Pengertian Pestisida Penggolongan Pestisida Pestisida Pada Bawang Merah

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Pestisida

Pestisida berasal dari kata pest yang berarti hama dan cida artinya pembunuh. Pestisida dapat diartikan secara sederhana sebagai pembunuh hama Soemirat, 2003. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1973 pasal 1 mengenai “ Pengawasan atas Peredaran dan Penggunaan Pestisida” yang dimaksud dengan pestisida adalah semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang dipergunakan untuk memberantas atau mencegah hama- hama dan penyakit-penyakit yang merusak tanaman, memberantas rerumputan, mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan, mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian tanaman tidak termasuk pupuk, memberantas atau mencegah hama-hama air, memberantas atau mencegah binatang -binatang yang menyebabkan penyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan penggunaan pada tanaman , tanah dan air.

2.2. Penggolongan Pestisida

Pestisida mencakup bahan-bahan racun yang digunakan untuk membunuh jasad hidup yang mengganggu tumbuhan, ternak dan sebagainya yang diusahakan manusia untuk kesejahteraan hidupnya Tarumingkeng, 2004. Menurut Novizan 2002 Pestisida dikelompokkan berdasarkan kelompok organisme pengganggu tanaman OPT yang akan dikendalikan dan berdasarkan fungsi pestisida. Penggolongan ini sering menimbulkan salah pengertian dari pemakainya, sehingga menimbulkan kesalahan dalam aplikasinya. Penggolongan pestisida berdasarkan fungsi tertera pada Tabel 1. 8 Tabel 1. Penggolongan pestisida berdasarkan jenis organisme pengganggu Jenis pestisida Fungsi Insektisida Untuk mengendalikan serangga Herbisida Untuk mengendalikan gulma Fungisida Untuk mengendalikan cendawan Bakterisida Untuk mengandalikan bakteri Rodentisida Untuk merngendalikan binatang pengerat Nematisida Untuk mengendalikan nematodacacing Moluskisida Untuk mengendalikan siput Sumber : Wudianto, R 1990. Berdasarkan ketahanannya di lingkungan maka pestisida dikelompokan menjadi dua golongan yaitu pestisida yang presisten, yaitu pestisida yang meninggalkan pengaruh terhadap lingkungan dan yang kurang presisten. Pestisida organoklorin termasuk yang presisten pada lingkungan dan dapat terakumulasi dalam jaringan melalui rantai makanan, contohnya DDT, cyclodienes, heksakloroheksana HCH, endrin. Pestisida organo fosfat mempunyai pengaruh yang efektif sesaat saja dan cepat terdeg radasi di tanah, contohnya disulfoton, paration, d iazinon, azodrin, dan lain -lain.

2.3. Insektisida

Insektisida digunakan untuk mengendalikan serangga, misalnya membunuh hama tanaman, membunuh serangga pembawa penyakit, membasmi hama gudang dan sebagainya. Dengan perkembangan teknologi pada saat ini yang paling banyak digunakan adalah insektisida organik sintetik. Insektisida merupakan kelompok pestisida terbesar dan terdiri dari beberapa sub kelompok kimia yang berbeda. Insektisida organik sintetik dibedakan atas tiga kelompok berdasarkan struktur dan komposisiya yaitu : 1. Insektisida organoklorin, misalnya DDT, metoksikhlor, aldrin, dieldrin, lindan, endosulfan dan sebagainya. 2. Insektisida organofosfat, misalnya paration, malation, diazinon, klorpirifos, d iklorvos, dimatoat, fention dan sebagainya. 9 3. Insektisida karbamat, misalnya karbaril sevin, karbofuran, propoksur, dan sebagainya.

