Output Perekonomian STRUKTUR PEREKONOMIAN WILAYAH PROVINSI KALIMANTAN TIMUR BERDASARKAN

Tabe l 51. S truktur Output di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2006 Kode Sektor Selatan Utara Kalt im 1 Tanaman Pangan 0.92 1.38 0.95 2 Tanaman Pe rkebunan 0.54 0.81 0.56 3 Peternakan dan Hasil-hasilnya 0.41 1.24 0.47 4 Kehutanan 0.84 3.56 1.05 5 Perikanan 0.88 2.38 1.00 6 Perta mbangan Migas dan Non Migas 76.17 34.41 72.91 7 Industri Makanan dan Minu man 1.83 2.21 1.86 8 Industri Te kstil dan Alas ka ki 0.02 0.02 0.02 9 Industri Barang Kayu, Rotan dan Ba mbu 1.44 1.57 1.45 10 Industri Pu lp dan Kertas 0.15 3.69 0.42 11 Industri La innya 3.16 4.88 3.29 12 Listrik, Gas dan Air Bersih 0.57 1.16 0.62 13 Bangunan 4.34 16.78 5.31 14 Hotel, Restoran dan Perdagangan 2.56 13.27 3.40 15 Angkutan Darat 1.04 1.50 1.08 16 Angkutan Laut, Sungai dan Penyebrangan 1.35 2.72 1.46 17 Angkutan Udara 0.86 1.74 0.93 18 Pos, Teleko monukasi dan Jasa Penunjangnya 0.27 0.58 0.30 19 Le mbaga Keuangan Bank dan Non Bank 0.49 1.03 0.53 20 Jasa-jasa La innya 2.18 5.05 2.41 Total 100.00 100.00 100.00 Sumber: I-O Antar wilayah Provinsi Ka limantan Timur Tahun 2006 Jika diperhatikan pada wilayah Selatan dan Utara, tampak jelas ada perbedaan keseimbangan struktur output ya ng dihasilka n. Di wilayah Selatan kelihatan ketimpangan output secara sektoral lebih mencolok, oleh karena kontribusi sektor pertambangan migas dan non migas sangat mendominasi komposisi output, yakni sebesar 76.17, sedangkan untuk wilayah Utara penyeba ran output cukup merata yang dibagi ke sektor pertambangan migas dan non migas sebesar 34.41, sektor bangunan sebesar 16.78, serta sektor hotel, restoran dan perdagangan sebesar 13.27. Sebagian besar output Kalimantan Timur lebih banyak dihasilkan wilayah selatan mulai da ri output sektor pertanian hingga jasa-jasa, semuanya dihasilkan wilayah Kalimantan Timur wilayah Selatan. Tabe l 52. Kontribusi Wilayah Selatan dan Utara Terhadap Total Output di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2006 Kode Sektor Selatan Utara Kaltim 1. Tanaman Pangan 88.65 11.35 100.00 2. Tanaman Perkebunan 88.70 11.30 100.00 3. Peternakan dan Hasil-hasilnya 79.51 20.49 100.00 4. Kehutanan 73.58 26.42 100.00 5. Perikanan 81.30 18.70 100.00 6. Pertambangan Migas dan Non Migas 96.31 3.69 100.00 7. Industri Makanan dan Minuman 90.69 9.31 100.00 8. Industri Tekstil dan Alas kaki 91.36 8.64 100.00 9. Industri Barang Kayu, Rotan dan Bambu 91.54 8.46 100.00 10. Industri Pulp dan Kertas 31.92 68.08 100.00 11. Industri Lainnya 88.40 11.60 100.00 12. Listrik, Gas dan Air Bersih 85.33 14.67 100.00 13. Bangunan 75.31 24.69 100.00 14. Hotel, Restoran dan Perdagangan 69.47 30.53 100.00 15. Angkutan Darat 89.10 10.90 100.00 16. Angkutan Laut, Sungai dan Penyebrangan 85.46 14.54 100.00 17. Angkutan Udara 85.34 14.66 100.00 18. Pos, Telekomonukasi dan Jasa Penunjangnya 84.80 15.20 100.00 19. Lembaga keuangan Bank dan Non Bank 84.81 15.19 100.00 20. Jasa-jasa Lainnya 83.59 16.41 100.00 Total 92.18 7.12 100.00 Sumber: I-O Antar wilayah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2006 Kontribusi wilayah tersebut penciptaan output di Kalimantan Timur mencapai 92.18, sedangkan wilayah Utara sebesar 7.12. Sektor produksi di wilayah Selatan yang paling besar memberi kontribusinya terhadap total output perekonomian Kalimantan Timur antara lain sektor