekonomi,
pertambahan investasi, pemenuhan kebutuhan konsumsi, transfer teknologi, peningkatan spesialisasi, dimana semuanya ini akan mempengaruhi secara pos itif
kenaikan pendapatan per kapita penduduk. Namun demikian patut dikaji lebih lanjut wilayah mana yang sebenarnya memperoleh dampak positif dari kelancaran
aksesbilitas transportasi ini. Digunakan matrik O-D origin and destination Provinsi Kalimantan Timur sebagaimana yang disajikan pada Tabel 40.
Tabe l 40. Matriks Asal dan Tujuan Barang Antarkabupaten di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2006
ton
Asal
Ekspor
T ujuan Pasir
Kubar Kukar
Kutim PP Utara
Balikpapan Samarinda
Bontang Malinau
Bulungan Nunukan
Berau Tarakan
Total
Im p
o r
Pasir 4 210
50 316 7 937
23 180 62 299
49 568 8 501
2 915 3 217
5 680 3 854
221 677 Kubar
3 368 16 612
4 294 3 632
14 008 20 019
3 101 1 685
2 216 2 276
71 211 Kukar
50 316 20 765
49 883 41 502
213 498 1 009 950
49 917 3 455
9 249 8 755
23 233 11 665
1 492 188 Kutim
7 937 5 368
46 045 10 347
36 881 72 116
46 984 2 470
8 011 4 469
13 644 10 068
264 340 PP Utara
26 746 3 390
52 821 9 552
293 021 43 557
6 549 1 774
3 151 3 921
5 723 2 707
452 912 Balikpapan
79 289 13 074
213 498 43 028
315 561 315 432
32 194 5 515
10 516 13 422
17 848 11 557
1 070 934 Samarinda
45 437 21 449
1 009 950 72 116
51 477 242 640
88 668 7 178
21 761 22 304
36 557 23 654
1 643 191 Bontang
6 072 3 721
57 596 46 984
6 081 34 877
81 279 1 882
4 255 3 756
11 300 8 752
266 555 Malinau
1 390 562
4 837 2 245
1 774 5 975
8 614 2 053
6 592 6 254
5 050 9 854
55 200 Bulungan
2 672 1 296
12 613 8 627
3 724 14 722
23 315 5 532
6 043 9 425
18 236 47 845
154 050 Nunukan
2 788 1 009
6 734 5 363
3 641 14 455
23 897 5 634
6 775 9 425
7 763 36 074
123 558 Berau
5 164 2 438
15 488 13 644
5 723 26 771
36 557 10 493
5 892 23 707
7 763 27 646
181 286 Tarakan
4 906 1 926
11 665 10 068
2 498 13 869
27 955 9 425
12 541 37 592
33 669 22 117
188 231 Total
236 085 79 208
1 498 175 273 741
469 140 973 016
1 712 259 269 051
53 525 138 859
116 955 169 367
195 952 6 185 333
Sumber : Departemen Perhubungan 2007
157
Berdasarkan matriks O-D yang disajikan pada Tabel 40 dapat diketahui bahwa sebagian besar daerah Kalimantan Timur mengalami surplus volume
perdagangan antarkabupaten dalam provinsi. Surplus terbesar dialami oleh Kota Samarinda mencapai 69
. 068 ton atau 51.81 dari total surplus perdagangan
antarkabupaten di Provinsi Kalimantan Timur sebesar 133 .
306 ton, selanjutnya yang kedua ada lah Kabupaten Penajam Paser Utara sebanyak 16
. 228 ton atau
sekitar 12.17, dan terakhir yang terbesar ketiga adalah Kabupaten Pasir yakni sebanyak 14
, 408 ton atau 10.81.
Sebagian besar wilayah Kalimantan Timur wilayah Selatan dapat dikatakan memperoleh surplus perdagangan antarkabupaten. Sedangkan untuk
wilayah Utara, terkecuali Kota Tarakan yang mengalami surplus sebesar 7 721 ton, seluruh wilayah lainnya mengalami defisit. Kabupaten Malinau mengalami
defisit sebesar 1 .
675 ton, Kabupaten Bulungan sebesar 15 .
191 ton, dan Kabupaten Nunukan sebesar 6
. 603 ton.
Apabila matriks O-D tersebut diagregasi menjadi dua wilayah saja, yakni Selatan dan Utara, terlihat jelas bahwa ada ketimpangan perdagangan antar
wilayah diantara keduanya. Dimana volume perdagangan antar wilayah di wilayah Selatan lebih banyak terkonsentrasi pada wilayahnya sendiri sedangkan
untuk wilayah Utara transaksi perdagangannya lebih banyak mengarah ke wilayah Selatan baik itu untuk ekspor maupun impor.
Interaksi perdagangan yang disajika n pada Tabel 40 merupaka n sebuah petunjuk awal mengenai adanya ketimpangan pembangunan yang cukup
mencolok di Provinsi Kalimantan Timur, yang sekaligus juga mengindikasikan telah terjadi ketidakseimbangan infrastruktur transportasi di antara wilayah
Selatan dengan Utara. Sebagaimana diketahui bahwa ketersediaan infrastruktur yang lebih baik pada suatu wilayah akan menyebabkan intensitas perdagangan
menjadi lebih tinggi pada wilayah tersebut dibandingkan pada wilayah yang mempunyai infrastrukturnya kurang sebagaimana yang terlihat antara wilayah
Selatan de ngan Utara di Provinsi Kalimantan Timur ini. Terbatasnya moda transpor tasi darat yang tersedia di Kalimantan Timur
menyebabkan jasa angkutan udara menjadi salah satu alternatif bagi masyarakat untuk melakuka n pe rjalanan antarkabupatenkota, terutama sekali bagi beberapa
wilayah yang sangat jauh dari pusat-pusat pertumbuhan eko nomi provinsi seperti Nunukan, Bulungan, Tarakan dan Malinau.