2.3.1. Insektisida Organoklorin

Insektisida ini merupakan turunan dari etana berklor, siklodien, heksaklorosikloheksana. DDT dan metoksiklor adalah derivat dari etana berklor, tetapi metoksiklo r jauh kurang toksik dan tidak bertahan di lingkungan Frank, 1995. Insektisida jenis ini masih digunakan di negara-negara berkembang terutama negara pada daerah ekuator karena murah, efektif dan persisten. Organoklorin dibagi dalam beberapa bagian yaitu diklorodifenil etan DDT, DDD, portan, metoksiklor, metioklor, siklodien aldrin, dieldrin, heptaklor, klordan dan endosulfan dan sikloheksana benzene terklorinasi seperti HCH dan HCB Soemirat, 2003. Dieldrin dan klordan bersifat larut dalam lemak, tidak larut dalam air, stabil agak lama dari beberapa bulan sampai setahun. Gangguan keracunan adalah tremor dan kejang-kejang. Lindan bersifat tidak larut dalam lemak, larut dalam oli, minyak atau lemak. Lindan bersifat menstimulasi susunan saraf pusat sehingga ataxia, kejang-kejang, oedema paru-paru, dan kegagalan vaskular. Pengaruh lindan mulai tampak setelah 6 jam keracunan dan lamanya lebih kurang 4 hari. Gejala umum keracunan organoklo rin adalah sakit kepala, mual, muntah -muntah, mencret, badan lemah, gemetar, kejang-kejang dan pingsan Wudianto, 1990.

2.3.2. Insektisida Organofosfat

Golongan ini merupakan salah satu jenis insektisida yang paling banyak digunakan di bidang pertanian, dan dikenal sebagai inhibitor untuk enzim kolinesterase . Menurut Soemirat 2003 jenis insektisida organo fosfat sering disebut sebagai insektisida antikolinesterase, karena dapat menghambat aktivitas enzim kolinesterase. Organofosfat sering disebut esterfosfat, yang merupakan turunan atau persenyawaan asam fosfat dengan bahan-bahan organik. Kebanyakan digunakan untuk serangga berjasad lunak dan dipasarkan dalam kadar 1-95 10 Kadar yang tinggi terutama untuk pestisida yang berbentuk tepung yang dibasahkan. Jenis pestisida yang termasuk golongan organofosfat antara lain diazinon, fention, dichlorvos, dim etoat, fenitrothion, fentoat, klorpirifos Wudianto, 1990. Organofosfat bekerja menghambat asetilkolinesterase AChE yang mengakibatkan akumulasi asetilk olin ACh. Asetilkolin yang ditimbun dalam SSP akan menginduksi tremor, inkoordinasi, kejang-kejang dan lain -lain. Dalam sistem saraf autonom akumulasi ini akan menyebabkan diare, urinasi tanpa sadar, miosis dan sebagainya. Akumulasi pada neuromuskuler akan mengakibatkan kontraksi otot yang diikuti kelemahan, hilangnya reflek dan paralisis. Senyawa organofosfat tertentu misalnya DFP diisopropil fluofosfat menyebabkan penghambatan yang tidak dapat pulih, penyembuhannya hanya melalui sintesis AChE baru Frank, 1995. Beberapa organofosfat larut dalam air, juga mengakibatkan keracunan sistemik pada serangga dan mamalia. Karena bahan ini secara cepat dapat didistribusikan ke seluruh tubuh maka gejala cepat timbul beberapa jam setelah pemajanan. Organofosfat yang larut dalam lemak seperti k lorfentio dan fention dapat menimbun dalam lemak dan menimbulan gejala tetap sampai beberapa minggu dan dapat kambuh secara periodik serta memerlukan pengobatan yang tepat. 2.3.3. Insektisida Karbamat. Insektisida golongan ini mengandung bahan aktif yang merupakan turunan asam ditiokarbomin yang disebut ditiokarbamat. Yang termasuk golongan ini adalah karbaril, karbofuran, BPMC, MIPC, dan propoksur Wudianto, 1990. Kelompok insektisida ini bekerja menghambat AChE tetapi pengaruhnya terhadap enzim jauh lebih reversible dibandingkan efek insektisida organofosfat.

