Teori Perdagangan Internasional Kerangka Pemikiran Teoritis 1. Teori Penawaran dan Permintaan

negara A sebelum terjadinya perdagangan relatif lebih rendah bila dibandingkan dengan harga domestik di negara B Gambar 1 . Struktur harga yang relatif lebih rendah di negara A tersebut disebabkan karena adanya kelebihan penawaran excess supply yaitu produsi domestik melebihi konsumsi domestik, sebesar BE. Dalam hal ini faktor produksi di negara A relatif berlimpah. Dengan demikian negara A mempunyai kesempatan menjual kelebihan produksinya ke negara lain. Negara B mengalami kekurangan suplai beras karena konsumsi domestiknya melebihi produksi domestik excess demand, sebesar B’E’ sehingga harga menjadi lebih tinggi. Pada kesempatan ini negara B berkeinginan untuk membeli komoditi beras dari negara lain yang harganya lebih murah. P x P y P x P y P x P y S a S w S b Ekspor A” P b B E P w E B’ A’ E’ P a A A D Impor D b D a Negara A Perdagangan Internasional Negara B Gambar 1. Kurva Terjadinya Perdagangan Internasional Sumber: Salvatore, 1997 Apabila kemudian terjadi komunikasi antara negara A dan negara B, maka akan terjadi perdagangan antara kedua negara tersebut. Dalam hal ini negara A akan mengekspor beras ke negara B. dapat dilihat pada gambar 1, sebelum terjadinya perdagangan internasional, harga di negara A adalah sebesar P a sedangkan di negara B adalah sebesar P b. Suplai di pasar internasional akan terjadi jika harga internasional lebih besar dari P a , sedangkan permintaan di pasar internasional akan terjadi jika harga internasional lebih rendah dari P b . Pada saat harga internasional sama dengan P w maka di negara B terjadi kelebihan permintaan sebesar B’E’, sedangkan di negara A terjadi kelebihan suplai sebesar BE. Perpaduan antara kelebihan penawaran di negara A dan kelebihan permintaan di negara B akan menentukan harga yang terjadi di pasar internasional, yaitu sebesar P w. Dengan adanya perdagangan tersebut maka negara A akan mengekspor beras sebesar BE, dan negara B akan mengimpor beras sebesar B’E’. Negara A Perdagangan Internasional Negara B S b S a S w S w1 D b D a S a1 E E b P w1 E P a P a1 B F E G 0 Q 1 Q 2 F’ B’ E’ G’ Gambar 2. Kurva Terjadinya Perdagangan Internasional 2. Sumber: Salvator, 1997. Berdasarkan gambar 2, dapat dilihat adanya saling ketergantungan antar negara yang terlibat dalam perdagangan internasional. Seandainya oleh karena satu atau beberapa hal menyebabkan penawaran ekspor suatu komoditi di negara A meningkat sebagaimana yang ditunjukkan oleh pergeseran kurva penawaran dari S a menjadi S a1 . Pergeseran kurva penawaran ke kanan dapat disebabkan karena terjadinya peningkatan produksi. Pergeseran kurva penawaran S a menjadi S a1 menyebabkan harga domestik menjadi turun. Oleh karena harga domestik relatif lebih rendah dibandingkan dengan harga internasional maka secara ekonomis adalah lebih menguntungkan bila mengekspor, dan ini ditunjukkan oleh pergeseran kurva penawaran ekspor dari S w menjadi S w1 . akibatnya harga di pasar internasional turun menjadi di bawah P menjadi P w1 . penurunan harga di pasar internasional ini menyebabkan permintaan domestik di negara B meningkat, sehingga akan terjadi pningkatan jumlah impor menjadi F’G’ oleh negara B yang besarnya sama dengan jumlah peningkatan ekspor oleh negara A menjadi FG. Kenaikan ekspor impor ini ditunjukkan dalam perdagangan dunia yang meningkat dari 0Q 1 menjadi 0Q 2. Mekanisme perdagangan internasional dapat dilihat pada gambar 2. Kondisi nilai tukar seperti terdepresiasinya rupiah terhadap dollar juga merupakan faktor yang dapat menyebabkan kurva penawaran bergeser ke kanan. Nilai tukar menggambarkan daya saing suatu negara dalam perdagangan internasional. Terdepresiasinya rupiah terhadap dollar membuat harga beras Indonesia relatif lebih murah sehingga mendorong terjadinya peningkatan jumlah penawaran ekspor Mankiw, 2000. Mekanisme pengaruh perubahan kurs terhadap volume ekspor dapat dilihat pada gambar 3. Pengeluaran E Pengeluaran aktual ? NX Pengeluaran direncanakan Kurs e Kurs, e e 1 e 1 e 2 e 2 NX 1 NX 2 ekspor bersih Y 1 Y 2 output S w D b S b D a S a P S w1 D w F B E G 0 Q 1 Q 2 F’ B’ E’ G’ Negara A Perdagangan Internasional Negara B Gambar 3. Mekanisme Pengaruh Kurs Terhadap Volume Ekspor Sumber: Mankiw, 2000. Seandainya di negara A terjadi deperesiasi kurs yang terlihat pada penurunan kurs dari e 1 menjadi e 2. Penurunan kurs yang terjadi ini menyebabkan terjadinya peningkatan output pada kurva IS. Peningkatan output ini terjadi karena adanya peningkatan ekspor bersih sebagaimana ditunjukkan pada gambar perpotongan Keynesian. Oleh karenanya dapat disimpulkan bahwa penurunan kurs depresiasi menyebabkan terjadinya peningkatan volume ekspor. Selanjutnya dapat dijelaskan pula bagaimana mekanisme peningkatan volume ekspor yang disebabkan penurunan kurs pada gambar perdagangan internasional. Semula sebelum terjadinya penurunan kurs, besarnya nilai excess supply di negara A sebesar BE. Setelah terjadinya penurunan kurs menyebabkan terjadinya peningkatan excess supply menjadi FG. Kondisi ini mengakibatkan kurva suppy dunia mengalami pergeseran dengan titik awal yang sama. Pergeseran kurva supply dunia dari S w menjadi S w1 menyebabkan tingkat harga dunia yang terjadi lebih rendah dan volume perdagangan internasional meningkat dari 0Q 1 menjadi 0Q 2 . negara pengimpor merespon perubahan harga ini dengan meningkatkan jumlah impornya. Besarnya volume ekspor negara A setelah depresiasi kurs FG sama dengan besarnya volume impor negara B F’G’.