Tabe l 41. Pelabuhan Udara dan Trayek Angkutan Udara di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2006
Pelabuhan Uda ra da n Trayek Jenis Pesawat
Seat Sepinggan
Balikpapan - Tarakan B 737 200, ATR-42, Cassa
546 Balikapapan - Berau
NC 212, ATR 42 74
Termindung Samarinda - Balikpapan
ATR 42, Cassa 72
Samarinda – Berau ATR 42, Cassa
96 Samarinda - Bulungan
ATR 42 48
Samarinda - Malinau BN 2A
8 Samarinda – Kutai Barat
DHC 6 18
Juata Tarakan – Nunukan
ATR 42, Cassa, C.206 101
Tarakan – Malinau Cassa, BN, C.2006
37 Tarakan – Berau
ATR 42, Cassa 72
Tarakan - Bulungan ATR 42, Cassa
72 Sumber : Departemen Perhubungan 2006
Pada Tabel 41 ditunjukkan bahwa pelabuhan udara yang tergolong dalam kelas menengah ke atas di Kalimantan Timur hanya ada tiga yakni Sepinggan
yang menjadi pelabuhan udara kelas internasional yang juga melayani jasa udara antarkabupaten dengan rute Balikpapan- Tarakan, Balikpapan-Samarinda dan
Balikpapan-Berau. Kemudian pe labuhan uda ra Termind ung de ngan jalur penerba ngan Samarinda-Berau, Samarinda-Bulungan, Samarinda-Malinau, dan
Samarinda-Kutai Barat. Terakhir pelabuhan udara Juata dengan trayek penerbangan Tarakan-Nunukan, Tarakan-Malinau, Tarakan-Berau, dan Tarakan
Bulungan. Jasa transportasi udara untuk penerbangan perintis ini umumnya
menggunakan pesawat dengan jenis ATR 42, Cassa, BN dan C.2006, khusus pada rute Balikpapan-Tarakan sudah dapat dilayani dengan pesawat jenis B737 dengan
kapasitas tempat duduk sebanyak 546 kursi. Tabe l 42. Pelabuhan Udara Perintis di Provinsi Kalimantan Timur
Tahun 2006
Bandara Lokasi
Keterangan Kalimarau
Berau Panjang Landasan Km: 1.30
Jenis Pesawat yang Bisa Mendarat: F-27 Tanjung Harapan
Bulungan Panjang Landasan Km: 1.20
Jenis Pesawat yang Bisa Mendarat: ATR 42
Long Apung Malinau
Panjang Landasan Km: 0.84 Jenis Pesawat yang Bisa Mendarat: BN-2A
Malinau Malinau
Panjang Landasan Km: 1.10 Jenis Pesawat yang Bisa Mendarat: ATR 42
Long Bawan Nunukan
Panjang Landasan Km: 0.90 Jenis Pesawat yang Bisa Mendarat: C-212
Nunukan Nunukan
Panjang Landasan Km: 0.90 Jenis Pesawat yang Bisa Mendarat: C-212
Melak Kutai Barat
Panjang Landasan Km: 0.90 Jenis Pesawat yang Bisa Mendarat: C-212;
Twin Otter
Tiong Ohang Kutai Barat
Panjang Landasan Km: 0.75 Jenis Pesawat yang Bisa Mendarat: BN-2A
Sumber : Departemen Perhubungan 2006
Beberapa pelabuhan udara kecil lainnya yang ada di Kalimantan Timur dapat dilihat pada Tabel 43. Di sini terlihat ada tiga kabupaten yang mempunyai
dua pelabuhan udara sekaligus, yakni Kabupaten Malinau di Long Apung dan Malinau, Kabupaten Nunukan di Long Bawan dan Nunukan dan Kabupaten Kutai
Barat di Melak dan Tiong Ohang, sedangkan untuk Kabupaten Berau da n Bulungan masing- masing hanya memiliki satu lapanga n udara yakni Kalimarau
dan Tanjung Harapa n. Tabe l 43. Arus Lalulintas Bongkar Muat Kargo Angkutan Udara di Provinsi
Kalimantan Menurut KabupatenKota Tahun 2005 dan 2009
kg KabupatenKota
2005 2009
Muat Bongkar
Muat Bongkar
Sepinggan Balikpapan 11 564 020
15 649 124 21 075 976
10 272 932 Temindung Samarinda
165 207 92.85
95 247 170 472
Juata Tarakan 1 695 309
2 703 001 3 061 476
2 654 265 Kalimarau Berau
118 214 2 533 367
467 641 179 231
Nunukan 13 446
47 073 2 970
43 877 Tanjung Harapan Bulungan
41 242 44 374
83 968 75 819
Sumber : BPS Kalimantan Timur 2010
Lalu lintas bongkar muat kargo angkutan udara di Provinsi Kalimantan Timur tergolong cukup tinggi. Seperti yang disajikan dalam Tabel 43, total
bongkar muat kargo pada tahun 2005 mencapa i 34 ,
574 ,
470 kg, kemudian meningkat kurang lebih 10.44 pada tahun 2009 menjadi 38
, 183
, 874 kg. Untuk
dua tahun tersebut kegiatan muat kargo terlihat lebih tinggi dibandingkan bongkar kargo yaitu sekitar 53 dari total pergerakan barang dalam tahun 2005-2009.