Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian

beras selama kurun waktu 30 tahun yaitu pada periode 1976-2005, serta faktor- faktor yang mempengaruhi produksi dan ekspor beras Indonesia. 2. Sebagai sumber referensi, penyedia informasi, dan penambah wawasan bagi mahasiswa dalam melakukan studi lanjutan. 3. Sebagai sarana bagi pengembangan wawasan dan pengaplikasian ilmu pengetahuan yang diperoleh penulis selama melakukan stud i di Institut Pertanian Bogor. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian dan Keterbatasan Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi produksi dan ekspor beras Indonesia. Penelitian ini membahas mengenai produksi beras dan ekspor beras secara umum, tidak secara khusus ke negara tujuan tertentu. Ekspor beras yang dianalisis dalam penelitian ini adalah beras secara umum, bukan beras dengan jenis tententu seperti, a Broken rice beras pecah; b Semi milled or 4 wholly milled rice, whether or not polished or glazed beras setengah giling atau giling penuh; c Husked brown rice beras pecah kulit; dan d Rice in the husk paddy or rough gabah. Dengan keterbatasan data, maka penelitian dibatasi menggunakan data periode 1976-2005.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Beras Sebagai Pangan Pokok Utama

Beras adalah hasil olahan dari produk pertanian yang disebut padi Oryza Sativa, L . Beras merupakan komoditas pangan yang dijadikan makanan pokok bagi bangsa Asia, khususnya Indonesia, Thailand, Malaysia, Vietnam, Jepang, dan Myanmar. Pangan pokok adalah pangan yang muncul dalam menu sehari- hari, mengambil porsi terbesar dalam hidangan dan merupakan sumber energi terbesar. Sedangkan pangan pokok utama ialah pangan pokok yang dikonsumsi oleh sebagian besar penduduk serta dalam situasi normal tidak dapat diganti oleh jenis komoditas lain khumaidi 1997. Sebagai bahan pangan pokok, ketersediaan beras dalam jumlah dan kandungan gizi yang cukup memiliki arti penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk itu ketersediaan beras perlu diupayakan kelestariannya dan keserasiannya dengan dinamika ekosistem tropik. Menurut Dawe 1997 dan Tsujii 1998 dala m Amang dan Sawit 1999 karakteristik beras adalah sebagai berikut: i. 90 persen produksi dan konsumsi beras dilakukan di Asia, hal ini berbeda dengan gandum dan jagung yang diproduksi oleh banyak negara di dunia. ii. Beras yang diperdagangkan di pasar dunia tipis thin market yaitu antara 4-5 total produksi, berbeda sekali dengan sejumlah komoditas lainnya seperti gandum20, jagung 15, dan kedelai 30. Pada umumnya volume beras yang diperdagangkan merupakan sisa konsumsi dalam negara. Semakin tidak stabilnya harga beras dunia atau harga beras dalam negeri suatu negara, semakin besar tingkat self-sufficiency besar yang dianut oleh suatu negara, demikian juga rumah tangga tani di Asia. iii. Harga beras sangat tidak stabil dibandingkan komoditas pangan lainnya, misalnya gandum. iv. 80 perdagangan beras dikuasai oleh enam negara yaitu Thailand, AS, Vietnam, Pakistan, Cina, dan Myanmar. Oleh karena itu pasar beras internasional tidak sempurna, harga beras akan ditentukan oleh kekuatan oligopoli tersebut. v. Indonesia merupakan negara net importir terbesar beras pada peride tahun 1997-1998 yaitu sekitar 31 dari total beras yang diperdagangkan dunia. vi. Hampir banyak negara di Asia, memperlakukan beras sebagai wage goods dan political goods. Pemerintah akan goncang apabila harga beras tidak stabil dan tinggi. 2.2 Penelitian Terdahulu 2.2.1 Penelitian Mengenai Beras Pada tahun 2005, Simbolon 2005 melakukan penelitian tentang integrasi pasar beras domestik dengan pasar beras dunia dan pengaruh adanya tarif impor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 secara umum terjadi integrasi antara pasar beras domestik dengan pasar beras dunia. Namun derajat integrasi tersebut berbeda menurut varietas atau jenis beras: ha rga satu varietas beras domestik yaitu setra terintegrasi kuat dengan ketiga jenis beras dunia yaitu broken 5 persen, broken 25 persen, dan broken 35 persen dan lima harga varietas beras