Sikap Petani yang Berhubungan dengan Alat Pelindung Diri APD

49 Tabel 15. Data kebiasaan petani merokok sambil menyemprot Pendidikan Kursus SLPHT Non SLPHT ya kadang tidak ya kadan g tidak TTSD - - - 4 3 2 SD 1 1 14 4 5 21 SMP - 1 4 - 2 6 SMA - - 7 - - 4 Total 1 2 25 8 10 33 Persentas e 1,27 2,53 31,65 10,13 12,66 41,77 Berdasarkan hasil penelitian seperti yang tertera pada Tabel 15 menunjukan bahwa petani SLPHT dan non SLPHT yang mempunyai kebiasaan merokok sambil menyemprot sekitar 11,4 , artinya kesadaran petani akan personal hygiene baik. Kesadaran ini harus ditingkatkan melalui penyuluhan baik oleh Dinas Kesehatan maupun Dinas Pertanian.

5.6. Sikap Petani yang Berhubungan dengan Alat Pelindung Diri APD

Petani SLPHT mempunyai sikap dengan kategori sedang pada semua jenjang pendidik an seperti tertera pada T abel 16 dan Gambar 7. Tabel 16. Sikap petani yang berhubungan dengan alat pelindung diri APD Kategori Pendidikan SLPHT Non SLPHT TTSD SD SMP SMA TTSD SD SMP SMA rendah 7 1 1 7 15 3 1 sedang 8 4 6 2 15 5 3 tinggi 1 0 0 0 0 Jumlah 0 16 5 7 9 30 8 4 Rata-rata 0,00 1,66 1,71 1,78 1,20 1,51 1,61 1,75 50 Kategori tdk ada sedang sedang sedang rendah sedang sedang sedang 0.50 1.50 2.50 3.50 Rata-rata Sikap Responden Berhubungan dengan Alat Pelindung TTSD SD SMP SMA TTSD SD SMP SMA SLPHT Non SLPHT Gambar 7. Rata-rata sikap petani yang berhubungan dengan alat pelindung diri, rendah 1 ,50, sedang 1,5 – 2,50, tinggi 2 ,50 Petani non SLPHT mempunyai sikap dengan kategori rendah dan sedang. Pengetahuan petani non SLPHT ini masih minim , walaupun petani tersebut mengetahui bahwa pestisida merupakan racun yang sangat berbahaya. Minimnya pengetahuan ini karena petani hanya tahu cara pemakaiannya saja yang diperoleh secara turun temurun dan dari kios pertanian. Petani tidak mengetahui dampak akibat pestisida terhadap dirinya dan lingkungan, sehingga kesadaran untuk menggunakan alat pelindung diri masih rendah. Petani berangggapan bahwa penggunaan alat pelindung diri pada saat menangani pestisida merupakan sesuatu yang merepotkan dan tidak praktis. Pada umumnya petani SLPHT mempunyai sikap dengan kategori sedang pada semua jenjang pendidikan kecuali untuk pendidik an TTSD. Untuk petani non SLPHT mempunyai sikap dengan kategori rendah dan sedang. Semakin tinggi pendidikan petani semakin sadar untuk menggunakan alat pelindung diri pada saat melakukan kegiatan penyemprotan. Petani SLPHT telah menerapkan ilmu yang diperoleh dari kursus, dengan memperhatikan dampak kesehatan pada petani itu sendiri. Kesadaran petani untuk menggunakan alat pelindung diri tinggi, walaupun dengan menggunakan alat pengaman yang sederhana pada saat menyemprot. Tinggi Sedang Rendah 51 Pada umumnya petani mempunyai kebiasan tidak memakai masker pada saat penyemprot, yaitu petani SLPHT 17,72 dan non SLPHT 50,63 . Kesadaran petani SLPHT lebih baik dibandingkan dengan petani non SLPHT pada semua jenjang pendidikan. Semakin tinggi pendidikan petani semakin tinggi pula tingkat kesadaran petani akan dampak yang ditimbulkan akibat kebiasaan buruk dalam menangani pestisida. Data hasil penelitian mengenai kebiasaan tidak memakai masker tertera pada Tabel 17. Tabel 17. Kebiasaan tidak memakai masker pada saat menyemprot pe stisida. Pendidikan Kursus SLPHT Non SLPHT ya kadang tidak ya kadang tidak TTSD - - - 9 - - SD 8 3 5 23 - 7 SMP 3 - 2 6 - 2 SMA 3 - 4 2 - 2 Total 14 3 11 40 - 11 Persentase 17,72 3,80 13,92 50,63 - 13,92 Kebiasaan buruk yang dilakukan petani pada saat melakukan penyemprotan akan mengganggu kesehatan petani itu sendiri, apalagi masih banyak petani pada waktu penyemprot pestisida tidak memperhatikan arah angin. Dengan tidak menggunakan masker pada