IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Perusahaan
Sebagai perusahaan publik sekaligus BUMN, Kimia Farma berkomitmen penuh untuk melaksanakan tata kelola perusahaan yang baik
sebagai suatu kebutuhan sekaligus kewajiban sebagaimana diamanatkan Undang-undang No. 192003 tentang BUMN. PT. Kimia Farma Tbk
merupakan sebuah perusahaan pelayanan kesehatan yang terintegrasi, bergerak dari hulu ke hilir, yaitu : industri, marketing, distribusi, ritel,
laboratorium klinik dan klinik kesehatan. Dengan dukungan kuat riset dan pengembangan, segmen usaha yang
dikelola oleh perusahaan induk ini memproduksi obat jadi dan obat tradisional, yodium, kina dan produk-produk turunannya, serta minyak
nabati. Lima fasilitas produksi yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia merupakan tulang punggung dari segmen industri, dimana kelimanya telah
mendapat sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik CPOB dan sertifikat ISO 9001, ISO 9002 dan ISO 14001 dari institusi luar negeri. Llyods, SGS,
TUV Hasil produksi yang di buat oleh pabrik farmasi perusahaan baik
produk obat-obat kimia, formulasi dan herbal, dibagi dalam enam lini produksi yaitu etikal, obat bebas, generik, narkotika, lisensi dan bahan baku.
Hampir semua kelas terapi diakomodasi oleh produk perusahaan yang terdiri lebih dari 260 item produk dan dipasarkan keseluruh Indonesia serta di
ekspor ke beberapa negara melalui jaringan distribusi perseroan atau yang memiliki perjanjian dengan perseroan.
Sebagai bagian dari tanggung jawab sosialnya Kimia Farma berkomitmen untuk memastikan pasokan obat generik yang tetap ke pasar
dalam negeri sesuai dengan misi perusahaan.
4.1.1. Sejarah Perusahaan
Kimia Farma merupakan pioner dalam industri farmasi Indonesia. Cikal bakal perusahaan dapat dirunut balik ke tahun
1917, ketika NV Chemicalien Handle Rathkamp Co., perusahaan
farmasi pertama di Hindia Timur, didirikan. Sejalan dengan kebijakan nasionalisasi eks perusahaan-perusahaan Belanda, pada
tahun 1958 pemerintah melebur sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF Bhinneka Kimia Farma. Selanjutnya pada tanggal 16
Agustus 1971 bentuk hukumnya diubah menjadi Perseroan Terbatas, menjadi PT Kimia Farma Persero. Sejak tanggal 4 Juli 2001 Kimia
Farma tercatat sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
Berbekal tradisi industri yang panjang selama lebih dari 87 tahun dan nama yang identik dengan mutu, hari ini Kimia Farma
telah berkembang menjadi sebuah perusahaan pelayanan kesehatan utama di Indonesia yang kian memainkan peranan penting dalam
pengembangan dan pembangunan bangsa dan masyarakat.
4.1.2. Visi, Misi dan Budaya Perusahaan
Visi PT. Kimia Farma Tbk. adalah “Menjadi perusahaan pelayanan kesehatan utama di Indonesia yang berdaya saing global”.
Sedangkan misinya adalah sebagai berikut : •
Mengembangkan bisnis pelayanan kesehatan untuk meningkatkan nilai perusahaan bagi pemegang saham,
karyawan, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan, tanpa meninggalkan prinsip-prinsip pengelolaan usaha yang baik.
• Meningkatkan kompetensi dan komitmen sumber daya
manusia untuk pengembangan perusahaan serta dapat berperan aktif dalam pengembangan industri farmasi nasional.
• Menyediakan produk dan jasa pelayanan kesehatan yang ungul
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan meningkatkan mutu kehidupan.
Budaya perusahaan mengandung tiga nilai utama, yaitu:
1. Integritas
Totalitas dalam berkarya adalah budaya kerja kami, integritas merupakan nilai spiritual yang mempunyai makna kepercayaan,
menekankan integritas sebagai landasan utama dalam menerapkan
totalitas kerja dengan didukung ketulusan hati dan semangat untuk mempersembahkan yang terbaik bagi kesehatan masyarakat.
