53 Berdasarkan Tabel 19 menunjukan kesadaran petani akan penggunaan
baju pelindung masih rendah. Petani beranggapan dengan baju pelindung tidak nyaman, tidak praktis dan merepotkan. Pada umumnya petani tidak menggunakan
baju pelindung, petani hanya menggunakan celana panjang dan kaos lengan panjang, bahkan banyak yang menggunakan celana pendek dan kaos lengan
pendek saja.
Tabel 19. Kebiasaan tidak memakai baju pelindung pada saat menyemprot.
Pendidikan Kursus
SLPHT Non SLPHT
ya kadang
tidak ya
kadang tidak
TTSD -
- -
8 1
- SD
12 3 1 25
- 5
SMP 3
1 1
3 3
2 SMA
3 2
2 2
- 2
Total 18
6 4 38 4 9
Persentase 22,78 7,59 5,06 48,10 5,06 11,39
Petani merasa sudah terbiasa dan kebal dengan pestisida, tanpa memikirkan dampak yang disebabkan kecerobohannya sendiri. Dengan tidak
menggunakan baju pelindung dalam melakukan penyemprotan, pestisida dapat masuk ke dalam tubuh melalui kulit. Jika terus menerus akan mengakibatkan
terjadinya gangguan kesehatan pada petani dan menurunnya akvtivitas enzim asetilkolinesterase. Peningkatan penyuluhan oleh petugas sangat diperlukan untuk
meningkatkan pengetahuan akan bahaya pestisida. Peningkatan pengetahuan ini sangat baik untuk meningkatkan kesadaran seseorang akan bahaya pestisida, baik
terhadap lingkungan maupun kesehatan masyarakat dan kesehatan petani..
5.7. Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap
Dengan menggunakan analisis korelasi Pearson, hubungan antara pengetahuan dan sikap petani secara rinci tertera pada Tabel 20.
54
Tabel 20. Hubungan Antara Pengetahuan Dengan Sikap Petani
Pengetahuan Pengetahuan Pengetahuan Pestisida Peraturan Dampak
Sikap A lat Pelindung Pearson Correlation 0,351 0,459 0,593
Sig 0,002
0,000 0,000
N 79
79 79
Sikap Penggunaan Pearson Correlation 0,355 0,616
0,431 Pestisida
Sig 0,001
0,000 0,000
N 79
79 79
Sikap Personal Pearson Correlation 0,536 0,731
0,755 Hygiene
Sig 0,000
0,000 0,000
N 79
79 79
Correlation is significant at the 0,01 level 2-tailed.
Berdasarkan Tabel 20 menunjukan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan pada taraf nyata 5 antara pengetahuan pestisida dengan sikap
menggunakan alat pelindung diri koefisien korelasi sebesar 0,351, ini ditandai dengan nilai signifikasi sebesar 0,002 yang lebih kecil dari 0,05. Artinya semakin
tinggi pengetahuan maka semakin tinggi pula sikap petani responden dalam penggunaan alat pelindung diri.
Hubungan positif yang signifikan pada taraf nyata 5 antara pengetahuan peraturan dengan sikap menggunakan alat pelindung diri koefisien korelasi
sebesar 0,459, ditandai dengan nilai signifikasi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Ini berarti semakin tinggi pengetahuan peraturan mengenai pestisida
maka semakin tinggi pula sikap petani responden dalam penggunaan alat pelindung diri.
Terdapat hubungan positif yang signifikan pada taraf nyata 5 antara pengetahuan mengenai dampak dengan sikap menggunakan alat pelindung diri
koefisien korelasi sebesar 0,593, ditandai dengan nilai signifikasi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Ini berarti semakin tinggi pengetahuan mengenai
dampak pestisida terhadap lingkungan dan kesehatan, maka semakin tinggi pula sikap petani responden dalam penggunaan alat pelindung diri.
