Metode Cross Entrophy PROSEDUR PENYUSUNAN INPUT-OUTPUT

koefisien A dengan meminimumkan jarak entropy antara koefisien A pada matriks sebelumnya dan matriks koe fisien yang baru hasil estimasi, atau secara matematik hal tersebut dapat disampaikan sebagai berikut.         ∑∑ i j ij ij ij A A ln A min       − = ∑∑ ∑∑ i j i j ij ij ij ij A ln A A ln A min ......................................... [73] dengan kendala : ∑ = j i j ij Y Y A .................................................................................... [74] ∑ = j ji A 1 …………………………………………………...….. ..... [75] dimana : A adalah matriks koefisien A sebelumnya A adalah matriks koe fisien A estimasi yang akan menghasilkan tabel I-O yang seimbang. Y adalah matriks vektor kolom output i da n j adalah sektor i dan sektor j Melalui estimasi dengan metode CE akan diperoleh matriks transaksi antar wilayah Kalimantan Timur wilayah Selatan dan Utara yang baru, dimana jumlah kolom dan baris telah sama. Matriks transaksi ini harus dikoreksi, oleh karena kemungkinan terdapat nilai- nilai yang tidak logis sesuai dengan kondisi obyektif perekonomian Kalimantan Timur wilayah Selatan atau Utara. Pekerjaan ini dilakukan berulang kali sehingga diperoleh keseimbangan antara input dan output yang logis sesuai dengan kondisi eksisting perekonomian wilayah masing- masing.

VI. PROFIL EKONOMI WILAYAH DAN IN FRASTRUKTUR PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

6.1. Penduduk dan Tenaga Kerja

Perkembangan penduduk di Provinsi Kalimantan Timur sepanjang periode 2006-2009 terlihat terkendali. Selama periode tersebut jumlah penduduk rata-rata bertambah sekitar 2.32 per tahun, dengan tingkat pertumbuhannya yang paling tinggi pada tahun 2006 yakni sebesar 2.37 dibandingkan tahun 2005 dan terendah pada tahun 2009 yakni sebesar 2.27 bila dibandingkan tahun 2008, perhatikan Tabel 25. Tabel 25. Laju Pertumbuhan Penduduk di Provinsi Kalimantan Timur Menurut KabupatenKota Tahun 2006-2009 KabupatenKota 2006 2007 2008 2009 Rata-rata 1. Paser 1.07 1.02 0.97 0.91 0.99 2. Kutai Barat 1.37 1.32 1.27 1.20 1.29 3. Kutai Kartanegara 2.02 1.98 1.92 1.86 1.95 4. Kutai Timur 2.78 2.73 2.68 2.61 2.70 5. Berau 4.07 4.02 3.97 3.90 3.99 6. Malinau 5.62 5.57 5.51 5.44 5.54 7. Bulungan 3.50 3.46 3.40 3.34 3.43 8. Nunukan 6.05 6.01 5.95 5.89 5.97 9. Penajam Paser Utara 1.09 1.05 1.00 0.93 1.02 10. Balikpapan 2.06 2.01 1.96 1.90 1.98 11. Samarinda 1.15 1.11 1.06 0.99 1.08 12. Tarakan 5.27 5.22 5.17 5.10 5.19 13. Bontang 3.14 3.10 3.05 2.98 3.07 Provinsi Kaltim 2.37 2.34 2.31 2.27 2.32 Sumber : BPS Kalimantan Timur 2010 Wilayah yang paling cepat pertumbuhan penduduknya selama ini adalah Kabupaten Nunukan, dimana selama tahun 2006-2009, jumlah penduduk di wilayah ini bertambah sekitar 5.97 per tahun, sedangkan yang paling rendah tingkat pertumbuhannya adalah Kabupaten Paser yakni sebesar 0.99 per tahun. Secara keseluruhan pertambahan penduduk di sebelah Utara tampak lebih cepat dibandingkan Selatan. Pada wilayah Selatan pertumbuhan pe nduduk rata-rata hanya sekitar 1.76 per tahun, sementara di wilayah Utara mencapai 4.82 per tahun sepanjang tahun 2006-2009. Salah satu penyebab mengapa pertumbuhan pe nduduk di wilayah Utara saat ini lebih cepat dibandingkan wilayah Selatan adalah kemungkinan tingginya migrasi ke wilayah tersebut. Lahan luas yang masih be rupa hutan memungkinkan terjadinya migrasi ke wilayah Utara untuk berusaha dan membuka pemukiman baru, seda ngka n wilayah Selatan dengan tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi tidak memberikan ruang bagi terjadinya peningkatan migrasi seperti di wilayah Utara Kalimantan Timur. Sebagaimana yang disajikan dalam Tabel 26, terkecuali Kabupa ten Taraka n, untuk ka bupaten-kabupaten lainnya yang berada di wilayah Utara Kalimantan Timur mempunyai kepadatan penduduk rata-rata hanya berkisar 1.45–9.32 orangkm 2 . Ruang wilayah yang masih sangat luas ini akhirnya mendorong pertambahan penduduk bergerak lebih cepat. Berbeda dengan wilayah-wilayah sebelah Selatan Kalimantan Timur, kepadatan penduduknya sangat tinggi terutama berada di wilayah Balikpapan dan Samarinda. Kedua wilayah ini selama periode 2006-2009 memiliki kepadatan penduduk rata-rata mencapai 895.29 orangkm 2 dan 835.52 orangkm 2 , kemudian wilayah yang mempunyai kepadatan yang tinggi juga adalah Bontang yakni sebesar 808.29 orangkm 2 .