64 minggu, kemudian diulangi pemeriksaan kesehatan. Untuk keracunan sedang
KS, petani tidak boleh bekerja dengan pestisida golongan apapun dan dirujuk ke dokter, sedangkan untuk keracunan berat KB tidak boleh bekerja sama sekali
serta harus diperiksa dan dirawat dokter Supardi, 2003. Pestisida dapat meracuni manusia atau hewan melalui kulit, mulut,
pernapasan dan melalui mata. Menurut Wudianto 1990 keracunan pestisida dapat dibedakan berdasarkan jumlah pestisida yang masuk ke dalam tubuh. Jika
masuk ke dalam tubuh sekaligus dengan dosis tertentu diseb ut keracuanan akut. Jika masuk ke dalam tubuh dalam jumlah kecil dan berangsur-angsur disebut
keracunan kronis. Insektisida organofosfat umumnya tidak bersifat karsinogenik, kecuali
senyawa yang mengandung halogen misalnya tetraklorvinfos Frank, 1995. Pestisida yang mempunyai efek teratogen adalah fungisida ditiokarbamat WHO,
1974. Selain itu kaptan, folpet, parakuat, benomil dan tiabendazol juga memiliki efek teratogen, tetapi penemuan ini membutuhkan penegasan Murphy, 1986.
Dampak kesehatan pada petani dengan timbulnya keracunan akibat petani tidak mengikuti proseduraturan yang benar, seperti tidak menggunakan alat
pelindung diri, mengabaikan arah angin, menggunakan pestisida tidak sesuai dosis dan sebagainya.. Pestisida dapat masuk ke dalam tubuh manusia melalui mulut,
hidung, mata dan pori-pori kulit. Untuk itu petani seharusnya menggunakan baju pelindung, sarung tangan, sepatu boot dan masker pada saat penyemprotan.
Namun selama ini kebiasaan petani masih buruk, petani beranggapan sudah terbiasa dan kebal, tanpa mengingat bahaya pestisida yang setiap saat mengacam
keselamatannya dan lingkungan.
5.10.2. Dampak Penggunaan Pestisida terhadap Penurunan Aktivitas Enzim Asetilkolinesterase AChE.
Jenis pestisida yang paling banyak digunakan di bidang pertanian adalah pestisida golongan organofosfat dan karbamat. Jenis pestisida organofosfat dan
karbamat sering disebut antikolinesterase Soemirat, 2003. Akibat dari pemaparan pestisida organofosfat dan karbamat dapat menurunkan aktivitas
enzim asetilkolinesterase AChE.
65 Penurunan aktivitas AChE ini juga terjadi pada beberapa penyakit,
terutama penyakit yang menyerang hati Dirdjoatmodjo, 1991. Untuk menyingkirkan kemungkinan penurunanan aktivitas enzim asetilkolinesterse
AChE bukan karena keracunan pestisida maka ditentukan juga enzim glutamat piruvat transaminase GPT.
Tabel 30. Kandungan asetilkolinesterase AChE dan glutamat piruvat transaminase GPT pada petani Desa Sisalam.
No respnden
Umur Kadar AChE
kUl AChE
thd kontrol Kriteria
Kadar GPT Ul
Kontrol 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 27
28 38
34 32
30 33
41 28
35 34
33 29
25 27
33 35
31 26
35 30
48 29
27 46
42 40
51 39
30 7 ,780
3 ,760 6 ,160
5 ,430 7 ,270
7 ,660 5 ,880
4 ,140 6 ,150
6 ,200 7 ,802
4 ,271 5 ,880
2 ,860 5 ,880
5 ,893 4 ,295
6 ,150 4 ,040
4 ,170 2 ,770
7 ,490 7 ,803
7 ,460 6 ,670
6 ,200 6 ,293
5 ,990 6 ,790
48 ,33 79,18
88,15 93,44
98,46 76,76
70,41 79,05
79,69
100 ,28 54,90
75,58 36,76
75,58 75,75
55,21 79,05
51,93 53,60
35,60 96,27
100 ,30 95,89
85,73 79 ,69
80,89 76,99
87,28 KS
N N
N N
N
KR N
N N
KR N
KS N
N KR
N KR
KR KS
N N
N N
N N
N N
28,60 25,20
18,00 21,40
18,00 19,00
17,00 15,20
22,30 14,30
19,50 25,30
28,10 26,20
24,10 19,00
21,10 20,60
19,80 18,70
21,40 19,00
18,00 15,20
22,10 14,90
20,10 22,40
Keterangan : N normal, KR keracunan ringan, KS keracunan sedang dan KB keracunan berat.
