BAB VI KERAGAAN SISTEM USAHATANI PADI SAWAH DI DESA KARACAK
6.1 Keragaan Usahatani
Keragaan usahatani menggambarkan keseluruhan aspek pengusahaan padi sawah di Desa Karacak, mulai dari karakteristik petani itu sendiri, usahatani yang
dijalankan hingga pada tahap pemasaran. Adapun keragaan usahatani padi sawah di Desa Karacak mencakup kegiatan sebagai berikut:
6.1.1 Pengolahan lahan
Pengolahan lahan dimaksudkan untuk menstabilkan kondisi tanah dari segi kandungan unsur hara, perbaikan sifat fisik tanah dan perbaikan drainase tana h
sehingga tanah menjadi gembur dan siap untuk ditanami. Proses pengolahan lahan diawali dengan pembajakan nyambut dengan menggunakan alat bajak berupa
traktor atau kerbau. Biasanya traktor yang digunakan disewa dari pemilik traktor dengan biaya sewa Rp. 40.000,00 dalam waktu tujuh jam.
Setelah lahan dibajak, kemudian diberakan selama dua minggu. Bongkahan-bongkahan tanah yang dihasilkan dari pembajakan kemudian
dihaluskan dengan menggunakan cangkul dan setelah itu tanah diratakan dengan papan perata ngegaru sehingga menjadi rata dan gembur. Setelah rata dan
gembur, kemudian lahan diberakan kembali selama dua hari dan setelah itu baru dilakukan penanaman. Dalam pengolahan ini pada umumnya petani memakai
tenaga kerja dari luar keluarga dengan upah Rp. 10.000,00 hingga Rp. 12.000,00 per orang dalam satu hari.
6.1.2 Penyemaian
Penyemaian diawali dengan proses pengolahan tanah dengan menggunakan cangkul hingga kondisi tanah menjadi gembur dan rata. Setelah
selesai proses pengolahan tanah, kemudian benih ditaburkan secara merata diatas lahan tersebut. Untuk mengantisipasi agar benih yang ditabur tidak dimakan
bebek ataupun hewan lain yang digembalakan di sawah, maka lahan dipagari dengan menggunakan pagar dari bambu yang pinggirnya ditutupi dengan plastik.
Adapun luasan lahan semai yang biasa digunakan untuk luasan penanaman satu hektar adalah 400 m
2
. Benih padi yang sering digunakan petani di Desa Karacak adalah varietas
IR-64. Adapun alasan petani memakai varietas IR-64 ini adalah umurnya yang relatif pendek sehingga petani dapat menanam padi dua kali dalam satu tahun.
Disamping itu, alasan petani menggunakan varietas ini karena varietas IR-64 lebih tahan terhadap hama dan penyakit bila dibandingkan dengan varietas lokal.
Benih yang dibutuhkan rata-rata 20 Kg per hektar sawah yang akan ditanami. Pada umumnya benih yang digunakan adalah benih yang dibeli dari
penanggung jawab kelompok tani seharga Rp. 15.000,00kampil, dimana satu kampil setara dengan 5 Kg. Akan tetapi, ada juga benih yang merupakan hasil
panen padi sendiri yang memang telah disiapkan untuk dijadikan benih. Benih yang akan ditanam, sebelumnya dikecambahkan dengan cara direndam selama 24
jam dan diperamkan selama 24 jam. Hal ini bertujuan untuk mengurangi masa dormansi benih. Benih ditaburkan sebanyak yang dibutuhkan, setelah berumur 20
hingga 25 hari, bibit dapat segera ditanam ke lahan dengan jarak 25 X 25 cm. Biasanya jumlah bibit perumpun sebanyak 3 hingga 5 batang.
6.1.3 Penanaman