Dengan meningkatnya pengetahuan petani mengenai pestisida, peraturan dan dampak yang ditimbulkannya terutama sifat racun pestisida terhadap mahluk
hidup dan dampak yang ditimbulkannya, berpengaruh pada penentuan sikap
55 petani dalam menggunakan alat pelindung diri pada saat melakukan
penyemprotan dan menangani pestisida. Pada umumnya petani mengetahui bahwa pestisida merupakan racun yang berbahaya dan menyadari pentingnya
menjaga kesehatan, sehingga kesadaran petani akan penggunaan alat pelindung diri semakin meningkat. Penggunaan alat pelindung diri merupakan sesuatu yang
merepotkan, tidak praktis dan tidak efisien di kalangan petani, namun petani berusaha melindungi diri dengan peralatan yang masih sederhana seperti
pemakaian celana panjang dan kaos lengan panjang serta penutup kepala sekaligus penutup hidung. Petani merasakan keluhan -keluhan seperti mual,
pusing, kepala terasa berat, lemas, wajah kaku, penglihatan kabur dan sebagainya, setelah berhubungan dengan pestisida bila tidak menggunakan pelindung diri. Ini
merupakan gejala keracunan pestisida yang tidak disadari oleh petani. Adanya hubungan positif yang signifikan pada taraf nyata 5 antara
pengetahuan pestisida dengan sikap penggunaan pestis ida koefisien korelasi sebesar 0,355, ditandai dengan nilai signifikasi sebesar 0,001 yang lebih kecil
dari 0,05. Ini berarti semakin tinggi pengetahuan petani maka semakin tinggi pula sikap petani dalam penggunaan pestisida.
Hubungan positif yang sig nifikan pada taraf nyata 5 antara pengetahuan peraturan dengan sikap penggunaan pestisida koefisien korelasi sebesar 0,616,
ditandai dengan nilai signifikasi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Artinya semakin tinggi pengetahuan mengenai peraturan pestisida, semakin tinggi pula
sikap petani dalam penggunaan pestisida. Hubungan positif yang signifikan pada taraf nyata 5 antara pengetahuan
mengenai dampak dengan sikap penggunaan pestisida koefisien korelasi sebesar 0,431, ditandai dengan nilai signifikasi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05.
Ini berarti semakin tinggi pengetahuan mengenai dampak maka semakin tinggi pula sikap petani dalam penggunaan pestisida.
Peningkatan pengetahuan petani SLPHT mengenai pestisida, peraturan dan dampak penggunaan pestisida diperoleh dari pelatihan PHT Pengendalian
Hama Terpadu yang diikutinya. Dengan pelatihan ini pengetahuan petani menjadi bertambah, baik dari penerapan aplikasi penggunaan pestisida maupun
dampak yang ditimbulkannya. Petani SLPHT lebih peka dengan masalah
56 pencemaran lingkungan sehingga dalam menangani pestisida hati-hati dan benar.
Namun petani SLPHT dengan suka rela memberikan informasi pada petani yang belum mengikuti pelatihan, sehingga meningkatkan pengetahuan petani non
SLPHT dan berpengaruh dalam penentuan sikap dalam penggunaan pestisida. Dengan pengetahuan yang tinggi maka petani dalam penggunaan pestisida
memperhatikan aturandosis, jenis hama dan penyakit tanaman, menyemprot sesuai dengan arah angin, memperhatikan cuaca, dan sebagainya,sehingga dapat
mengurangi terjadinya pencemaran lingkungan. Adanya hubungan positif yang signifikan pada taraf nyata 5 antara
pengetahuan pestisida dengan sikap personal hygiene koefisien korelasi sebesar 0,536, ditandai dengan nilai signifikasi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05.
Ini berarti semakin tinggi pengetahuan petani maka semakin tinggi pula sikap petani dalam personal hygiene.
Hubungan positif yang signifikan pada taraf nyata 5 antara pengetahuan peraturan dengan sikap personal hygiene koefisien korelasi sebesar 0,731,
ditandai dengan nilai signifikasi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05. Artinya semakin tinggi pengetahuan petani mengenai peraturan pestisida maka semakin
tinggi pula sikap personal hygiene petani. Hubungan positif yang signifikan pada taraf nyata 5 antara pengetahuan
mengenai dampak dengan sikap personal hygiene koefisien korelasi sebesar 0,755, ditandai dengan nilai signifikasi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05.
Ini berarti semakin tinggi pengetahuan mengenai dampak maka semakin tinggi pula sikap personal hygiene petani.
Penentuan sikap petani dalam personal hygiene dipengaruhi adanya pengetahuan yang meningkat, baik mengenai pestisida, peraturan maupun dampak
penggunaan pestisida. Pada umumnya petani mempunyai kesadaran untuk membersihkan diri setelah menangani pestisida, mencuci tangan dan kaki, tidak
makan dan minum sambil menyemprot, serta memisahkan pakaian yang digunakan pada waktu menyemprot dengan pakaian lain pada saat mencuci.
Sebagian besar petani tidak merokok sambil menyemprot, tetapi kenyataan di lapangan masih ada petani yang menyemprot sambil merokok. Kesadaran yang
tinggi mengenai personal hygiene menyebabkan terhindar dari gangguang
57 kesehatan akibat pestisida serta keracunan pestisida, apalagi jika dilandasi dengan
kesadaran untuk menggunakan alat pelindung diri pada saat menang ani pestisida.
5.8. Data Ekonomi