66 Pemeriksaan kolinesterase pada sel darah merah lebih dianjurkan pada
paparan insektisida kronik. Pemeriksaan untuk keracunan karbamat dapat memperlihatkan aktivitas kolinesterase serum yang normal atau mendekati normal
Komala, 2003. Dua tipe kolinesterase dijumpai dalam darah yaitu true kolinesterase asetilkolinesterase pada sel darah merah dan pseudokolinesterase
pada serumplasma Jacob, et al, 1990. Dari Tabel 30 menunjukan bahwa di Desa Sisalam Kecamatan Wanasari
terdapat 8 petani responden yang mengalami penurunan kandungan enzim asetilkolinesterase AChE pada darah , dengan kadar AChE 2,770 sd 4,295
kUl., apabila dibandingkan dengan bat asan normal kandungan enzim AChE sebesar 4,300- 10,00 kUl untuk laki-laki. Sedangkan untuk kandungan enzim
glutamat piruvat transaminase GPT pada keadaan normal. Hal ini menunjukan bahwa penurunan kandungan enzim asetilkolinesterase pada petani disebab kan
oleh terpaparnya pestisida. Petani bawang merah di Desa Sisalam Kecamatan Wanasari
menggunakan insektisida jenis organofosfat dan karbamat. Petani menggunakan jenis organofosfat yang mengandung bahan aktif klorpirifos 19,61 , triazofos
21,57 dan profenosfos 0,98 . Untuk karbamat petani menggunakan jenis karbamat yang mengandung bahan aktif propineb 4,90 , tiodikarb 7,84 ,
karbosulfan 9,80 , metomil 5,88 , kartab hidroklorida 3,92 dan karbofuran 0,98 . Dari jenis insektisida yang dipergunakan oleh petani di Desa
Sisalam ini menunjukan bahwa terjadinya penurunan kandungan ezim asetilkolinesterase disebabkan terpapar insektisida golongan organofosfat dan
karbamat. Untuk Desa Jagalempeni Kecamatan Wanasari terdapat 6 petani
responden yang mengalami penurunan kandungan enzim asetilkolinesterase AChE, dengan kadar AChE 4,245 sd 4,291 kUl apabila dibandingkan dengan
batasan normal kadar enzim AChE sebesar 4,300- 10,00 kUl untuk laki-laki Tabel 31. Sedangkan kandungan enzim glutamat piruvat transaminase GPT
pada petani responden semuanya normal. Hal ini menunjukan bahwa penurunan kandungan enzim asetilkolinesterase pada petani di Desa Jagalempeni disebabkan
oleh terpaparnya pestisida.
67 Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa petani bawang merah di
Desa Jagalempeni menggunakan pestisida organofosfat yang mengandung bahan aktif klorpirifos 23,53 , triazofos 11,76 , profenofos 1,96 dan meditation
1,96 . Sedangkan untuk golongan karbamat mengandung bahan aktif seperti karbosulfan 11,76 , propineb 6,86 , kartab hidroklorida 5,88 ,
tiodikarb 2,94 , metomil 0,98 , dan karbofuran 0,98 . Dari jenis insektisida yang dipergunakan oleh petani di Desa Jagalempeni ini menunjukan
bahwa terjadinya penurunan kandungan enzim asetilkolinesterase disebabkan terpapar insektisida golongan organofosfat dan karbamat.