2. Kerja Sama
Kerja sama merupakan nilai emosional yang melandasi semangat kerja sama melalui keterbukaan dan kepercayaan, serta
mensinergikan kemampuan tiap individu untuk saling melengkapi
dalam membangun tim yang tangguh untuk mencapai sukses. 3. Profesionalisme
Profesionalisme merupakan nilai intelektual yang terwujud dalam bekerja lebih giat, cerdik dan kreatif serta jeli mengamati dan
memanfaatkan peluang bisnis. Senantiasa meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk diterapkan secara profesional
dalam melaksanakan tugas menjadi komitmen untuk mencapai hasil tersebut.
4.1.3. Bidang Usaha
PT. Kimia Farma Tbk. merupakan sebuah perusahaan pelayanan kesehatan yang terintegrasi, bergerak dari hulu ke hilir,
dengan 6 portfolio usaha : industri, pemasaran, distribusi, ritel, laboratorium klinik dan klinik kesehatan. Dibawah ini hanya akan
dibahas 4 portfolio usaha PT. Kimia Farma Tbk.
1. Industri
Dengan dukungan kuat Riset Pengembangan, segmen usaha yang dikelola oleh perusahaan induk ini memproduksi
obat jadi dan obat tradisional, yodium, kina dan produk-produk turunannya, serta minyak nabati. Lima fasilitas produksi yang
tersebar di kota-kota besar di Indonesia merupakan tulang
punggung dari segmen industri.
a. Plant Jakarta memproduksi sediaan tablet, tablet salut, kapsul, granul, sirop kering, suspensisirop, tetes mata, krim,
antibiotika dan injeksi. Unit ini merupakan satu-satunya pabrik obat di Indonesia yang mendapat tugas dari
pemerintah untuk memproduksi obat golongan narkotika.
Industri formulasi ini telah memperoleh sertifikat Cara
Pembuatan Obat yang Baik CPOB clan ISO-9002.
b. Plant Bandung memproduksi bahan baku kina dan turunan- turunannya, rifampicin, obat asli Indonesia clan alat
kontrasepsi dalam rahim AKDR. Unit produksi ini telah mendapat US-FDA Approval. Selain itu, Unit Produksi
Bandung juga memproduksi tablet, sirup, serbuk, clan produk kontrasepsi Pil Keluarga Berencana. Unit produksi
ini telah menerima setifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik
CPOB dan ISO-9002.
c. Plant Semarang mengkhususkan diri pada produksi minyak jarak, minyak nabati dan kosmetika bedak. Untuk
menjamin kualitas hasil produksi, unit ini secara konsisten menerapkan sistem manajemen mutu ISO-9001 serta telah
memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik
CPOB dan US-FDA Approval.
d. Plant Watudakon di Jawa Timur merupakan satu-satunya pabrik yang mengolah tambang yodium di Indonesia. Unit
ini memproduksi yodium clan garam-garamnya, bahan baku ferro sulfat sebagai bahan utama pembuatan tablet besi
untuk obat tambah darah, clan kapsul lunak Yodiol yang merupakan obat pilihan untuk pencegahan gondok. Plant
Watudakon juga mempunyai fasilitas produksi formulasi seperti tablet, tablet salut, kapsul lunak, salep, sirup dan
cairan obat luardalam. Unit ini telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik CPOB, ISO-9002 clan
ISO-14001.
e. Plant Morawa di Medan, Sumatera Utara, dikhususkan untuk memasok kebutuhan obat di wilayah Sumatera.
Produk yang dihasilkan oleh pabrik yang telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik CPOB ini
meliputi sediaan tablet, krim dan kapsul.
Setiap industri menghasilkan produk yang berbeda-beda. Khusus untuk Bedak Marcks’ VENUS produksi dipusatkan di
plant Semarang dengan kapasitas per tahun 1,152,000 unit.
