Definisi Operasional METODE PENELITIAN

maupun yang tidak dijual. Pendapatan kotor usahatani ini juga merupakan hasil kali jumlah fisik produk dengan harga jual di tingkat petani. Pengeluaran total usahatani total farm expenses terdiri dari biaya tunai dan biaya tidak tunai biaya yang diperhitungkan.

4.3.3 Analisis Profitabilitas

Untuk mengukur efisiensi usahatani dan keberhasilan dati suatu usahatani, dapat menggunakan analisis rasio penerimaan dan biaya RC rasio. Rasio0 penerimaan dan biaya merupakan perbandingan antara penerimaan kotor yang diterima usahatani dari setiap rupia h yang dikeluarkan dalam proses produksi. Semakin besar nilai RC rasio, yaitu RC = 1 maka semakin menguntungkan usahatani tersebut. Perhitungan RC dapat dirumuskan sebagai berikut: RC = BTT BT TP + Dimana: TP = Total Pendapatan kotor usahatani Nilai Produksi RpHaMT BT = Biaya Tunai RpHaMT BTT = Biaya Tidak Tunai RpHaMT

4.4 Definisi Operasional

Untuk mengukur variabel-variabel yang telah ditetapkan dalam penelitian ini, maka masing- masing variabel tersebut diberi batasan atau dioperasionalisasikan, sehingga dapat diketahui dengan jelas indikator pengukur annya. Variabel- variabel yang dioperasionalisasikan tersebut adalah: • Responden adalah petani yang mengusahakan padi sawah, baik petani dengan usahatani luas dan sempit maupun petani milik dan bukan milik sakap. • Bagi hasil adalah siste0m sewa lahan dengan pembayarannya berasal dari sebagian hasil panen setelah dikurangi biaya benih, pupuk dan pengairan. • Garapan luas adalah luas lahan garapan =1 hektar. • Garapan sempit adalah luas lahan garapan 1 hektar. • Usahatani Milik adalah usahatani yang langsung diusahakan oleh pemilik lahan. • Usahatani Bukan Milik sakap adalah usahatani yang dilakukan bukan dilahan milik sendiri dengan sistem bagi hasil. • Modal adalah barang ekonomi berupa lahan, bangunan, alat-alat dan mesin, tanaman di lapangan, sarana produksi dan uang tunai yang digunakan untuk menghasilkan padi. • Tenaga kerja adalah tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi baik untuk persiapan bibit, pengolahan sawah, penanaman dan pemeliharaan, pemanenan dan pengangkutan. Tenaga kerja ini dibedakan menjadi tenaga kerja yang berasal dari dalam keluarga dan luar keluarga. Seluruh tenaga kerja disertakan dengan Hari Orang Kerja HOK dengan lama kerja 6-8 jam kerja per hari. Tingkat upah berdasarkan pada tingkat upah yang berlaku di daerah penelitian. • Produksi total adalah hasil padi yang diperoleh dari luas tertentu, diukur dalam kilogram Kg. • Biaya tunai adalah besarnya nilai uang tunai yang dikeluarkan oleh petani untuk membeli benih, pupuk, pestisida, biaya pengairan, PBB, serta untuk membayar upah tenaga kerja luar keluarga, diukur dalam satuan rupiah. • Biaya yang diperhitungkan adalah pengeluaran yang turut diperhitungkan sebagai biaya usahatani yang meliputi biaya benih, biaya penyusutan alat-alat pertanian, biaya sewa lahan untuk petani milik dan upah tenaga kerja untuk keluarga berdasarkan tingkat upah yang berlaku di daerah penelitian, yang diukur dalam satuan rupiah. • Biaya total merupakan penjumlahan dari biaya tunai dan biaya tidak tunai biaya yang diperhitungkan yang dikeluarkan per musim tanam. Besarnya biaya total diukur dalam satuan rupiah. • Penerimaan Usahatani merupakan nilai produksi yang diperoleh dari produk total dikalikan dengan harga jual di tingkat petani. Satuan yang dipakai adalah rupiah. • Pendapatan Usahatani merupakan selisih antara penerimaan dan biaya usahatani. • Benih adalah jumlah benih yang digunakan dalam usahatani dalam satu musim tanam dan diukur dalam satuan kilogram. • Pupuk kimia adalah jumlah pupuk yang digunakan dalam proses produksi usahatani padi sawah, seperti Urea, SP-36, KCl, ZA, NPK dalam satuan musim panen dan diukur dalam kilogram Kg. • Pestisida adalah jumlah pestisida yang digunakan dalam proses produksi dalam suatu musim tanam dan diukur dalam satuan liter.

BAB V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1 Keadaan Geografis

Desa Karacak merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Desa ini merupakan salah satu desa terluas diantara desa lain yang berada di Kecamatan Leuwiliang yaitu seluas 750,723 Ha. Dilihat dari posisinya, Desa Karacak dibatasi oleh wilayah-wilayah sebagai berikut: a. Sebelah Utara : Desa Barengkok b. Sebelah Selatan : Desa Karyasari c. Sebelah Barat : Desa Pabangon d. Sebelah Timur : Desa Situ Udik Jarak desa ke kecamatan sekitar 5 Km dengan waktu tempuh selama 1 jam, jarak dari ibukota kabupaten sekitar 42 Km dengan waktu tempuh selama 4 jam, dan jarak dari ibu kota propinsi sekitar 153 Km. Desa Karacak mempunyai ketinggian sekitar 500-600 m diatas permukaan laut. Curah hujan rata-rata tahunan sebesar 4682 mm. Topografi atau bentang alam Desa Karacak terdiri atas perbukitan seluas 500,223 Ha dan dataran seluas 250,500 Ha. Meskipun didominasi perbukitan, akan tetapi di desa ini jarang terjadi erosi, dengan tingkat kesuburan tanah sedang seluas 725,723 Ha dan tanah kritis seluas 25 Ha. Jenis tanahnya merupakan tanah podsolik dengan tingkat kesuburan tanah sedang. Luas areal tanah secara keseluruhan adalah 750,723 Ha, yang meliputi pemukiman penduduk, pembangunan berupa perkantoran, sekolah, tempat

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Distribusi Pendapatan Usahatani Jeruk Dan Usahatani Kopi Di Kabupaten Karo ( Studi Kasus : Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo )

6 56 84

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Sistem Irigasi Dengan Padi Sawah Sistem Tadah Hujan (Studi Kasus : Desa Bakaran Batu Dan Kelurahan Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang)

1 53 152

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Sistem Irigasi Dengan Padi Sawah Sistem Tadah Hujan (Studi kasus : Desa Bakaran Batu dan Kelurahan Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang).

14 80 152

Analisis Luas Lahan Mininmum Untuk Peningkatan Kesejahteraan Petani Padi Sawah Studi Kasus : Desa Cinta Damai.Kecamatan Percut Sei Tuan.Kabupaten Deli Serdang

16 122 101

Analisis Usahatani Padi Sawah Berdasarkan Jenis Saluran Irigasi (Studi Kasus: Desa Sarimatondang, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun)

8 82 59

Pengelolaan dan Nilai Harapan Hasil Kebun Campuran (Studi Kasus di Desa Barengkok dan Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang , Kabupaten Bogor)

0 6 71

Dinamika Populasi Dan Prospek Pengembangan Ayam Kampung (Studi Kasus di Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor)

0 11 66

Analisis pendapatan usahatani padi sawah menurut sistem mina padi dan sistem non mina padi (Kasus di desa Tapos I dan Desa Tapos II, kecamatan Tenjolaya, kabupaten Bogor, Jawa Barat)

5 47 191

Pengaruh Kemitraan Terhadap Pendapatan Petani Manggis Di Desa Karacak Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor

1 6 61

PENGARUH LUAS LAHAN TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH (Suatu kasus di Desa Jelat Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis).

0 1 9