Tabel 31. Kandungan asetilkolinesterase AChE dan glutamat piruvat
transaminase GPT pada petani Desa Jagalempeni.
No respnden
Umur Kadar AChE
kUl AChE
thd kontrol Kriteria
Kadar GPT Ul
Kontrol
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
27 30
28 42
54 40
45 45
40 35
48 35
65 53
46 36
60 45
35 39
35 45
47 56
49 8 ,428
8 ,456 7 ,840
6 ,730 6 ,460
4 ,285 4 ,270
8 ,040 8,220
4 ,291 6 ,470
8 ,440 6 ,440
4 ,245 6 ,350
7 ,480 8 ,140
8 ,400 7 ,840
6 ,220 8 ,440
7 ,690 8 ,140
4 ,290 6 ,400
4 ,283 100
100,33 93,02
79,85 76,65
50,84 50,66
95,40 97,53
50,75 76,77
100,14 76,41
50,37 75,34
88,75 96,58
99,67 93,02
76,81
100,14 91,24
96,58 50,90
75,94 50 ,82
N N
N N
KR KR
N N
KR N
N N
KR N
N N
N N
N N
N N
KR N
KR 21,40
18,00 19,00
17,00 15,20
19,20 20,10
16,20 20,10
22,10 18,00
24,20 19,00
25,20 23,40
21,70 21,00
20,30 18,60
18,30 19,20
20,50 15,60
27,10 15,90
Keterangan : N normal, KR kerac unan ringan, KS keracunan sedang dan KB keracunan berat.
68 Berdasarkan Tabel 33 menunjukan bahwa di Desa Kedung Uter
Kecamatan Brebes 5 petani mengalami penurunan asetilkolinesterase AChE dengan kadar AChE 4,160 sd 4,300 kUl, apabila dibandingkan dengan batasan
normal kandungan enzim AChE sebesar 4,300- 10,00 kUl untuk laki-laki. Sedangkan untuk kandungan enzim glutamat piruvat transaminase GPT pada
petani responden di desa ini dalam keadaan normal. Desa Kedung Uter ini termasuk kecamatan Breb es dengan wilayahnya yang mempunyai aktivitas rendah
untuk kegiatan penyemprotan .
Tabel 33. Kandungan asetilkolinesterase AChE dan glutamat piruvat transaminase GPT pada petani Desa Kedung Uter.
No respnden
Umur Kadar AChE
kUl AChE
thd kontrol Kriteria
Kadar GPT Ul
Kontrol
1 2
3 4
5 6
7 8
9
10 11
12 13
14 15
16 17
18 19
20 21
22 23
24 25
26 25
27 33
19 21
19 26
18 41
19 27
27 35
30 40
29 21
21 38
17 33
40 21
21 48
50 7 ,510
7 ,500 4 ,160
4 ,290 5 ,640
6 ,500 5 ,700
7 ,240 4 ,280
5 ,830 5 ,720
6 ,510 6 ,020
4 ,240 6 ,430
7 ,500 5 ,910
7 ,520 6 ,100
7 ,540 5 ,685
4 ,300 7 ,510
6 ,210 6 ,880
7 ,450 7 ,390
100
99,87 55,39
57,12 75,10
86,55 76,00
96,40 56.99
77,73 76,17
86,68 80,16
56,46 86,62
99,87 78,70
100,13 81,23
100,40 75,70
57,26 100,00
82,69 91,61
99,20 98,53
N KR
KR N
N N
N
KR N
N N
N
KR N
N N
N N
N N
KR N
N N
N N
21,10 25,20
20,10 19,50
22,30 14,60
18,90 19,20
24,10 23,20
19,60 17,00
18,50 19,30
15,30 17,80
25,10 22,60
20,50 22,30
18,60 19,00
19,70 21,50
25,40 19,80
Keterangan : N normal, KR keracunan ringan, KS keracunan sedang dan KB keracunan berat.