2. Marketing
PT. Kimia Farma Tbk. sebagai Holding melakukan kegiatan pemasaran baik secara langsung maupun tidak
langsung untuk melayani pasar dalam negeri maupun pasar ekspor untuk permintaan obat-obat etikal, generik clan OTC.
Dengan didukung oleh lebih kurang 300 orang Medical Sales Representative yang tersebar diseluruh Indonesia, mengcover
12.880 orang dokter, 644 buah rumah sakit serta 1.119 buah apotek termasuk Apotek Kimia Farma. Kimia Farma memegang
hak Lisensi dan keagenan untuk memproduksi, mengimpor, mendistribusikan dan memasarkan produk jadi. Tabel 6 dibawah
menjelaskan tentang hak lisensi dan keagenan PT. Kimia Farma Tbk.
Tabel 6. Hak lisensi dan keagenan PT. Kimia Farma Tbk.
Lisensi Agen Negara
Aktivitas
Sankyo Japan
Import, production, distribution and
marketing
Solway Pharmaceutical
Germany Import, production,
distribution and marketing
Janssen Pharmaceutical
Belgium Import and distribution German Redcross
Germany Import, distribution and
marketing Sumber ; PT. Kimia Farma Tbk, 2005
Dalam tahun 2004, PT. Kimia Farma Tbk menduduki urutan ke-7 dalam jajaran Top Ten Industri Farmasi Nasional.
Dengan dua ujung tombak pemasaran di bidang distribusi dan ritel, yakni PT. Kimia Farma Trading Distribution dan PT.
Kimia Farma Apotek, Holding melalui segmen industri juga melakukan aktivitas pemasaran. Kontribusi penjualan holding
adalah sebesar 20,20, PT. Kimia Farma Trading Distribution 45,17 dan PT. Kimia Farma Apotek 34,63.
3. Distribusi dan Perdagangan
Unit Distribusi yang direpresentasikan oleh PT. Kimia Farma Trading Distribution sangat berperan penting dalam
upaya peningkatan penjualan produk-produk Kimia Farma. Unit distribusi terdiri dari 40 Pedagang Besar Farmasi PBF yang
mendistribusikan obat-obatan yang diproduksi sendiri maupun yang diproduksi oleh pihak ketiga prinsipal ke seluruh wilayah
Indonesia Tabel 7. Unit ini memasok pelanggan yang terdiri dari sekitar 6000 apotek termasuk Apotek Kimia Farma, 2300
toko obat dan toko lainnya, 600 grosirdistributorPBF pihak ketiga, serta 900 rumah sakit.
Unit operasionalnya dikhususkan untuk memenuhi tender pengadaan obat pemerintah ini didukung fasilitas gudang besar
dan peralatan yang efisien serta armada transportasi yang terintegrasi dengan sistem informasi untuk mendukung
kelancaran pengiriman barang. Tabel 7. Jumlah unit usaha distribusi PT. Kimia Farma Tbk.
Pulau Total
Sumatera 11 Jawa 14
Kalimantan 4 Sulawesi, Maluku, Papua
8 Bali dan Nusa
3 Sumber : PT. Kimia Farma Tbk, 2005
4. Ritel Apotek
Kimia Farma adalah pemimpin pasar di bidang perapotekan dengan penguasaan pasar sebesar 19 dari total
penjualan apotek di seluruh Indonesia. Kimia Farma mengelola sebanyak 320 apotek yang tersebar diseluruh tanah air Tabel 8,
sejak Januari 2003 unit ini dikembangkan menjadi satu unit usaha strategis yang mandiri dengan PT. Kimia Farma Apotek.
