Insektisida Organoklorin Insektisida Organofosfat

9 3. Insektisida karbamat, misalnya karbaril sevin, karbofuran, propoksur, dan sebagainya.

2.3.1. Insektisida Organoklorin

Insektisida ini merupakan turunan dari etana berklor, siklodien, heksaklorosikloheksana. DDT dan metoksiklor adalah derivat dari etana berklor, tetapi metoksiklo r jauh kurang toksik dan tidak bertahan di lingkungan Frank, 1995. Insektisida jenis ini masih digunakan di negara-negara berkembang terutama negara pada daerah ekuator karena murah, efektif dan persisten. Organoklorin dibagi dalam beberapa bagian yaitu diklorodifenil etan DDT, DDD, portan, metoksiklor, metioklor, siklodien aldrin, dieldrin, heptaklor, klordan dan endosulfan dan sikloheksana benzene terklorinasi seperti HCH dan HCB Soemirat, 2003. Dieldrin dan klordan bersifat larut dalam lemak, tidak larut dalam air, stabil agak lama dari beberapa bulan sampai setahun. Gangguan keracunan adalah tremor dan kejang-kejang. Lindan bersifat tidak larut dalam lemak, larut dalam oli, minyak atau lemak. Lindan bersifat menstimulasi susunan saraf pusat sehingga ataxia, kejang-kejang, oedema paru-paru, dan kegagalan vaskular. Pengaruh lindan mulai tampak setelah 6 jam keracunan dan lamanya lebih kurang 4 hari. Gejala umum keracunan organoklo rin adalah sakit kepala, mual, muntah -muntah, mencret, badan lemah, gemetar, kejang-kejang dan pingsan Wudianto, 1990.

2.3.2. Insektisida Organofosfat

Golongan ini merupakan salah satu jenis insektisida yang paling banyak digunakan di bidang pertanian, dan dikenal sebagai inhibitor untuk enzim kolinesterase . Menurut Soemirat 2003 jenis insektisida organo fosfat sering disebut sebagai insektisida antikolinesterase, karena dapat menghambat aktivitas enzim kolinesterase. Organofosfat sering disebut esterfosfat, yang merupakan turunan atau persenyawaan asam fosfat dengan bahan-bahan organik. Kebanyakan digunakan untuk serangga berjasad lunak dan dipasarkan dalam kadar 1-95 10 Kadar yang tinggi terutama untuk pestisida yang berbentuk tepung yang dibasahkan. Jenis pestisida yang termasuk golongan organofosfat antara lain diazinon, fention, dichlorvos, dim etoat, fenitrothion, fentoat, klorpirifos Wudianto, 1990. Organofosfat bekerja menghambat asetilkolinesterase AChE yang mengakibatkan akumulasi asetilk olin ACh. Asetilkolin yang ditimbun dalam SSP akan menginduksi tremor, inkoordinasi, kejang-kejang dan lain -lain. Dalam sistem saraf autonom akumulasi ini akan menyebabkan diare, urinasi tanpa sadar, miosis dan sebagainya. Akumulasi pada neuromuskuler akan mengakibatkan kontraksi otot yang diikuti kelemahan, hilangnya reflek dan paralisis. Senyawa organofosfat tertentu misalnya DFP diisopropil fluofosfat menyebabkan penghambatan yang tidak dapat pulih, penyembuhannya hanya melalui sintesis AChE baru Frank, 1995. Beberapa organofosfat larut dalam air, juga mengakibatkan keracunan sistemik pada serangga dan mamalia. Karena bahan ini secara cepat dapat didistribusikan ke seluruh tubuh maka gejala cepat timbul beberapa jam setelah pemajanan. Organofosfat yang larut dalam lemak seperti k lorfentio dan fention dapat menimbun dalam lemak dan menimbulan gejala tetap sampai beberapa minggu dan dapat kambuh secara periodik serta memerlukan pengobatan yang tepat. 2.3.3. Insektisida Karbamat. Insektisida golongan ini mengandung bahan aktif yang merupakan turunan asam ditiokarbomin yang disebut ditiokarbamat. Yang termasuk golongan ini adalah karbaril, karbofuran, BPMC, MIPC, dan propoksur Wudianto, 1990. Kelompok insektisida ini bekerja menghambat AChE tetapi pengaruhnya terhadap enzim jauh lebih reversible dibandingkan efek insektisida organofosfat.

2.4. Pestisida Pada Bawang Merah