3.1.4 Fungsi Ekspor

Ekspor suatu negara merupakan selisih produksi domestik dikurangi konsumsi domestik ditamb ah dengan stok pada akhir tahun lalu, secara matematis dapat digambarkan sebagai berikut: Xt = PBt –KBt + SBt ............................................................................. 4 Dimana: Xt = Jumlah ekspor tahun ke t PBt = Jumlah produksi domestik pada tahun ke t KBt = Jumlah konsumsi domestik pada tahun ke t SB t-1 = jumlah stok awal tahun ke t atau akhir tahun lalu tahun ke t-1 Jumlah produksi beras tahun ke t PBt pada dasarnya ditentukan input- inputnya yaitu luas areal panen padi LPt, penggunaan pupuk urea PUt, iklim yang terjadi selama satu tahun dan dalam hal ini adalah curah hujan rata-rata CH t , dan penggunaan teknologi yang ditunjukkan oleh produktivitas PVt. Dengan melihat faktor-faktor tersebut maka fungsi produksi dapat dituliskan sebagai berikut: PBt = f LPt, PUt, CHt, PVt, ................................................................. 5 Produksi yang dihasilkan tersebut sebagian besar akan dikonsumsi mengingat jumlah penduduk yang besar sehingga kebutuhan pangan pun besar. Besar konsumsi tersebut KBt tergantung pada harga beras domestik HEt, Jumlah penduduk JPt, Pendapatan per kapita YPt, harga komoditi substitusi dalam hal ini jagung HJt dan selera yang ditunjukkan oleh konsumsi per kapita CPt. Dengan demikian maka fungsi konsumsi dapat dituliskan sebagai berikut : KBt = f HEt, JPt, YPt, HJt, CPt ........................................................... 6 Dari penjelasan-penjelasan tersebut maka ekspor X t suatu komoditi pertanian dapat dinyatakan dalam bentuk persamaan struktural sebagai berikut: Xt = f LPt, PUt, CHt, PVt, HEt, JPt, YPt, HJt, CPt, SBt .. .................. 7