Perkembangan Produksi Beras Indonesia
produksi dalam negeri hanya cukup untuk pemenuhan konsumsi beras domestik, bahkan untuk cadangan nasional setiap tahun selalu ada realisasi impor beras dari
luar negeri. Tabel 3. Produksi padi GKG menurut Pulau di Indonesia
Tahun 2001-2005 000 ton Daerah
2000 2001
2002 2003
2004 2005
Sumatera 11.819 11.286 11.542 12.136 12.665 12.620
22,77 22,37 22,42 23,28 23,42 23,25
Jawa 29.120 28.312 28.607 28.167 29.635 29.763
56,11 56,11 55,56 54,03 54,79 55,06
Bali dan Nusa Tenggara
2.776 2.695
2.647 2 .725
2.807 2.590
5,35 5,34
5,14 5,23
5,19 4,79
Kalimantan 3.000
3.074 3.169
3.357 3.656
3.604
5,78 6,09
6,16 6,44
6,76 6,67
Sulawesi 5.065
4.982 5.438
5.602 5.171
5.296
9,76 9,87
10,56 10,74 9,56 9,80
Maluku dan Irian Jaya 117
108 85
149 151
180
0,23 0,22
0,17 0,29
0,28 0,33
Luar Jawa 22.778 22.148 22.881 23.970 24.452 24.292
43,89 43,89 44,44 45,97 45,21 44,94
Indonesia 51.898 50.460 51.489 52.137 54.088 54.056
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2000-2005 Keterangan: : angka sementara
Angka di dalam kurung menyatakan persentase terhadap produksi nasional.
Produksi padi Indonesia pada dasarnya tergantung pada dua variabel, yaitu luas areal panen dan produkstivitas per satuan luas. Produksi dalam negeri sampai
saat ini masih didominasi oleh pulau Jawa yaitu sekitar 56 persen dari total produksi nasional. Pada tabel 3, terlihat bahwa selama ini produksi padi dalam
negeri masih tergantung pada produksi di pulau Jawa, karena 56 persen produksi padi berada di pulau Jawa, selebihnya tersebar 22 persen di pulau Sumatera, 10
persen di pulau Sulawesi dan 5 persen di pulau Kalimantan. Pulau Jawa mendapat proporsi paling besar dalam pengusahaan padi. Hal ini didukung oleh topografi,
dan kesuburan tanah di pulau Jawa yang sangat cocok untuk usahatani padi. Selain itu tenaga kerja yang dibutuhkan dalam sektor pertanian juga lebih banyak
terdapat di pulau Jawa mengingat pulau Jawa merupakan pulau yang terpadat penduduknya.
Pulau Jawa merupakan sentra produksi padi yang utama dan berperan sebagai penyangga produksi beras nasional. Luas tanaman di pulau Jawa
cenderung menurun. Hambatan peningkatan luas tersebut karena: 1 pertambahan penduduk yang relatif tinggi akan meningkatkan permintaan terhadap lahan
perumahan dan infrastruktur. 2 Industrialisasi diperkirakan akan cenderung berlokasi di pulau Jawa yang memiliki fasilitas infrastruktur yang lebih baik.
Hambatan lain yang menyebabkan usaha peningkatan hasil per hektar lebih sukar diduga karena harga pupuk dan pestisidainsektisida yang meningkat, sehingga
pemakaian pupuk tidak berimbang Suryana et al., 2001. Tabel 4. Perkembangan Produksi Padi dan Beras Tahun 2000-2005
Tahun Luas Panen Padi
ha Produksi
Padi ton Produktivitas
Padi ton Produksi
Beras ton
2000 11.793.475
51.989.852 4,40
32.696.277 2001
11.499.997 50.460.782
4,38 31.790.293
2002 11.521.166
51.489.694 4,47
32.438.507 2003
11.477.357 52.078.830
4,54 32.809.663
2004 11.922.974
54.088.468 4,54
34.075.735 2005
11.818.913 54.056.282
4,57 34.055.458
Sumber: Badan Pusat Statistik.
Laju pertumbuhan produksi pangan nasional dalam dasawarsa terakhir rata-rata cenderung terus menurun. Luas lahan pertanian di Indonesia semakin
lama semakin berkurang oleh karena adanya konversi lahan pertanian ke non pertanian. Konversi lahan ini dilakukan sebagai bentuk implikasi dari
pertambahan jumlah penduduk yang menuntut bertambahnya kebutuhan manusia akan pemukiman dan barang-barang kebutuhan lainnya. Tentu saja hal ini
berpengaruh terhadap produksi padi dalam negeri mengingat luas lahan adalah
salah satu faktor yang berpengaruh terhadap produksi padi. Kenyataan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.
Namun demikian, dalam rangka meningkatkan produktivitas dan produksi padi nasional, pemerintah tengah mempromosikan pengembangan sistem dan
usaha agribisnis berbasis usahatani padi. Berbagai program promosi yang dilaksanakan secara berkelanjutan adalah sebagai berikut: a Pengembangan
infrastruktur mendukung usahatani padi dan peningkatan akses petani terhadap sarana produksi dan sumber permodalan, b Peningkatan mutu intensifikasi
usahatani padi dengan menggunakan teknologi maju, c Melaksanakan ekstensifikasi lahan pertanian terutama di luar Jawa, dan e Peningkatan akses
petani terhadap sarana pengolahan pasca panen dan pemasaran. Pelaksanaan berbagai kebijakan tersebut ternyata telah mendorong
peningkatan produksi padi. Pada tahun 2003, produksi padi mencapai 52,08 juta ton gabah kering giling, atau meningkat sekitar 0,70 persen dibanding produksi
tahun 2002. Adapun produktivitas padi pada tahun 2003 meningkat menjadi 45,38 kuintalha, atau naik sekitar 1,29 persen dibandingkan tahun 2002.
Tahun 2004, produksi padi nasional mencapai 54,09 juta ton gabah kering giling, setara 34 juta ton beras konversi 0,632, merupakan produksi beras
tertinggi selama Republik ini berdiri. Tahun 2004 Indonesia dapat dikatakan mampu swasembada beras, mengulangi keberhasilan swasembada tahun 1984.