2.4. Pestisida Pada Bawang Merah

Bawang merah Allium ascolanicum L merupakan sayuran rempah yang banyak digunakan masyarakat. Tanaman ini juga komoditi unggulan 11 hortikultura yang banyak dikembangkan, karena mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan tidak sulit untuk dibudidayakan. Kebutuhan masyarakat terhadap bawang merah semakin meningkat. Produksi bawang merah hampir tersebar di seluruh wilayah nusantara dan selalu mengalami kenaikan dari tahun ke tahun.Tanaman bawang merah banyak dibudidayakan pada dataran rendah yang beriklim kering dengan suhu yang agak panas dan cuaca cerah, terutama yang mendapat sinar matahari lebih dari 12 jam. Gangguan hama dan penyakit yang menyerang tanaman bawang merah antara lain ulat tanah, hama thrips, ulat daun, ulat grayak, kutu daun kutu dan tungau,nematoda akar, bercak ungu, embun tepung, busuk leher batang, antraknosa, busuk umbi, dan sebagainya. Petani pada umumnya menggunakan pestisida untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman bawang merah. Para petani sudah terbiasa menggunakan pestisida, tingkat ketergantungan terhadap pestisida tinggi. Petani bawang merah di Kabupaten Brebes cenderung berlebihan dalam pemakaian pestisida. Akibatnya merusak lingkungan, mengganggu kesehatan petani dan masyarakat, penyakit tanaman lebih resisten, juga menyebabkan pembengkakan biaya produksi. Pestisida masih banyak digunakan untuk menghadapi serangan OPT organisme pengganggu tanaman.. Banyak merek dan jenis pestisida yang beredar di pasaran dengan berbagai keunggulan yang ditawarkan. Pada tahun 2000, pestisida yang terdaftar pada Komisi pestisida Departemen Pertanian Republik Indonesia telah mencapai 594 merek dagang Novizan, 2002. Banyak jenis pestisida yang digunakan untuk membasmi hama dan penyakit tanaman bawang merah. Menurut Wudianto 1990 dan Rahayu 2003 jenis pestisida, bahan aktif, dan organisme pengganggu pada tanaman bawang merah tertera pada tabel 2. 12 Tabel 2. Pestisida yang digunakan untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman bawang merah No Organisme Pestisida Bahan aktif Gejala Penganggu 1. Ulat tanah Dursban 20 EC klorpirifos 200 gl daun dan Agrotis ipsilon Hfn Furudan 3 G karbofuran 3 batang seperti dikerat,ditarik 2. Hama thrips Diazinon 60 EC diazinon 60 daun bercak- Thrips tabaci Bayrusil 250 EC kuinalfos 268 gl bercak D icarzol 25 SP formetanat 25 3. Ulat daun Dicarzol 25 SP formetanat 25 daun layu dan Spodoptera exigua Diazinon 60 EC diazinon 60 bercak putih Lannate 25 WP metomil 25 4. Ulat grayak Azodrin monokrotofos daun ber- Spodoptera litura F Diazinon 60 EC diazinon 60 lubang Sumathion 50 EC fenitrotion 555 gl 5. Tungau Kelthane MF dikofol 42 daun hijau Acarina sp menjadi keabu-abuan 6. Nematoda akar Furadan 3 G karbofuran 3 pangkal titik Ditylenchus dipsaci tumbuh bengkak ujung akar busuk,kering 7. Penyakit bercak ungu Antracol 70 WP propineb 70,5 daun awalnya oleh cendawan Topsin-M70 WP metil tiofanat 70 bercak putih Alternaria porii Zincofol 68 WP kaptafol 50 , Cu kelabu lalu 12,5 dan Zn 6 ungu 8. Penyakit embun Daconil 75 WP klorotalonil 75 daun bintik tepung Velimex 80 WP maneb 70 , zineb abu-abuhijau Peronospora Dithane M-45 8 , mankozeb, pucat awal destructor Antracol 70 WP propineb 70,5 pembentukan umbi 9. Busuk leher batang Antracol 70 WP propineb 70,5 leherpangkal oleh cendawan Daconil 75 WP klorotalonil 75 batang kelabu Botrytis allii Munn lunak 10. Antraknosa Delsens MX-200 karbendazim 6,2 pangkal daun oleh cendawan mankozeb 73,8 mengecil lalu Colletritichum sp mati 11. Busuk umbi oleh Antracol 70 WP propineb 70,5 daun kuning cendawan Dithane M-45 mankozeb pangkal daun Sclerotium cepivorium Benlate benomyl umbi putih Putih coklat 13

2.5. Pengendalian Hama Terpadu PHT.