Pengendalian Hama dan Penyakit Panen

1 Anggaran petani untuk modal usahatani cukup kecil dan tidak tentu setiap musimnya 2 Harga pupuk yang berubah-ubah dan relatif cukup mahal bila dibandingkan dengan harga gabah kering 3 Pupuk tidak tersedia dalam jumlah yang cukup Kegiatan pemupukan di Desa Karacak dilakukan sebanyak dua hingga tiga kali. Pemupukan pertama, untuk yang melakukan tiga kali pemupukan adalah ketika tiga hari sebelum dilakukan penanaman. Sedangkan untuk yang melakukan pemupukan sebanyak dua kali, biasanya waktu pemupukannya adalah ketika tanaman berusia 20 hari setelah tanam atau sama dengan waktu pemupukan kedua untuk yang melakukan tiga kali pemupukan. Pada kegiatan pemupukan ini, petani melakukannya dengan cara ditebarkan. Pupuk yang biasa digunakan adalah pupuk Urea, KCl dan pupuk kandang.

6.1.6 Pengendalian Hama dan Penyakit

Berdasarkan hasil wawancara dengan petani dan penyuluh pertanian, selama proses budidaya padi ada beberapa serangan hama yang cukup mengancam hasil produksi, diantaranya yaitu serangan hama tikus dan keong mas. Hal ini disebabkan oleh pola tanam yang tidak serempak sehingga perkembangan hama dan penyakit berada di atas ambang batas ekonomi. Dampaknya produksi yang dihasilkan menjadi menurun. Pada pengendalian hama dan penyakit ini petani di Desa Karacak pada umumnya menaburkan dan menyemprotkan pestisida. Pestisida tersebut digunakan oleh petani ketika tanaman sedangtidak sedang terserang hama penyakit. Adapun alasan petani tetap melakukan penyemprotan ketika pertanaman sedang tidak terserang oleh hama dan penyakit adalah sebagai tindakan antisipasi untuk menghalau serangan hama dan penyakit. Meskipun jika dilihat dari Pengendalian Hama Terpadu PHT, cara tersebut tidak baik dilakukan karena akan menyebabkan hama menjadi resisten terhadap pestisida. Sebagian petani ada juga yang menggunakan ramuan-ramuan alami atau yang dikenal dengan sebutan ”pestisida botanis” dalam mengendalikan hama yang menyerang tanaman padinya. Meskipun penggunaan pestisida botanis ini sudah dianjurkan oleh penanggung jawab kelompok tani dalam memberantas hama dan penyakit, namun petani pada umumnya malas untuk membuat ramuan-ramuan alami tersebut. Mereka lebih baik mengeluarkan uang daripada harus meluangkan waktu mereka untuk membuat ”pestisida botanis”.

6.1.7 Panen

Cara pemanenan yang biasa dilakukan pada dasarnya masih menggunakan teknologi sederhana, yaitu dengan menggunakan pisau khusus dan biasanya bergerigi. Adapun proses kegiatannya pada tahap awal, padi dipotong dengan pisau tersebut kemudian padi dikumpulkan pada satu tempat yang luas untuk mempermudah dalam melakukan kegiatan perontokan. Adapaun cara perontokannya adalah dengan membantingkannya pada papan kayu atau hamparan karung yang telah disiapkan. Perontokan dilakukan dilahan milik petani. Untuk melakukan panen, petani menggunakan tenaga kerja dari luar keluarga dengan sistem bawon. Sistem bawon atau bisa dikatakan borongan ini dibayar dari 15 bagian dari total produksi padi yang dipanen dan itu sudah termasuk biaya makan, minum, rokok dan lainnya.

6.2 Sistem Bagi Hasil

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Distribusi Pendapatan Usahatani Jeruk Dan Usahatani Kopi Di Kabupaten Karo ( Studi Kasus : Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo )

6 56 84

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Sistem Irigasi Dengan Padi Sawah Sistem Tadah Hujan (Studi Kasus : Desa Bakaran Batu Dan Kelurahan Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang)

1 53 152

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Sistem Irigasi Dengan Padi Sawah Sistem Tadah Hujan (Studi kasus : Desa Bakaran Batu dan Kelurahan Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang).

14 80 152

Analisis Luas Lahan Mininmum Untuk Peningkatan Kesejahteraan Petani Padi Sawah Studi Kasus : Desa Cinta Damai.Kecamatan Percut Sei Tuan.Kabupaten Deli Serdang

16 122 101

Analisis Usahatani Padi Sawah Berdasarkan Jenis Saluran Irigasi (Studi Kasus: Desa Sarimatondang, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun)

8 82 59

Pengelolaan dan Nilai Harapan Hasil Kebun Campuran (Studi Kasus di Desa Barengkok dan Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang , Kabupaten Bogor)

0 6 71

Dinamika Populasi Dan Prospek Pengembangan Ayam Kampung (Studi Kasus di Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor)

0 11 66

Analisis pendapatan usahatani padi sawah menurut sistem mina padi dan sistem non mina padi (Kasus di desa Tapos I dan Desa Tapos II, kecamatan Tenjolaya, kabupaten Bogor, Jawa Barat)

5 47 191

Pengaruh Kemitraan Terhadap Pendapatan Petani Manggis Di Desa Karacak Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor

1 6 61

PENGARUH LUAS LAHAN TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH (Suatu kasus di Desa Jelat Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis).

0 1 9