69 Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa petani bawang merah di
Desa Kedung Uter menggunakan pestisida organofosfat yang mengandung bahan aktif klorpirifos 20,9 , profenos 2,99 , fenfoat 1,49 , dan triazofos
13,43 . Sedangakan untuk golongan karbamat mengandung bahan aktif seperti propineb 5,97 , metomil 1,49 ,dan kartab hidroklorida 4,48 . Dari
jenis insektisida yang dipergunakan oleh petani di Desa Kedung Uter ini menunjukan bahwa terjadinya penurunan kandungan ezim asetilkolinesterase
disebabkan terpapar insektisida golongan organofosfat dan karbamat. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa dari 79 petani bawang
merah di tiga lokasi penelitian, 19 24,05 petani mengalami penurunan kadar asetilkolinesterase AChE, serta kandungan enzim glutamat piruvat transaminase
GPT pada semua petani normal. Hal ini menunjukan bahwa terjadinya penurunan kandungan enzim asetilkolinesterase pada darah petani disebabkan
oleh pestisida jenis organofosfat dan karbamat. Penentuan kadar enzim glutamat piruvat transaminase GPT untuk menyingkirkan kemungkinan penurunan
asetilkolinesterase AChE tidak disebabkan karena penyakit hati hepatitis, sirrosis, tumor hati, penyakit infeksi akut, malnutrisis,anemia, dan ginjal kronis.
Infeksi virus pada hati hepatitis, baik yang akut maupun kronis dapat menurunkan kadar kolinesterase 30-50 , sedangkan penyakit sirrosis hepatitis
lanjut dan tumor hati atau tumor lain yang bermetastas is ke hati dapat menurunkan kadar kolinesterase sampai 50-70 . Kehamilan juga dapat
menurunkan kadar kolinesterase Dirdjoatmojo, 1991. Jenis pestisida organofosfat dan karbamat sering disebut antikolinesterase, karena keduanya
mempunyai efek yang sama dalam sistem saraf perifer dan pusat Soemirat, 2003. Antikolinesterase menghambat kerja kolinesterase, dengan mengikat
kolinesterase dan mengakibatkan perangsangan kolinergik terus menerus karena asetilkolin ACh tidak dihidrolisis Darmansjah et al, 1995.
Enzim kolinesterase adalah enzim yang berada dalam jaringan tubuh yang berperan menjaga otot-otot, kelenjar-kelenjar dan sel-sel saraf bekerja secara
terorganisir dan harmonis DepKes, 1992. Kolinesterase tersebar di seluruh jaringan dan cairan tubuh dan menghidrolisis asetilkolin ACh menjadi asam
kolin dan asam asetat. Ada dua macam kolinesterase, yaitu asetilkolinesterase
70 AChE dan butirilkolinesterase BuChE. Asetilkolinesterase juga dikenal
sebagai kolinesterase yang spesifik atau kolinester ase yang sejati terutama terdapat di tempat transmisi kolinergik pada membran pra maupun pascasinaps
Darmansjah et al, 1995. Hambatan pada kolinesterase akan menyebabkan terjadinya penumpukan
asetilkolin sehingga menyebabkan efek muskarinik, nikotinik dan menurunnya fungsi saraf pusat. Kadar kolinesterase merupakan petanda biologis biological
marker terjadinya keracunan golongan organofosfat dan karbamat. Asetilkolin merupakan senyawa perantara sinap antara serabut pre-ganglion dan post-
ganglion Hallenbech and Cunningham-Burrns, 1985; Jeyaratman, 1986; Palmer, 1991; Pansky and Allen, 1980.
