Uji Normalitas Uji Statistik

4.2.2.2.4 Uji Multikolinieritas

Dalam model regresi yang mencakup lebih dari dua variabel independen, sering dijumpai adanya kolinear ganda multikolinear. Adanya multikolinear menyebabkan pendugaan koefisien regresi tidak nyata walaupun nilai R 2 tinggi, tanda koefisien tidak sesuai dengan teori dan dengan metode OLS, penduga koefisien mempunyai simpangan baku yang sangat besar. Pengujian multikolinieritas dapat dilakukan dengan memperhatikan nilai Variance Inflation factor VIF untuk koefisien regresi ke-j yang dapat dirumuskan sebagai berikut: VIF = j R 2 1 1 − , j= 1, 2, 3,..., k R j 2 yang dimaksud adalah koefisien determinasi dari regresi variabel independen ke j pada k-1 variabel independen sisanya untuk k = 2 variabel independen, r j 2 adalah kuadrat dari korelasi sampel r. Jika variabel prediktor X ke j tidak berkaitan dengan X sisa, maka R j 2 = 0. Jika terdapat hubungan, maka VIF j 10. Nilai VIF mendekati 10 10 menunjukkan bahwa tidak terdapat masalah multikolinier pada variabel independen.

4.2.2.2.5 Uji Heteroskedastisitas

Variabel atau keragaman dalam deret waktu cenderung meningkat dengan tingkat deret. Variabilitas dapat meningkat apabila variabel berkembang pada tingkat yang konstan dibandingkan jumlah yang konstan sepanjang waktu. Variabel yang tidak konstan disebut heteroskedastisitas. Pengujian untuk menganalisis masalah heteroskedastisitas antara lain adalah dengan metode uji homogenitas Barlett. Pengujian dengan metode Barlett menggunakan rumus: B = [ ] 1 3 1 1 1 ln v - Ev S v ln v 2 i i i 2 i i − −       +           × ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ k v v S i i i S i 2 = 1 2 1 − ∑ = − i n j ij n X X i Keterangan: B hitung = nilai uji Barlett hitung K = jumlah variabel n i = jumlah sampel variabel i V i = derajat kebebasan n i - 1 S 2 i = ragam variabel i Dengan hipotesis: H = data homogen H 1 = data tidak homogen Jika B hitung B tabel maka terima H Jika B hitung B tabel maka tolak H

4.2.2.2.6 Uji Autokorelasi

Dalam analisis regresi dengan data time series dan cross-section terdapat masalah autokorelasi. Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui apakah error pada suatu persamaan bersifat independen atau dependen. Pengujian kemungkinan adanya autokorelasi dilakukan dengan uji d Durbin Watson.