Pada analisis ini diperhitungkan biaya penyusutan alat-alat pertanian yang digunakan berdasarkan pada harga beli dan umur masing- masing alat. Pada
penelitian ini hanya menetapkan alat yang paling banyak dipergunakan oleh petani responden, yaitu cangkul, hand sprayer, sabit dan parang. Dari hasil
analisis diperoleh bahwa rata-rata petani menggunakan alat pertanian setiap hektarnya sebesar Rp. 25.259,00 0,99 persen dari total biaya pada usahatani
milik sempit dan Rp39.582,00 1,77 persen dari total biaya pada usahatani milik luas, Rp. 19.151,06 0,54 persen dari total biaya pada usahatani bukan milik
sakap sempit dan Rp. 45.970,04 1,40 persen dari total biaya pada usahatani bukan milik sakap luas.
Biaya sewa lahan di daerah penelitian adalah Rp. 1.500.000,00hektar dalam satu tahun, sehingga dalam satu kali musim tanam biaya sewa lahan yang
dikeluarkan sebesar Rp. 750.000,00. Sama halnya biaya pajak lahan, maka biaya sewa lahan pun dibebankan pada petani yang berstatus sebagai pemilik lahan.
7.2.3 Total Biaya Usahatani
Berdasarkan hasil analisis biaya tunai dan biaya yang diperhitungkan, maka biaya total usahatani padi sawah adalah penjumlahan dari biaya tunai dan
biaya yang diperhitungkan. Biaya total yang dikeluarkan oleh masing- masing petani responden berdasarkan status kepemilikan dan luas lahan yang telah
dikonversi dalam satu hektar disajikan dalam Tabel 13.
Tabel 13. Biaya Total Usahatani Padi Sawah Musim Tanam II 20042005, Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat
Uraian Usahatani Milik
Usahatani Bukan Milik Sakap 1 ha
= 1 ha 1 ha
= 1 ha Biaya Tunai
a. Benih
b.
Pupuk Kimia
c.
Pupuk Kandang
d.
Pestisida Kimia
e.
Pestisida alami
f. Tenaga Kerja Luar Keluarga
g.
Pajak Lahan
h.
Pengairan
i. Bagi Hasil
Total Biaya Tunai
56400,00 521168,00
103333,00 20280,00
5600,00 455166,67
55000,00 28000,00
0,00 124524,67
2,20 20,42
4,05 0,79
0,22 17,85
2,15 1,1
0,00 48,79
46060,00 427351,00
37150,00 17295,00
6070,00 676700,00
55000,00 28000,00
0,00 1293626,00
2,07 19,20
1,67 0,78
0,27 30,40
2,47 1,26
0,00 58,12
57800,00 424250,00
125000,00 15125,00
5390,00 173367,00
0,00 28000,00
2115958,70 2944890,70
1,62 11,86
3,49 0,42
0,15 4,84
0,00 0,78
59,14 82,29
53720,00 331958,70
83333,30 16700,00
7245,00 632613,33
0,00 28000,00
1923569,20 3077139,53
1,63 10,05
2,52 0,50
0,22 19,16
0,00 0,85
58,27 93,21
Biaya Yang Diperhitungkan
a. Benih
b. Sewa lahan
c. Penyusutan
d. Tenaga Kerja Dalam Keluarga
Total Biaya Diperhitungkan
4900,00 750000,00
25259,88 526666,67
1306826,55 0,19
29,39 0,99
20,64 51,21
12610,00 750000,00
39582,99 130000,00
932192,99 0,57
33,70 1,77
5,84 41,88
1000,00 0,00
19151,06 613500,00
633651,06 0,03
0,00 0,54
17,14 17,71
3300,00 0,00
45970,04 174800,00
224070,04 0,10
0,00 1,40
5,30 6,79
Total Biaya 2552074,22
100,00 2225818,99
100,00 3578541,76
100,00 3301209,57
100,00
t
α =0,05
=1,833 t
hitung
= 1,874 t
hitung
= 1,985
Berdasarkan Tabel 13 menunjukkan bahwa total biaya yang digunakan pada usahatani milik sempit sebesar Rp. 2.552.074,22 dengan perincian biaya
tunai sebesar Rp. 1.124.5247,67 48,79 persen dari total biaya dan biaya yang diperhitungkan sebesar Rp. 1.306.826,55 51,21 persen dari total biaya dan
usahatani milik luas sebesar Rp. 2.225.818,99 dengan perincian biaya tunai sebesar Rp. 1.293.626,00 58,12 persen dari total biaya dan biaya yang
diperhitungkan sebesar Rp. 932.192,99 41,88 persen dari total biaya. Komponen biaya tunai yang paling besar dikeluarkan pada usahatani milik sempit adalah
biaya pupuk kimia yaitu sebesar 20,42 persen dari total biaya, dan pada usahatani milik luas adalah tenaga kerja luar keluarga yaitu sebesar 30,40 persen dari biaya
total. Sedangkan pada usahatani bukan milik sakap sempit, total biaya yang
dikeluarkan sebesar Rp. 3.578.451,76 dengan rincian biaya tunai sebesar Rp. 2.944.890,70 82,29 persen dari total biaya dan biaya yang diperhitungkan
sebesar Rp. 633.651,06 17,71 persen dari total biaya dan pada usahatani bukan milik sakap luas sebesar Rp. 3.301.209,57 dengan perincian biaya tunai sebesar
Rp. 3.077.139,53 93,21 persen dari total biaya dan biaya yang diperhitungkan sebesar Rp. 224.070,04 6,79 persen dari total biaya. Pada usahatani bukan milik
sakap luas dan usahatani bukan milik sakap sempit, biaya tunai yang dikeluarkan lebih besar dibandingkan biaya diperhitungkan. Dimana komponen
biaya tunai yang paling besar dikeluarkan adalah biaya bagi hasil yang proporsi biayanya mencapai 60 persen dari total biaya. Sedangkan komponen biaya tunai
terbesar selanjutnya adalah pupuk kimia 11,86 persen dari total biaya pada usahatani bukan milik sakap sempit. Sedangkan pada usaha tani bukan milik
sakap luas, komponen biaya tunai yang paling besar dikeluarkan adalah biaya tenaga kerja luar keluarga yaitu sebesar 19,16 persen dari total biaya. Berdasarkan
uraian tersebut maka semakin luas lahan usahatani padi sawah, maka biaya total yang dikeluarkan semakin kecil.
Secara absolut, selisih antara biaya yang dikeluarkan pada usahatani milik luas dan usahatani milik sempit serta pada usahatani bukan milik sakap luas dan
usahatani bukan milik sakap sempit berbeda jauh. Berdasarkan hasil uji statistik, perbedaan biaya total yang dikeluarkan usahatani milik luas dan usahatani milik
sempit berbeda secara nyata pada taraf nyata a = 0,05. Begitupula pada usahatani bukan milik sakap luas dan usahatani bukan milik sakap sempit berbeda secara
nyata pada taraf nyata a = 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa luas lahan garapan berpengaruh terhadap biaya total yang dikeluarkan dalam usaha tani padi sawah.
7.3 Analisis Penerimaan Usahatani Padi Sawah