Analisis Biaya Analisis Pendapatan Usahatani

Hipotesa statistik: H : µ = µ H 1 : µ ? µ t-hit = n S x µο − Dimana: X = nilai rata-rata petani garapan luas µ = nilai rata-rata petani garapan sempit S = ragam petani sampel garapan luas n = jumlah responden Kriteria keputusan, jika ? t-hit ? t-tabel, maka tolak H dan terima H 1

4.3.1 Analisis Biaya

Analisis ini digunakan untuk mengetahui biaya-biaya yang dikeluarkan dalam usahatani padi sawah berdasarkan status kepemilikan lahan dan luas lahan garapan. Dalam analisis ini, biaya dibedakan menjadi dua, yaitu biaya tunai yang meliputi biaya benih, pupuk kimia, pupuk kandang, pestisida kimia, pestisida botanis, tenaga kerja luar keluarga, pajak lahan, biaya pengairan dan biaya bagi hasil dan biaya yang diperhitungkan yang meliputi biaya benih, tenaga kerja dalam keluarga dan sewa lahan. Selain itu, biaya yang diperhitungkan juga digunakan untuk menghitung nilai penyusutan dari penggunaan suatu peralatan. Nilai penyusutan dihitung dengan metode garis lurus dengan rumus: Penyusutan = UExnMT pxn NE Keterangan: NE = Nilai Ekonomi p = Harga Unit n = Jumlah Unit yang Digunakan UE = Umur Ekonomis nMT = Jumlah Musim dalam Satu Tahun

4.3.2 Analisis Pendapatan Usahatani

Analisis ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh luas lahan garapan dan status kepemilikan lahan terhadap pendapatan usahatani padi sawah di Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor. Analisis pendapatan usahatani padi ini hanya dilakukan pada satu musim tanam, yaitu Musim Tanam II Januari-April 20042005. Pendapatan bersih usahatani adalah selisih antara pendapatan kotor usahatani dan pengeluaran kotor usahatani, yang dapat dilihat dari persamaan dibawah ini: P = TP – BT + BTT Keterangan: P = Pendapatan bersih usahatani RpHa MT TP = Total Pendapatan kotor usahatani Nilai Produksi RpHaMT BT = Biaya Tunai RpHaMT BTT = Biaya Tidak Tunai RpHaMT Pendapatan kotor usahatani gross farm income dapat didefinisikan sebagai nilai produk total usahatani dalam waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual. Pendapatan kotor usahatani ini juga merupakan hasil kali jumlah fisik produk dengan harga jual di tingkat petani. Pengeluaran total usahatani total farm expenses terdiri dari biaya tunai dan biaya tidak tunai biaya yang diperhitungkan.

4.3.3 Analisis Profitabilitas

Dokumen yang terkait

Analisis Komparasi Distribusi Pendapatan Usahatani Jeruk Dan Usahatani Kopi Di Kabupaten Karo ( Studi Kasus : Desa Surbakti, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo )

6 56 84

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Sistem Irigasi Dengan Padi Sawah Sistem Tadah Hujan (Studi Kasus : Desa Bakaran Batu Dan Kelurahan Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang)

1 53 152

Analisis Komparasi Usahatani Padi Sawah Sistem Irigasi Dengan Padi Sawah Sistem Tadah Hujan (Studi kasus : Desa Bakaran Batu dan Kelurahan Paluh Kemiri Kecamatan Lubuk Pakam Kabupaten Deli Serdang).

14 80 152

Analisis Luas Lahan Mininmum Untuk Peningkatan Kesejahteraan Petani Padi Sawah Studi Kasus : Desa Cinta Damai.Kecamatan Percut Sei Tuan.Kabupaten Deli Serdang

16 122 101

Analisis Usahatani Padi Sawah Berdasarkan Jenis Saluran Irigasi (Studi Kasus: Desa Sarimatondang, Kecamatan Sidamanik, Kabupaten Simalungun)

8 82 59

Pengelolaan dan Nilai Harapan Hasil Kebun Campuran (Studi Kasus di Desa Barengkok dan Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang , Kabupaten Bogor)

0 6 71

Dinamika Populasi Dan Prospek Pengembangan Ayam Kampung (Studi Kasus di Desa Karacak, Kecamatan Leuwiliang, Kabupaten Bogor)

0 11 66

Analisis pendapatan usahatani padi sawah menurut sistem mina padi dan sistem non mina padi (Kasus di desa Tapos I dan Desa Tapos II, kecamatan Tenjolaya, kabupaten Bogor, Jawa Barat)

5 47 191

Pengaruh Kemitraan Terhadap Pendapatan Petani Manggis Di Desa Karacak Kecamatan Leuwiliang Kabupaten Bogor

1 6 61

PENGARUH LUAS LAHAN TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI SAWAH (Suatu kasus di Desa Jelat Kecamatan Baregbeg Kabupaten Ciamis).

0 1 9