Pengetahuan Petani Mengenai Pestisida

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Pengetahuan Petani Mengenai Pestisida

Petani SLPHT Sekolah Lapang Pengendalian Hama Terpadu dan non SLPHT mempunyai pengetahuan mengenai pestisida pada kategori sedang pada semua jenjang pendidikan, baik SD, SMP maupun SMA Tabel 8 dan Gambar 2. Tabel 8. Pengetahuan petani mengenai pestisida Kategori Pendidikan SLPHT Non SLPHT TTSD SD SMP SMA TTSD SD SMP SMA rendah 0 0 1 2 sedang 0 8 4 5 8 23 8 4 tinggi 0 8 1 2 0 5 0 0 Jumlah 0 16 5 7 9 30 8 4 Rata-rata 0,00 2,38 2,29 2,37 1,87 2,00 2,14 2,32 Kategori tdk ada sedang sedang sedang sedang sedang sedang sedang Pada umumnya pengetahuan petani mengenai pestis ida cukup baik, yaitu dalam kategori sedang pada jenjang pendidikan SD sampai dengan SMA, baik itu petani SLPHT maupun non SLPHT. Petani responden rata-rata telah bekerja selama 15,52 tahun dan petani secara langsung berhubungan dengan pestisida dalam budidaya tanaman bawang merah. Petani SLPHT mendapatkan pengetahuan dari pelatihan PHT, sehingga lebih mengetahui substansi pestisida baik jenis, bahan aktif, daya racun, sifat, dan sebagainya. Petani SLPHT juga mendapatkan tambahan materi dan menekankan pada teknik aplikasi pestisida yang lebih diarahkan pada jenis hama sas aran serta memperhatikan dampak lingkungan dan kesehatan, perhitungan ekonomi dan aspek lainnya, yang menentukan dalam sikap petani. Para petani yang sudah mengikuti pelatihan PHT 38 menjadi bertambah peka terhadap masalah pencemaran lingkungan, mempunyai kesadaran yang tinggi dalam penggunaan pestisida, dan memperhatikan semua dampak yang ditimbulkannya. Mereka menyadari bahwa pestisida merupakan racun, sehingga harus dikelola dengan hati-hati dan benar. 0.50 1.50 2.50 3.50 Rata-rata Pengetahuan Responden Mengenai Pestisida TTSD SD SMP SMA TTSD SD SMP SMA SLPHT Non SLPHT Gambar 2. Rata -rata kategori pengetahuan petani mengenai pestisida rendah 1,50, sedang 1,5 – 2,50, tinggi 2,50 Dengan pelatihan PHT ini akan membantu petani dalam meningkatkan efisiensi dan biaya produksi, mempertahankan hasil produksi yang baik, berperan dalam melestarikan lingkungan dan kesehatan petani dari pencemaran dan keracunan pestisida. Metodologi dalam pelatihan ini adalah partisipatif sehingga dapat meningkatkan penalaran petani. Pengetahuan petani non SLPHT hanya diperoleh secara turun temurun dan pengalaman sesama petani. . Keberhasilan petani dalam budidaya tanaman bawang merah karena mendapatkan informasi baik dari sesama petani maupun penjual pestisida pada kios pertanian. Dalam hal ini terjadi interaksi sosial antara petani dengan petani, petani dengan petugas pertanian dan petani dengan penjual pestisida. Petani secara tidak langsung mengikuti budaya yang telah ada dan secara turun temurun diajarkan oleh generasi sebelumnya dalam penggunaan pestisida untuk membasmi hama dan penyakit tanaman. Peningkatan pengetahuan petani non SLPHT diperoleh dari petugas penyuluh pertanian yang memberikan penyuluhan di lapangan secara langsung, Tinggi Sedang Rendah 39 serta informasi dari petani yang sudah mengikuti SLPHT. Namun kesadaran petani masih rendah terutama petani non SLPHT sehingga dalam penggunaan pupuk dan pestisida pada budidaya tanaman bawang merah cenderung berlebihan. Petani beranggapan penggunaan pestisida akan membasmi hama dan penyakit tanaman, tanpa melihat jenis pestisida dan hama sasarannya sehingga menimbulkan dampak negatif baik terhadap lingkungan maupun kesehatan. Petani hanya memikirkan untuk meningkatkan produksinya tanpa memperhatikan dampak negatif yang ditimbulkannya seperti rusaknya lingkungan,matinya musush alami, gangguan kesehatan terhadap petani dan masyarakat serta penyakit tanaman menjadi kebal resisten dan sulit dibasmi.

5.2. Pengetahuan Petani Mengenai Peraturan Pestisida