BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gambaran Umum Komoditas Padi
Padi Oriza sativa merupakan tanaman pangan yang dihasilkan dalam jumlah terbanyak di dunia dan menempati daerah terbesar di wilayah tropika
Sanchez, 1993 dalam Sumiati, 2003. Berdasarkan beberapa pihak, tanaman padi berasal dari Cina, karena di wilayah tersebut banyak ditemukan jenis-jenis padi
liar. Hal ini didasarkan pada teori vavilov yang menyatakan bahwa daerah asal- usul suatu tanaman ditandai dengan terdapatnya pemusatan jenis-jenis tanaman
liar tersebut Manurung, 1998 dalam Sumiati, 2003. Pada umumnya tanaman padi merupakan tanaman semusim dengan empat
fase pertumbuhan, yaitu fase vegetatif cepat, vegetatif lambat, reproduktif dan pemasakan. Secara garis besar, tanaman padi terbagi kedalam dua bagian yaitu
bagian vegetatif dan bagian generatif, dimana bagian vegetatif terdiri dari akar, batang, daun dan bagian generatif terdiri dari malai yang terdiri dari bulir-bulir,
daun dan bunga. Dalam pertumbuhannya tanaman padi memerlukan unsur hara, air dan
energi. Unsur hara merupakan unsur pelengkap dari komposisi asam nukleit, hormon dan enzim yang berfungsi sebagai katalis dalam merombak fotosintat atau
respirasi menjadi senyawa yang lebih sederhana. Air diperoleh tanaman padi dari dalam tanah dan energi diperoleh dari hasil fotosintesis dengan bantuan cahaya
matahari. Budaya konsumsi beras cukup sulit untuk dihilangkan dari masyarakat
Indonesia. Alasan yang sangat mendasar ialah karena telah menjadi kebiasaan
masyarakat. Jika mereka belum mengkonsumsi beras, maka mereka belum makan. Selain itu, makan nasi merupakan budaya yang telah mengakar sejak zaman nenek
moyangnya dahulu. Beras bukan hanya berfungsi sebagai komoditas pangan dan ekonomis,
tetapi juga merupakan komoditas politik dan keamanan. Bagi negara besar seperti Amerika Serikat, pangan termasuk beras di dalamnya merangkap komoditas
politik dan strategis yakni bila diperlukan, pangan dapat dipakai sebagai senjata ampuh untuk menekan suatu negara yang tidak sejalan dengan garis politiknya
Sawit, 2001 dalam Sumiati, 2003.
2.2 Status Petani Berdasarkan Kepemilikan Lahan