23 Masuknya organofosfat dalam tubuh akan mengganggu sistem saraf karena
penghambatan enzim asetilkolinesterase Hassall, 1982. Akibat keracunan dari pemaparan pestisida organofosfat ini secara
berlebihan over exposure dapat menurunkan aktivitas asetilkolinesterase. Penurunan aktivitas asetilkolinesterase dapat juga terjadi pada beberapa
penyakit. Infeksi virus hati yang dikenal dengan hepatitis, baik yang akut maupun yang kronis dapat menurunkan aktivitas kolinesterase sampai 30 -50
, sedangkan penyakit sirrosis hepatitis yang lanjut dan tumor hati ataupun tumor lain yang bermetasitasis ke hati dapat menurunkan aktivitas
kolinesterase sampai 50–70 Dirdjoatmojo, 1991. Penurunan aktivitas asetilkolinesterase oleh keadaan penyakit lain
seperti penyakit yang menyerang hati, dapat menyebabkan kekeliruan dalam menentukan adanya keracunan organofosfat, bila petani juga menderita
penyakit hati. Untuk menyingkirkan adanya kekeliruan maka ditentukan enzim glutamat piruvat transaminase GPT.
2.9 .3. Penentuan Kandungan Asetilkolinesterase
Penentuan kandungan enzim asetilkolinesterase dalam tubuh manusia dapat dilakukan dengan menggunakan parameter biologis biomarker. Kadar
enzim kolinesterase yang ditentukan menunjukkan terjadinya keracunan senyawa golongan organofosfat ataupun karbamat. Menurut Departemen
Kesehatan 1992 batasan yang digunakan untuk memberikan kriteria keracunan adalah kadar kolinesterase dalam darah, yaitu kadar 0-25 dari
normalkeracunan berat, kadar 25-50 dari normal keracunan sedang, kadar 50-75 dari normal keracunan ringan dan kadar 75-100 dari
normal kondisi normal . Kandungan asetilkolinesterase dalam darah dapat diketahui dengan
beberapa metode, diantaranya Lovibond dan Elman. Pada metode Lovibond menggunakan alat Tintometer Kit dengan reagensia ACP Acethylcholine
Perchlorat dan BTB Bromo Timol Bluesebagai indikator. Metode Lovibond ini merupakan pengujianan di lapangan.
24 Penentuan kandungan AChE dalam darah dengan metode Lovibond
mempunyai prinsip “ Darah yang mengandung enzim AChE menguraikan asetilkolin menjadi asam cuka bebas dan kolin. Dengan bebasnya asam cuka
maka pH darah turun. Penurunan pH darah sebagai petunjuk besarnya asam cuka yang bebas, semakin aktif AChE semakin banyak asam cuka yang bebas
dan pH darah rendah. Dengan indikator bromothymol blue diukur seberapa jauh penurunan pH “. Pengujian ini dilakukan untuk mengukur tingkat
kolinesterase darah dengan asumsi bahwa yang menyatakan sebagai suatu prosentase dari aktivitas kolinesterase dalam darah normal Lovibond, 1998.
Metoda Elman menggunakan alat spektrofotometer dan dilakukan di laboratorium. Pada metode ini digunakan reagensia S-butiril thiocholine iodida
dan 5,5 dithiobis 2-nitrobenzoat. Darah yang diambil untuk menen tukan aktivitas enzim asetilkolinesterase adalah darah vena yang diambil sebanyak 2
ml dicampur dengan antikoagulan heparin Sasmito, 1996. Penentuan aktivitas enzim asetilkolinesterase dengan spektrofotometer
menurut metode Elman berdasarkan prinsip :” Enzim kolinesterase mengkatalisis proses hidrolisis S-butiril thiocholin menjadi butirat dan
thiocholin. Thiocholin yang terbentuk akan mereduksi zat indikator 5,5 dithiobis 2-nitrobenzoat menjadi 4-mercapto 2,nitrobenzoat yang berwarna
kuning”. Intensitas warna yang terbentuk diukur dengan spektofotometer pada panjang gelomb ang 400420 nm pada suhu kamar Elman, 1961.
III. METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Kabupaten Brebes Jawa Tengah yang merupakan daerah pertanian bawang merah. Penelitian dilakukan mulai bulan Maret sampai
dengan Oktober 2004. Lokasi penelitian terdiri dari 3 desa, yaitu Desa Sisalam dan Desa Jagalempeni Kecamatan Wanasari serta Desa KedungUter Kecamatan
Brebes.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah darah dari petani pengguna pestisida . Pereaksi seperti alkohol 70 , aquades steril, larutan buffer
fosfat, 5,5-dithiobis-2-nitrobenzoat, S-butiril thiocholine iodida. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah disposible syiringe, kapas,
centrifuge, torniqute, pipet drop, tabung centrifuge, tabung sampel, cool box, , pipet ukur, pipet volume, termometer dan spektrofotometer.
3.3. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode survai yaitu teknik wawancara dengan kuesioner kepada petani yang terpilih sebagai sampel untuk
memperoleh data sosial ekonomi, data jenis pestisida dan data kesehatan. Sedangkan menentukan kandungan enzim asetilkolinesterase dan enzim glutamat
piruvat transaminase dilakukan pengambilan darah responden yang terpilih. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive
sampling. Pengambilan sampel dilakukan pada dua kecamatan yaitu Kecamatan Wanasari dan Kecamatan Brebes. Untuk Kecamatan Wanasari dipilih 2 desa yaitu
Desa Sisalam dan Desa Jagalempeni, sedangan Kecamatan Brebes dipilih 1 desa yaitu Desa Kedunguter. Pengambilan sampel di Desa Sisalam sebanyak 28