melakukan penyemprotan, pestisida dapat masuk ke dalam tubuh melalui saluran pernapasan. Menurut Wudianto 1990 pestisida dapat masuk ke tubuh secara berangsur-angsur dalam jumlah yang kecil, yang disebut keracunan kronis. Penderita keracunan kronis ini akan mengalami perubahan histologis dan genetis. Sebagian besar petani tidak menggunakan sarung tangan baik pada saat mencampur pestisida maupun melakukan penyemprotan. Sekitar 91,1 petani responeden baik petani SLPHT maupun non SLPHT tidak memakai sarung tangan pada waktu berhubungan dengan pestisida.. Kebiasaan buruk ini juga terjadi pada petani SLPHT, walaupun sudah mendapat pelatihan mengenai PHT tetapi masih 52 mengabaikan penggunaan sarung tangan dalam menangani pestisida. Data mengenai kebiasaan tidak memakai sarung tangan tertera pada Tabel 18. Tabel 18. Kebiasaan tidak memakai sarung tangan pada waktu berhubungan dengan pestisida. Pendidikan Kursus SLPHT Non SLPHT ya kadang tidak ya kadang tidak TTSD - - - 9 - - SD 14 1 1 26 2 2 SMP 4 - 1 8 - - SMA 7 - - 4 - 2 Total 25 1 2 47 2 2 Persentase 31,61 1,27 2,53 59,49 2,53 2,53 Berdasarkan Tabel 18 menunjukan bahwa sebagian besar petani dalam menangani pestisida tidak menggunakan sarung tangan. Petani melakukan kebiasaan yang buruk dalam menangani pestisida, dengan alasan sudah terbiasa dan kebal, walaupun mereka mengetahui bahwa pestisida merupakan racun yang berbahaya bagi dirinya dan lingkungan. Rendahnya kesadaran petani karena selama ini petani hanya mengetahui cara pemakaian dan manfaat pestisida serta bagaimana meningkatkan hasil panen. Petani tidak mengetahui dampak yang ditimbulkan akibat pestisida baik terhadap lingkungan maupun kesehatan. Dengan tidak menggunakan sarung tangan pada saat menangani pestisida, selain pestisida dapat diabsorpsi kulit, juga sejumlah kecil dapat masuk saluran gastrointestinal GI karena petani merokok pada saat menangani pestisida, ini akan menyebabkan keracunan pada petani. Petani tidak menyadari bahaya dari pestisida terhadap kesehatan dirinya dan lingkungan. Petani responden pada saat melakukan kegiatan penyemprotan tidak menggunakan baju pelindung, mereka hanya menggunakan kaos lengan panjang dan celana panjang saja.. Data mengenai kebiasaan petani yang tidak menggunakan baju pelindung secara rinci tertera pada T abel 19. 53 Berdasarkan Tabel 19 menunjukan kesadaran petani akan penggunaan baju pelindung masih rendah. Petani beranggapan dengan baju pelindung tidak nyaman, tidak praktis dan merepotkan. Pada umumnya petani tidak menggunakan baju pelindung, petani hanya menggunakan celana panjang dan kaos lengan panjang, bahkan banyak yang menggunakan celana pendek dan kaos lengan pendek saja. Tabel 19. Kebiasaan tidak memakai baju pelindung pada saat menyemprot. Pendidikan Kursus SLPHT Non SLPHT ya kadang tidak ya kadang tidak TTSD - - - 8 1 - SD 12 3 1 25 - 5 SMP 3 1 1 3 3 2 SMA 3 2 2 2 - 2 Total 18 6 4 38 4 9 Persentase 22,78 7,59 5,06 48,10 5,06 11,39 Petani merasa sudah terbiasa dan kebal dengan pestisida, tanpa memikirkan dampak yang disebabkan kecerobohannya sendiri. Dengan tidak menggunakan baju pelindung dalam melakukan penyemprotan, pestisida dapat masuk ke dalam tubuh melalui kulit. Jika terus menerus akan mengakibatkan terjadinya gangguan kesehatan pada petani dan menurunnya akvtivitas enzim asetilkolinesterase. Peningkatan penyuluhan oleh petugas sangat diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan akan bahaya pestisida. Peningkatan pengetahuan ini sangat baik untuk meningkatkan kesadaran seseorang akan bahaya pestisida, baik terhadap lingkungan maupun kesehatan masyarakat dan kesehatan petani..

5.7. Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap