Sistem Upah Borongan Sistem Upah Harian

penerapan teknologi usahatani padi selama proses produksi berada pada petani sakap.

6.3 Sistem Upah Borongan

Jenis pekerjaan yang umumnya diupahkan dengan sistem borongan di Desa Karacak adalah jenis pekerjaan mengolah tanah, menanam dan memanen. Pekerjaan mengolah tanah biasanya dikerjakan oleh tenaga handtractor yang dikendalikan oleh dua orang secara bergantian. Pembayaran dua orang tenaga ditambah satu handtractor ini dilakukan secara borongan yang besarnya tergantung dari banyaknya waktu yang digunakan. Pekerjaan menanam yang dimaksud disini adalah memindahkan bibit dari persemaian ke sawah. Pekerjaan ini dilakukan secara berkelompok, yang sebagian besar dilakukan oleh wanita. Pengupahan dilakukan sesuai dengan banyaknya waktu yang digunakan dan luas lahan sawah. Pekerjaan memanen biasanya dilakukan oleh tenaga yang diupah. Sistem pembayaran dari pekerjaan ini bukan dengan bentuk uang, tetapi dengan sistem bawon. Setiap enam kilogram gabah yang berhasil diperoleh oleh pekerja, maka lima kilogram adalah hak petani sakap ataupun pemilik lahan dan satu kilogram untuk dirinya.

6.4 Sistem Upah Harian

Pekerjaan yang membutuhkan buruh yang diupah secara harian di Desa Karacak misalnya kegiatan penaburan benih, pemupukan dan pemberantasan hama dan penyakit baik dipersemaian ataupun di sawah. Selain itu, meratakan tanah hasil olahan dan merapikan galangan untuk saluran air disawah serta kegiatan menyiangi rumput-rumput liar juga dilakukan oleh buruh. Pekerjaan seperti menabur benih, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, meratakan tanah hasil olahan dan kegiatan merapikan galangan untuk saluran air biasanya dilakukan oleh laki- laki. Besarnya upah harian relatif sama di setiap lahan sawah dengan besar sekitar Rp. 10.000,00 hingga Rp. 12.000,00 per hari dalam tujuh jam kerja.

BAB VII HASIL

7.1 Penggunaan Input

Sarana produksi yang digunakan dalam usahatani padi sawah di Desa Karacak terdiri dari benih, pupuk, obat pemberantas hama dan tenaga kerja.

7.1.1 Benih

Benih padi yang biasa digunakanditanam di Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang adalah varietas Ciherang dan IR-64. Namun, petani responden seratus persen menggunakan varietas yang sama yaitu IR-64. Berdasarkan hasil wawancara, alasan petani responden menggunakan varietas tersebut karena umurnya yang relatif rendah dan tahan terhadap serangan hama dan penyakit bila dibandingkan dengan benih padi varietas lokal. Benih yang digunakan petani responden diperoleh dari penanggung jawab kelompok tani dengan membayar sebesar Rp. 15.000,00kampil. Dimana satu kampil setara dengan 5 kg. Benih yang digunakan petani tidak semuanya berasal dari hasil pembelian. Tetapi ada sebagian petani responden yang menggunakan benih yang berasal dari panen Musim Tanam sebelumnya yang telah diseleksi untuk dijadikan benih. Rata-rata penggunaan benih per hektar baik benih yang dibeli maupun benih yang berasal dari hasil panen sebelumnya pada usahatani milik dan usahatani bukan milik sakap serta pada usahatani milik luas dan usahatani milik sempit dapat dilihat pada Tabel 10. Berdasarkan Tabel 10, rata-rata penggunaan benih per hektar secara absolut memang tidak terlalu berbeda. Pada usahatani milik luas menggunakan benih sebanyak 19,57 KgHa dan usahatani milik sempit

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Distribusi Pendapatan Usahatani Jeruk Dan Usahatani Kopi Di Kabupaten Karo ( Studi Kasus : Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo )

6 56 84

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Sistem Irigasi Dengan Padi Sawah Sistem Tadah Hujan (Studi Kasus : Desa Bakaran Batu Dan Kelurahan Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang)

1 53 152

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Sistem Irigasi Dengan Padi Sawah Sistem Tadah Hujan (Studi kasus : Desa Bakaran Batu dan Kelurahan Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang).

14 80 152

Analisis Luas Lahan Mininmum Untuk Peningkatan Kesejahteraan Petani Padi Sawah Studi Kasus : Desa Cinta Damai.Kecamatan Percut Sei Tuan.Kabupaten Deli Serdang

16 122 101

Analisis Usahatani Padi Sawah Berdasarkan Jenis Saluran Irigasi (Studi Kasus: Desa Sarimatondang, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun)

8 82 59

Pengelolaan dan Nilai Harapan Hasil Kebun Campuran (Studi Kasus di Desa Barengkok dan Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang , Kabupaten Bogor)

0 6 71

Dinamika Populasi Dan Prospek Pengembangan Ayam Kampung (Studi Kasus di Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor)

0 11 66

Analisis pendapatan usahatani padi sawah menurut sistem mina padi dan sistem non mina padi (Kasus di desa Tapos I dan Desa Tapos II, kecamatan Tenjolaya, kabupaten Bogor, Jawa Barat)

5 47 191

Pengaruh Kemitraan Terhadap Pendapatan Petani Manggis Di Desa Karacak Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor

1 6 61

PENGARUH LUAS LAHAN TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH (Suatu kasus di Desa Jelat Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis).

0 1 9