Pada saat terpajan organofosfat dan karbamat, asetilkolinesterase AChE dihambat sehingga terjadi terjadi akumulasi asetilkolin ACh. ACh yang
ditimbun dalam SSP akan menginduksi tremor, inkoordinasi, kejang-kejang dan lain-lain. Dalam sistem saraf autonom akumulasi ini akan menyebabkan diare,
urinasi tanpa sadar, bronkokonstroksi, miosis dan lain-lain. Penghambatan AChE yang disebabkan oleh karbamat dapat pulih dengan mudah, sedangkan pajanan
organofosfat lebih sulit pulih Frank, 1995. Hidrolisis asetilkolin tidak terjadi jika dihambat oleh antikolinesterase, seperti organofosfat dan karbamat.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa kadar enzim glutamat piruvat transaminase GPT petani normal. Hal ini menunjukan bahwa terjadinya
penurunan asetilkolinesterase AChE pada petani bawang merah akibat dari keracunan pestisida organofosfat dan karbamat. Pada umumnya petani bawang
merah di Kabupaten Breb es menggunakan insektisida organofosfat yaitu sekitar 42,91 dan karbamat 37,40 . Keluhan seperti mual, pening, lemah,
lemas,otot wajah kaku dan tekanan pada kepala merupakan keluhan yang banyak diderita oleh petani responden. Keluhan -keluhan ini merupakan pertanda
terjadinya penurunan asetilkolinesterase AChE dalam darah petani, serta terjadinya keracunan akibat paparan pestisida yang cukup memprihatinkan. Jika
paparan sudah terlalu tinggi akan terjadi kekejangan otot dan pingsan. Keadaan yang memprihatinkan ini karena petani merasa kebal dan terbiasa
dengan pestisida. Rendahnya kesadaran petani dalam sikap dan perilaku dalam
71 menangani pestisida semakin memperburuk keadaan kesehatan petani itu sendiri.
Sebagian besar petani dalam menggunakan pestisida tidak mengikuti prosedur yang ada, tidak memperhatikan arah angin dan tidak menggunakan alat pelindung
diri. Di samping itu petani juga menggunakan dosis tidak sesuai dan mencampur mengoplos dua atau lebih jenis pestisida.
Adanya tingkat keracunan ringan dan sedang yang terjadi di Desa Sisalam 28,57 dan Desa Jagalempeni 24 Kecamatan Wanasari, karena desa ini
mempunyai aktivitas lebih tinggi dan frekuensi penyemprotan lebih tinggi dibandingkan Desa Kedung Uter Kecamatan Brebes. Petani sering terlihat
melakukan kebiasaan yang berbahaya pada saat menangani pestisida, seperti tidak menggunakan alat pelindung pada saat menyemprot, merokok sambil
menyemprot, mencampurmengoplos beberapa jenis pestisida dan sebagainya. Luas permukaan kulit yang terbuka akan mempengaruhi pestisida masuk
ke dalam tubuh melalui kulit Rachmawati, 2001. Petani dapat terpapar pestisida yang digunakan, demikian juga dengan masyarakat yang tinggal di sekitar
pertanian Azaroff, 1998. Selain petani, pekerja pada industri insektisida juga dapat terpapar seperti penelitian Al Machtab 1997 di Bangladesh 33,7 pekerja
dari 265 pekerja yang terpapar insektisida sampai terjadi penurunan enzim AChE di bawah standar dan 12, dalam kondisi bahaya.
Pada umumnya gejala keracunan pestisida yang nyata baru tampak bila kadar asetilkolinesterase AChE turun sampai 30 . Tetapi dengan kadar
asetilkolinesterase AChE 50 -75 pada petani yang berhubungan dengan pestisida harus diistirahatkan sementara sebagai tindakan pengamanan
Dirjoatmojo,1991. Dengan terjadinya penurunan kadar asetilkolines terase AChE pada petani di wilayah ini, perlu dilakukan penyuluhan yang lebih
intensif untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran petani dalam menggunakan pestisida, menyelenggarakan SLPHT bagi petani yang belum
mengikutinya serta pemeriksaan secara rutin kandungan AChE dalam darah petani.
72
5.10.3. Dampak Penggunaan Pestisida Terhadap Gangguan Kesehatan