Kerangka Pemikiran Operasional KERANGKA PEMIKIRAN
Indonesia me mang memiliki potensi untuk memproduksi beras. Indonesia yang memiliki keunggulan komparatif dalam memproduksi beras seharusnya mampu
meningkatkan produksinya dan mulai berusaha untuk mengembangkan ekspor beras yang sudah ada.
Oleh karena itu kebutuhan unt uk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi produksi beras Indonesia dan faktor-faktor yang mempengaruhi
ekspor beras Indonesia tersebut penting untuk dilakukan guna mengetahui kebijakan strategi yang dapat dilakukan oleh pemerintah Indonesia untuk
meningkatkan produksi beras Indonesia dan ekspor beras yang sudah ada. Pada dasarnya produksi beras merupakan perkalian antara faktor rendemen
beras konversi beras dengan produksi padi. Berdasarkan pada komponen input yang digunakan dalam usahatani padi dan insentif bagi petani untuk menanam
padi, produksi beras Indonesia diduga dipengaruhi oleh luas areal panen padi, harga dasar gabah, pupuk urea, dan curah hujan. Produksi padi pada dasarnya
tergantung pada luas areal panen padi dan produktivitas padi. Sehingga variabel luas areal panen padi merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi
produksi beras Indonesia. Sedangkan harga dasar gabah merupakan harga yang dapat memberikan insentif bagi petani untuk menanam padi, sehingga ketika
harga dasar gabah akan meningkat, produksi beras pun akan meningkat. Selain luas panen padi dan harga gabah, faktor lain yang dapat
diperhitungkan sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi produksi beras Indonesia adalah pupuk urea dan curah hujan. Hal ini didasari pada suatu
pemikiran dimana pupuk urea merupakan salah satu komponen input utama dalam memproduksi padi sehingga penggunaan pupuk urea akan sangat menentukan
produktivitas padi yang dihasilkan dan akan mempengaruhi produksi beras Indonesia, sedangkan curah hujan merupakan suatu iklim yang sangat mendukung
usahatani padi. Sedangkan ekspor beras Indonesia diduga dipengaruhi oleh produksi
beras, nilai tukar, harga eceran beras atau harga beras domestik, dan konsumsi beras per kapita. Produksi beras dan konsumsi beras per kapita diduga merupakan
faktor yang mempengaruhi ekspor karena ekspor beras dilakukan pada saat terjadi surplus produksi. Variabel konsumsi beras per kapita menunjukkan besarnya
selera masyarakat dalam mengkonsumsi beras, dan dapat mewakili variabel konsumsi beras domestik. Sedangkan harga beras eceran atau harga beras
domestik dijadikan pertimbangkan karena harga eceran diduga mempengaruhi keputusan ekspor, dimana ketika harga beras eceran meningkat, insentif utuk
melakukan ekspor akan berkurang karena akan lebih menguntungkan jika menjual beras di pasar domestik.
Nilai tukar mata uang suatu negara terhadap dollar dijadikan pertimbangan untuk mengukur nilai pembelian dan penjualan barang ke luar negeri, sehingga
nilai tukar mata uang suatu negara mencerminkan daya saing negara tersebut di pasar internasional. Berdasarkan pada kondisi tersebut, maka harga beras dunia
dapat diwakili oleh variabel nilai tukar rupiah terhadap dollar. Dengan semakin meningkatnya nilai tukar rupiah terhadap dollar, maka nilai rupiah akan semakin
menurun dan mendorong penawaran ekspor. Harga barang-barang domestik yang diperdagangkan di pasar internasiona l akan berdaya saing karena memiliki harga
yang dirasakan lebih murah bagi negara-negara tujuan ekspor, dan hal tersebut akan mendorong peningkatan ekspor beras Indonesia.
Bagan 1. Alur Kerangka Berpikir Indonesia Sebagai
Produsen Beras
Fluktuasi ekspor yang cenderung menurun
Pendugaan faktor- faktor yang Mempengaruhi Produksi Beras
Indonesia
Pengujian terhadap Faktor- faktor yang Mempengaruhi
Produksi dan Ekspor Beras
Indonesia
Hasil Dugaan: Faktor Dominan yang
Mempengaruhi Produksi dan Ekspor Beras Indonesia
Pendugaan faktor- faktor yang Mempengaruhi Ekspor Beras
Indonesia
Analisis Regresi Berganda Selain melakukan impor
juga melakukan ekspor beras
Fluktuasi Produksi beras
Peningk atan Ekspor pada periode 2004-2005