59 pendapatan antara Rp.500.000,- sampai Rp.1.000.000,- , yang selengkapnya
terrtera pada Tabel 24.
Tabel 24. Pendapatan petani bawang merah per bulan
No. Pendapatan per bulan Rp
Presentase responden 1.
500.000 11,27
2. 500.000-1.000.000
57,10 3.
1.000.000 31,63
5.9. Data Lingkungan
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa pada saat melakukan penyemprotan pestisida di lahan pertanian bawang merah pada umumnya petani
memperhatikan arah angin 73,4 , cuaca 93,7 dan dilakukan pada pagi hari pukul 08.00-10.00 WIB dan sore hari pada pukul 15.00-17.00 WIB, yang secara
rinci tertera pada Tabel 25.
Tabel 25. Sikap petani dalam melakukan penyemprotan pestisida .
Sikap petani Sesuai arah Cuaca C uaca panas Pagi dan sore
angin
? ? ? ?
ya 58 73,4 74 93,7 21 26,6 56
70,9 kadang-kadang 12 15,2 2 2,5 8 10,1 10 12,7
tidak 9 11,4 3 3,8 50 63,3 13 16,4
Berdasarkan tabel tersebut menunjukan bahwa sikap petani sebagian besar sudah memperhatikan untuk melakukan penyemprotan sesuai arah angin, dan
memperhatikan cuaca, walaupun masih ada yang tidak memperhatikannya. Petani juga tidak melakukan penyemprotan pada cuaca mendung, hujan dan hanya 21
yang melakukan penyemprotan pada saat cuaca panas siang hari. Menurut Uehara 1993 penyemprotan dan pengaplikasian bahan-bahan
kimia pertanian berkaitan dengan masalah pencemaran lingkungan. Sebagian besar bahan -bahan kimia pertanian yang disemprotkan, jatuh ke tanah dan
didekomposisi oleh mikroorganisme. Sebagian menguap dan menyebar di
60 atmosfir dan diuraikan oleh sinar ultraviolet atau diserap hujan serta jatuh ke
tanah. Pada umumnya petani setelah melakukan penyemprotan pestisida mencuci
alat penyemprotnya di saluran air di sawah. Sekitar 91,1 petani melakukan pencucian alat penyemprot di saluaran air sawah parit. Penumpahan tidak
sengaja, pencucian alat penyemprot dan membuang pestisida ke saluran air akan meningkatkan konsentrasi pestisida di air. Data hasil penelitian secara rinci
tertera pada Tabel 26.
Tabel 26. Tindakan petani dalam pencucian alat penyemprot di saluran air sawah
Tindakan petani Jumlah
Presentase
ya
72 91,1
kadang-kadang
3 3,8
tidak
4 5,1
Berdasarkan Tabel 26 menunjukan pada umumnya 91,1 masih mencuci peralatan penyemprotan di saluran air sawah parit. Kesadaran petani
masih rendah walaupun petani SLPHT sudah mendapatkan pengetahuan mengenai PHT. Petani tidak memperhatikan dampak yang ditimbulkan akibat
pencucian alat penyemprot di saluran air sawah, dimana saluran air ini bermuara ke sungai dan menyebabkan plankton dalam air akan menyerap pestisida ke dalam
tubuhnya. Plankton yang sudah menyerap pestisida akan dimakan okleh ikan yang selanjutnya ikan yang juga mengandung residu pestisida dimakan oleh manusia.
Dengan demikian lambat laun akan meracuni manusia, dan dalam jangka panjang akan dirasakan akibatnya.
Tindakan petani terhadap bekas tempat pestisida bermacam -macam seperti dibakar, ditanam, dibuang ke tampat sampah, di sekitar saw ah dan di parit
sawah. Tindakan petani terhadap bekas tempat pestisida secara rinci tertera pada Tabel 27.
61
Tabel 27. Tindakan petani terhadap bekaswadah pestisida
.
Tindakan petani ditanam dibakar dibuang ke
dibuang dibuang
tempat sampah sekitar sawah ke parit
ya 40,2 10,1 12,7 15,2 24,1
kadang-kadang 5,1 1,3 5,1 6,3 7,6 tidak
54,7 88,6 82,2 78,5 68,4
Berdasarkan Tabel 27 tersebut menunjukan bahwa masih banyak petani yang membuang wadah bekas pestisida secara sembarangan, baik yang dibuang di
tempat sampah, dibuang sekitar sawah maupun dibuang ke paritsaluran air sawah. Tindakan petani ini akan menyebabkan terjadinya pencemaran lingkungan
dan membahayakan anak -anak yang mengambil wadah bekas pestisida tersebut. Kenyataan di lapangan pada saat penelitian masih ada petani yang membuang
wadah bekas pestisida di dekat tanaman bawang yang sudah dipanen dan dijemur di pinggir sawah.
Pada umumnya petani 77,2 menyimpan pestisida di dalam gudang, yang jauh dari jangkauan anak-anak dan hewan peliharaan. Kesadaran petani
dalam penyimpanan pestisida sudah tinggi, petani menyadari bahwa pestisida merupakan racun yang berbahaya bagi manusia dan hewan peliharaan, sehingga
petani menyimpan pestisida jauh dari jangkauan anak-anak dan di tempat khusus yang tinggi.
Penggunaan pestisida yang cenderung berlebihan dilakukan oleh petani bawang merah di Kabupaten Brebes memberikan dampak yang negatif, baik
terhadap lingkungan maupun kesehatan. Penggunaan pestisida tidak lagi memperhatikan kaidah -kaidah yang benar dan sesuai dengan konsep PHT.
Rendahnya pengetahuan petani dalam menggunakan pestisida menjadi kebiasaan petani yang seolah-olah tidak mendatangkan bahaya. Penyemprotan pestisida
yang berlebihan akan menyebabkan tanah di sekitar tanaman menjadi rusak, sehingga produktivitas bawang merah menjadi menurun Di lingkungan perairan
jumlah pestisida yang tinggi akan mnyebabkan kematian organisme air. Di samping itu hama dan penyakit tanaman yang muncul menjadi lebih resisten dan
sulit dibasmi.
62 Kenyataan di lapangan menunjukan banyak petani melakukan kebiasaan
buruk dalam menangani pestisida, seperti merokok pada saat menyemprot, mencuci tangki alat semprot di saluran air sawah, menggunakan pestisida tidak
sesuai dosis , tidak memakai alat pelindung dan membuang bekas wadah pestisida sembarangan. Pada umumnya petani hanya memperhatikan masalah pengendalian
OPT Organisme Pengganggu Tanaman yang menyerang tanaman saja, sehingga keselamatan kerja pada petani itu sendiri dan pencemaran lingkungan terabaikan.
5.10. Data Kesehatan