UJI KEMATIAN LARVA UDANG

terhadap degradasi denaturan maupun proteolitik Jensen et al. 1999. Pada umumnya protein bioaktif disintesa dalam bentuk tidak aktif, selanjutnya ditransport ketempat dimana protein tersebut disimpan, dan pada tempat protein tersebut disimpan mengalami proses pengaktifan. Kloning cDNA pada ricin menunjukkan bahwa molekul disintesa dalam bentuk prepro sebagai polipeptida tunggal, kemudian 12 asam amino yang menghubungkan antara dua rantai dipotong untuk menghasilkan protein aktif. Hal serupa dijumpai pada toksin diphteria dimana disintesa sebagai polipeptida tunggal, kemudian mengalami proses proteolitik membentuk dua rantai. Endopeptidase yang dapat memotong sekuen intervening 12 asam amino pada preporicin telah diisolasi dari protein pada biji jarak Ricinus communis L, dimana toksin disimpan. Proricin tanpa sekuen signal, tetapi dengan sekuen intervening dapat mengikat galaktosa, bentuk ini bersifat inaktif dalam uji rantai ensim. Oleh karena itu sel jarak diduga memproteksi perangkat sintesis proteinnya dari pengaruh inaktivasi oleh ricin dengan mengekspresikan molekul ricin yang tidak aktif proricin, kemudian menjadi aktif ricin setelah diekspor ke biji Jensen et al. 1999. Park et al. 2003 mengisolasi dan mengkarakterisasi RIPs tipe I dari akar rambut Phytolaca americana yang disebut PAP-H. Protein tersebut disekresikan secara konstitutif kedalam medium sebagai eksudat akar. Selain mempunyai aktivitas menghambat sintesis protein dengan menonaktifkan ribosom PAP-H juga mempunyai aktivitas anti-jamur.

E. UJI KEMATIAN LARVA UDANG

Dasar pertimbangan dari metode ini adalah senyawa bioaktif bersifat toksik pada dosis tinggi, sehingga kematian in vivo dari hewan sederhana Artemia salina Leach dapat digunakan untuk memonitor dengan mudah dan cepat dalam skrining ekstrak bioaktif tanaman. Selain metodenya cukup sederhana, bahannya mudah didapat, relatif murah dan perlu waktu singkat. Menurut Hostettmann 1991 metode ini mempunyai korelasi positif dengan pengujian sitotoksisitas pada 3PS P-388 murine leukemia in vivo. Telur A. salina Leach larva udang tersedia dan dijual dengan harga murah dan tahan disimpan beberapa tahun dalam kondisi kering. Untuk menetaskannya sangat mudah dengan menaruh telur dalam medium air laut buatan, dalam waktu 24 jam akan diperoleh larva nauplii dalam jumlah banyak. Larva A. salina Leach tidak mempunyai alat untuk mempertahankan diri dari serangan musuh, satu-satunya cara untuk menghindar dari musuh adalah dengan hidup diperairan kadar garam tinggi, dalam kondisi ini jarang organisme yang dapat bertahan hidup. Pada habitatnya A. salina memakan sisa-sisa jasad hidup yang sudah menghancur, ganggang, bakteri dan cendawan. A. salina Leach berkembangbiak dengan dua cara yaitu ovipar melalui telur dan ovovivipar langsung melalui larva. Perkembangbiakan ovovivipar terjadi bila lingkungan cukup baik, kadar garam tidak terlalu tinggi dan oksigen cukup. Tetapi bila lingkungan buruk seperti meningkatnya kadar garam dan menurunnya oksigen maka larva akan berkembangbiak secara ovipar melalui telur yang bercangkang tebal disebut cyste. Dan bila lingkungan membaik telur akan menetas dalam waktu 24 – 36 jam Meyer, 1982. A. salina Leach atau brine shrimp adalah jenis udang-udangan primitif, dengan sistematika sebagai berikut : filum : Arthropoda subfilum : Mandibulata kelas : Crustaceae subkelas : Branchiopoda ordo : Anostraca famili : Artemiidae genus : Artemia spesies : Artemia salina Leach Uji kematian larva udang brine shrimp lethality test = BSLT telah digunakan secara luas dalam berbagai pengujian antara lain untuk menguji residu pestisida, mikotoksin, anastesi, senyawa golongan morfin, dan toksisitas limbah Gambar 2. Larva Artemia salina Leach minyak Hostettman, 1991. Oberlies et al. 1998 menggunakan uji BSL pada skrining sitotoksisitas buah muda alpokat Persea americana. Hasil penelitiannya menunjukkan buah muda yang diekstraksi dengan ethanol 95 pada uji BSL memperoleh LC 50 pada konsentrasi 31 µgml. Jaki et al. 1999 menguji 86 ekstrak lipofilik dan hidrofilik dari 43 sampel cyanobacteria untuk penapisan bioaktivitasnya dengan uji BSL. Hasil penelitiannya menunjukkan 8,1 dari ekstrak mengakibatkan kematian ≥ 60 A. salina Leach pada konsentrasi 500 ppm. Lieberman 1999 memantau toksisitas limbah kimia rumah tangga dengan uji BSL menggunakan Artemia franciscana.

F. UJI MENGGUNAKAN GALUR SEL KANKER IN VITRO

Dokumen yang terkait

Protein Bioaktif Asal Kultur Akar Transgenik Blustru (Luffa cylindrica (L.) Roem) dan Aktivitasnya dalam Menghambat Proliferasi Sel Tumor secara IN VITRO

1 49 312

Kultur akar transgenik dari Trichosanthes cucumerina L.: beberapa faktor yang berpengaruh terhadap produksi biornassa dan hasil protein total, serta aktivitas anticendawan dari protein asal akar transgenik

0 25 218

Aktivitas Protein Umbi Sebagai Antiproliferasi Sel Kanker Mcf 7 Dan Karakterisasi Lektin Umbi Dari Keladi Tikus (Typhonium Flagelliforme

0 11 68

Protein Bioaktif Asal Kultur Akar Transgenik Blustru (Luffa cylindrica (L.) Roem) dan Aktivitasnya dalam Menghambat Proliferasi Sel Tumor secara IN VITRO

1 16 151

Protein bioaktif dari bagian tanaman dan akar transgenik Cucurbita ceae serta aktivitas antiproliferasi galur sel kanker in vitro

0 12 110

Eksplorasi Protein Antimikroba dari Akar Trichosanthes Sp. melalui Sistem Kultur Akar Normal dan Akar Transgenik (Hairy Root) In Vitro

0 12 1

Eksplorasi Protein Antimikroba dari Trichosanthes sp. Melalui Sistem Kultur Akar Normal dan Akar Transgenik In Vitro

0 6 20

Eksplorasi Protein Antimikroba dari Akar Trichosanthes sp. Melalui Sistem Kultur Akar Normal dan Akar Transgenik (Hairy Root) In Vitro

0 12 6

Karakterisasi Kimiawi, Aktivitas Antiproliferasi Sel Lestari Tumor dan Aktivitas Fagositosis secara In Vitro dari Fraksi Bioaktif Rimpang Temu putih Curcuma zedoaria (Christm) Roscoe]

2 32 106

Kultur akar transgenik dari Trichosanthes cucumerina L beberapa faktor yang berpengaruh terhadap produksi biornassa dan hasil protein total, serta aktivitas anticendawan dari protein asal akar transgenik

0 12 104