Biaya Benih Biaya Pupuk Kimia Biaya Pupuk Kandang

milik dan biaya bagi hasil bagi usahatani bukan milik sakap. Biaya-biaya tunai tersebut adalah sebagai berikut:

a. Biaya Benih

Benih padi sawah responden yang digunakan adalah varietas IR-64. Bibit tersebut diperoleh dari penanggung jawab kelompok tani dengan membayar sebesar Rp. 15.000,00kampil, dimana satu kampil setara dengan 5 Kg. Usahatani milik sempit mengeluarkan biaya sebesar Rp. 56.400,00 2,20 persen dari biaya total. Sedangkan usahatani milik luas mengeluarkan biaya sebesar Rp.46.060,00 2,07 persen dari biaya total. Pada usahatani bukan milik sakap sempit mengeluarkan biaya benih sebesar Rp. 57.800,00 1,62 persen dari biaya total dan usahatani bukan milik sakap luas sebesar Rp. 53.720,00 1,63 persen dari biaya total.

b. Biaya Pupuk Kimia

Pupuk yang digunakan meliputi pupuk urea dengan harga Rp. 1.050,00- Rp.1.200,00Kg, pupuk TSP seharga Rp. 2.000,00Kg dan KCL seharga Rp. 1.600,00Kg, tetapi pupuk KCL ini jarang sekali digunakan. Hasil analisis diperoleh bahwa usahatani milik sempit mengeluarkan total biaya pupuk kimia sebesar Rp. 521.168,00 20,42 persen dari total biaya dan usahatani milik luas mengeluarkan total biaya pupuk Rp. 427.351,00 19,20 persen dari total biaya. Pada usahatani bukan milik sakap sempit total biaya yang dikeluarkan untuk pupuk kimia sebesar Rp. 424.250,00 11,86 persen dari total biaya dan Rp. 331.958,70 10,05 persen dari total biaya pada usahatani bukan milik sakap luas. Berdasarkan hasil konversi dalam satu hektar, ternyata biaya pupuk yang dikeluarkan pada usahatani milik sempit lebih besar dari pada yang dikeluarkan pada usahatani milik luas. Hal ini disebabkan harga beli pada usahatani milik sempit lebih tinggi dari pada usahatani milik luas, karena pada umumnya pada usahatani sempit membeli input dalam jumlah yang lebih sedikit dibandingkan dengan petani luas.

c. Biaya Pupuk Kandang

Selain pupuk kimia, petani responden juga menggunakan pupuk kandang, tetapi dalam proporsi yang sangat rendah. Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa usahatani milik sempit dan luas, masing- masing sebesar Rp. 103.333,00 4,05 persen dari total biaya dan Rp. 37.150,00 1,67 persen dari total biaya. Sedangkan pada usahatani bukan milik sakap, biaya yang dikeluarkan untuk pupuk kimia sebesar Rp. 125.000,00 3,49 persen dari total biaya pada usahatani bukan milik sakap sempit dan Rp. 83.333,30 2,52 persen dari total biaya pada usahatani bukan milik sakap luas. Berdasarkan hasil analisis diperoleh hasil bahwa usahatani sempit menggunakan pupuk kandang yang dalam jumlah yang lebih sedikit dibandingkan dengan usahatani luas, dengan alasan bahwa penggunaan pupuk kandang kurang efisien apalagi persediaan pupuk kandang cukup terbatas. Pupuk kandang ini lebih banyak digunakan pada usahatani sempit dalam menutupi kekurangan penggunaan pupuk kimia.

d. Biaya Pestisida Kimia

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Distribusi Pendapatan Usahatani Jeruk Dan Usahatani Kopi Di Kabupaten Karo ( Studi Kasus : Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo )

6 56 84

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Sistem Irigasi Dengan Padi Sawah Sistem Tadah Hujan (Studi Kasus : Desa Bakaran Batu Dan Kelurahan Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang)

1 53 152

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Sistem Irigasi Dengan Padi Sawah Sistem Tadah Hujan (Studi kasus : Desa Bakaran Batu dan Kelurahan Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang).

14 80 152

Analisis Luas Lahan Mininmum Untuk Peningkatan Kesejahteraan Petani Padi Sawah Studi Kasus : Desa Cinta Damai.Kecamatan Percut Sei Tuan.Kabupaten Deli Serdang

16 122 101

Analisis Usahatani Padi Sawah Berdasarkan Jenis Saluran Irigasi (Studi Kasus: Desa Sarimatondang, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun)

8 82 59

Pengelolaan dan Nilai Harapan Hasil Kebun Campuran (Studi Kasus di Desa Barengkok dan Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang , Kabupaten Bogor)

0 6 71

Dinamika Populasi Dan Prospek Pengembangan Ayam Kampung (Studi Kasus di Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor)

0 11 66

Analisis pendapatan usahatani padi sawah menurut sistem mina padi dan sistem non mina padi (Kasus di desa Tapos I dan Desa Tapos II, kecamatan Tenjolaya, kabupaten Bogor, Jawa Barat)

5 47 191

Pengaruh Kemitraan Terhadap Pendapatan Petani Manggis Di Desa Karacak Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor

1 6 61

PENGARUH LUAS LAHAN TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH (Suatu kasus di Desa Jelat Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis).

0 1 9