pertambangan migas dan non migas, industri makanan dan minuman, industri tekstil dan alas kaki, industri barang kayu, rotan dan bambu. Keempat sektor ini mampu memberi kontribusi output lebih dari 90 terhadap total output Kalimantan Timur. Seperti diketahui bahwa output yang paling banyak dihasilkan di wilayah Selatan, akibatnya barang dan jasa lebih tinggi mengalir dari Selatan ke Utara dibandingkan Utara ke Selatan. Seperti yang dijelaskan dalam Tabel 53, total output antara yang dialirkan ke wilayah Utara dari wilayah Selatan adalah sebesar Rp. 1 . 585 . 462.45 juta, sedangkan dari wilayah Utara ke Selatan sebanyak Rp. 872 . 979 . 65 juta. Sehingga total perdagangan antar wilayah ini, dapat diperoleh bahwa wilayah Selatan memperoleh benefit yang lebih banyak, karena wilayah tersebut memperoleh surplus perdagangan yang tinggi sebesar Rp. 712 . 482.80 juta dari wilayah Utara. Tabe l 53. Transaksi Intermediate Output Antar wilayah di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2006 juta rupiah No. Sektor Selatan ke Uta ra Utara ke Se latan 1 Tanaman Pangan 39 627.15 540.89 2 Tanaman Pe rkebunan 409.65 0.00 3 Peternakan dan Hasil-hasilnya 5 921.79 52 941.36 4 Kehutanan 124.29 2 820.03 5 Perikanan 9.16 0.00 6 Perta mbangan Migas dan Non Migas 104 976.03 316 971.09 7 Industri Makanan dan Minu man 14 938.25 19 716.25 8 Industri Te kstil dan Alas Ka ki 14 397.06 3 237.83 9 Industri Barang Kayu, Rotan dan Ba mbu 4.08 121.16 10 Industri Pu lp dan Kertas 3 861.43 568.58 11 Industri La innya 228 069.87 44 817.84 12 Listrik, Gas dan Air Bersih 1 161.39 0.00 13 Bangunan 711 371.25 266 160.26 14 Hotel, Restoran dan Perdagangan 44 903.04 97 518.56 15 Angkutan Darat 359 683.39 8 925.76 16 Angkutan Laut, Sungai dan Penyebrangan 26 769.69 0.00 17 Angkutan Udara 5 036.70 0.00 18 Pos, Teleko monukasi dan Jasa Penunjangnya 19 624.86 0.00 19 Le mbaga Keuangan Bank dan Non Bank 184.16 0.00 20 Jasa-jasa La innya 4 389.19 58 640.04 Total 1 585 462.45 872 979.65 Sumber: I-O Antar wilayah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2006 Apabila dikaji secara sektoral, sebenarnya tidak semua perdagangan antar wilayah tersebut hanya menguntungkan wilayah Selatan saja. Beberapa komoditi pertanian, industri dan jasa, ada juga yang dapat memberi be nefit terhadap wilayah Utara, seperti pada sektor peternakan dan kehutanan. Wilayah Utara dapat mengambil surplus perdagangan dari wilayah Selatan masing- masing sebesar Rp. 47 . 019.57 juta selisihnya adalah 52 . 941.36 juta - 5 . 921.79 juta dan Rp. 2 . 695.74 juta selisihnya adalah 2 . 820.03 juta - 124.29 juta. Demikian juga pada sektor industri makanan dan minuman, wilayah Utara memperoleh benefit sebesar Rp. 4 . 778 juta. Terakhir untuk sektor hotel, restoran da n perda gangan, wilayah Utara dapat memperoleh keuntungan dari perdagangan antar wilayah tersebut sebesar Rp. 52 . 615.51 juta. Khusus sektor-sektor produksi yang berhubungan dengan infrastruktur baik itu menyangkut prasarana, sarana maupun jasa, semuanya terlihat surplus pada wilayah Selatan. Secara keseluruhan wilayah Selatan mendapat surplus perdagangan dari sektor-sektor infrastruktur tersebut sekitar Rp. 847 . 399.87 juta, dimana kontribusinya yang paling tinggi adalah berasal dari sektor bangunan yakni sebesar Rp. 445 . 210.99 juta atau sekitar 52.54 dari selisih perdagangan ekspor domestik antara wilayah Selatan dan Utara.