Apotek Kimia Farma melayani resep dokter dan menyediakan
pelayanan lain berupa counter swalayan, praktek dokter, optik, laboratorium klinik serta pusat Pelayanan Informasi Obat dan
Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat. Jumlah apotek Kimia Farma tumbuh sangat pesat dalam tiga tahun terakhir, dari 210
apotek pada tahun 2000 menjadi 247 pada tahun 2001 dan 298 pada tahun 2002. Penambahan jumlah apotek ini merupakan
bagian dari strategi perusahaan untuk memanfaatkan momentum pasar bebas AFTA 2003, dimana pihak yang memiliki jaringan
luas seperti Kimia Farma akan sangat diuntungkan. Tabel 8. Jaringan Apotek Kimia Farma
Daerah Jumlah Apotek
Daerah Jumlah Apotek
Banda Aceh 12
Solo 6
Medan 19
Surabaya 26
Palembang 10 Malang
13 Pekan Baru
7 Jembar
4 Padang
4 Denpasar
21 Bandar
Lampung 4 Mataram
10 Batam 17
Kupang 5 Jaya I
11 Balikpapan
13 jaya II
14 Banjarmasin
11 Tangerang 8
Palangkaraya 8
RS. Jakarta 5
Makasar 13
Bogor 7 Kendari
4 Pontianak 2
Manado 8 Bandung 13
Palu 5
Cirebon 3 Jayapura 4
Semarang 18 Sorong 3
Yogyakarta 12 Total 320 Sumber : PT. Kimia Farma Tbk, 2005
4.1.4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi PT. Kimia Farma Tbk, ditetapkan oleh para jajaran direksi PT. Kimia Farma Tbk melalui Surat Keputusan
Nomor : KEP.30DIRIV2003. Struktur organisasi tersebut bertujuan agar perusahaan dapat beroperasi secara efektif, efisien
dan dapat mengantisipasi perkembangan bisnis yang ada serta untuk menangkap peluang bisnis dimasa depan. Bagan struktur organisasi
dapat dilihat pada Lampiran 5.
4.1.5. Riset dan Pengembangan
Salah satu strategi perusahaan untuk dapat terus bertumbuh dan berkembang adalah melakukan pengembangan produk-produk
baru, efisiensi proses produksi, dan perbaikan mutu produk. Dengan demikian, unit riset dan pengembangan berperan sangat penting
dalam merealisasikan strategi ini. Memiliki fasilitas yang lengkap, termasuk fasilitas produksi uji coba, unit ini merupakan sebuah tim
riset yang sangat berdedikasi, yang menjalin kerjasama erat dengan para kolega di berbagai lembaga riset dan perguruan tinggi,
termasuk Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Padjajaran, Universitas Gajah Mada, Universitas
Airlangga, Institut Pertanian Bogor dan Pusat Penelitian Agro.
4.2 . Kegiatan Bauran Promosi Bedak Marcks’ VENUS
PT. Kimia Farma Tbk merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam industri kosmetika, harus mengetahui cara-cara yang tepat untuk
mengenalkan dan memasarkan produknya. Bedak Marcks’ VENUS merupakan produk baru di pasaran kosmetika Indonesia. Mengingat keadaan
yang seperti itu, perusahaan harus merencanakan dan menciptakan harga yang kompetitif dengan bedak yang lainnya, menditribusikan ke pasar
tujuan, serta perusahaan harus mampu mengkomunikasikan Bedak Marcks’ VENUS kepada pasar secara luas. Dengan melihat fakta yang ada
persaingan yang semakin ketat terjadi dalam industri kosmetika menyebabkan PT. Kimia Farma Tbk sebagai kompetitor baru harus mampu
merebut pangsa pasar dengan strategi promosi yang baik. Tujuan promosi yang dilakukan oleh Bedak Marcks’ VENUS adalah
untuk meningkatkan image yang positif bagi perusahaan dan konsumen company image dan product image, meningkatkan penjualan, memberikan
informasi mengenai keberadaan produk brand awareness, memperluas pangsa pasar, serta menghadapi para pesaing. Untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan, maka perusahaan harus membuat anggaran promosi yang tepat dan dialokasikan dengan baik ke dalam bauran promosi promotion
mix.