VIII. MULTIPLIER SEKTOR INFRASTRUKTUR

8.1. Keterkaitan ke Belakang dan ke Depan Sektor Infras truktur

Hirschman 1958 dalam Jhingan 1993 merinci keterkaitan antar sektor menjadi empat bagian, yakni: 1 keterkaitan langsung ke belakang, 2 keterkaitan langsung ke depan, 3 daya sebar ke depan, dan 4 daya sebar ke belakang. Berdasarkan semua keterangan ini pejabat perencana dapat menentukan pengaruh suatu peruba han da lam satu sektor terhadap semua sektor lain dalam perekonomian dan dengan demikian mereka dapat menyusun rencana yang sesuai dengan ko ndisi pe reko nomian yang terjadi. Informasi yang disampaikan melalui koefisien keterkaitan secara langsung, baik itu ke belakang maupun ke depan menunjukkan seberapa jauh output dari suatu sektor mencukupi kebutuhan input produksinya atau memenuhi permintaan domestik dari sektor produksi lain. Karena itu perbandingan koefisien langsung antar sektor produksi belum dapat menunjukkan apakah suatu sektor itu bisa dianggap sebagai sektor utama atau buka n pada suatu wilayah. Tabe l 54 menunjukkan meskipun terlihat jelas ba hwa sektor angkutan udara memiliki pengaruh langsung ke belakang backward direct effect paling besar diantara semua sektor infrastruktur di wilayah Kaltimsela Kalimantan Timur wilayah Selatan dan sektor bangunan Kaltimtara Kalimantan Timur wilayah Utara, dengan nilai masing- masing sebesar 0.7692 dan 0.8398, namun belum bisa dikatakan kedua sektor tersebut merupakan sektor utama infrastruktur pada masing- masing wilayah. Angka koefisien 0.7692 hanya menunjukkan banyaknya input antara yang digunakan oleh sektor angkutan udara untuk menghasilkan produksinya sebesar satu-satuan moneter. Seda ngka n angka koefisien 0.8398 menunjukkan banyaknya input yang digunakan untuk menghasilkan output dari sektor bangunan sebanyak satu-satuan moneter. Tabe l 54. Keterkaitan ke Belakang Langsung Sektor Infrastruktur dan Sektor-Sektor Lainnya di Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2006 No. Sektor Kaltimsela Kaltimtara Sektor-Sektor Infrastruktur sarana dan prasarana 1. Listrik, Gas dan Air Bersih 0.6623 0.4986 2. Bangunan 0.3588 0.8398 3. Angkutan Darat 0.5468 0.5750 4. Angkutan Laut, Sungai dan Penyeberangan 0.5018 0.3387 5. Angkutan Udara 0.7692 0.5634 6. Pos, Telekomonukasi dan Jasa Penunjangnya 0.2347 0.3878 Sektor-Sektor Lainnya 1. Tanaman Pangan 0.0738 0.0246 2. Tanaman Perkebunan 0.2085 0.0977 3. Peternakan dan Hasil-hasilnya 0.3027 0.1960 4. Kehutanan 0.0779 0.3662 5. Perikanan 0.1794 0.1076 6. Pertambangan Migas dan Non Migas 0.3239 0.3894 7. Industri Makanan dan Minuman 0.9839 0.9967 8. Industri Tekstil dan Alas Kaki 0.3082 0.6541 9. Industri Barang Kayu, Rotan dan Bambu 0.9389 0.9752 10. Industri Pulp dan Kertas 0.8666 0.2002 11. Industri Lainnya 0.6373 0.4555 12. Hotel, Restoran dan Perdagangan 0.4494 0.1821 13. Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank 0.1278 0.2256 14. Jasa-jasa Lainnya 0.2235 0.6272 Sumber : I-O Antar Wilayah Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2006 Meskipun koefisien keterkaitan ke belakang langsung memiliki cara perhitungan yang sangat sederhana, namun informasi ya ng diberika n cukup memadai untuk menjelaskan perilaku dari suatu sektor infrastruktur dalam pereko nomian wilayah. Seba gai contoh, berdasarkan rata-rata angka koefisien keterkaitan langsung ke belakang dalam tabel di atas terlihat bahwa peranan