PENDAHULUAN AKTIVITAS PROTEIN BIOAKTIF DARI BAGIAN TANAM- AN DAN KULTUR AKAR RAMBUT CUCURBITACEAE

V. AKTIVITAS PROTEIN BIOAKTIF DARI BAGIAN TANAM- AN DAN KULTUR AKAR RAMBUT CUCURBITACEAE

TERHADAP PROLIFERASI GALUR SEL KANKER IN VITRO

A. PENDAHULUAN

Sebagai negara dengan kekayaan flora nomor dua tertinggi di dunia, Indonesia memiliki berbagai macam tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat termasuk obat kanker. Tetapi ternyata pemakaian tumbuhan dalam pengobatan formal di Indonesia masih tertinggal jauh dengan negara lain di Asia. Untuk mendorong keberhasilan pemakaian obat tradisional dalam pelayanan kesehatan formal perlu dilakukan penelitian untuk mendapatkan obat tradisional yang terstandar serta didukung data ilmiah yang akurat Ma’at, 2003. Dalam mengidentifikasi senyawa anti kanker dilakukan evaluasi praklinik yang ekstensif dari berbagai senyawa untuk mendeteksi aktivitas neoplastik, meliputi pengujian in vivo dan in vitro. Pengujian in vivo menggunakan hewan model memerlukan biaya besar dan waktu cukup lama. Sedangkan penelitian in vitro menggunakan kultur sel, lebih ekonomis dan lebih cepat. Penelitian in vitro dengan kultur sel dapat mengamati secara langsung potensi sitotoksisitas suatu senyawa terhadap viabilitas sel Wilson, 1992. Pengujian in vitro menggunakan galur sel kanker dengan berbagai senyawa aktif dari tanaman telah banyak dilaporkan. Kuo dan Kuo 1997 menguji sitotoksisitas senyawa triterpen dari Celastrus hindsii yaitu celasdin-A, celasdin-B, celasdin-C dan maytenfolone-A terhadap galur sel hepatoma HEPA- 2B dan nasopharyn carcinoma KB. Kawai et al. 1999 meneliti aktivitas antiproliferasi dari 27 senyawa flavonoid asal jeruk terhadap empat galur sel kanker yaitu mouse melanoma B16, human lung carcinoma A-549, human T-cell leukemia CCRF-HSB-2 dan human gastric cancer TGBC11TKB. Damayanthi 2001 menguji aktivitas penghambatan proliferasi ã-oryzanol dari bekatul padi pada galur sel kanker human lymphoblastoid B KR-4 dan human erythroleukemia K-562. Pengujian protein bioaktif terhadap galur sel kanker juga telah dilakukan antara lain Tumilisar 2001 menguji aktivitas antiproliferasi dari protein bioaktif asal biji dan akar rambut Luffa cylindrica terhadap galur sel kanker human servic carcinoma HeLa, K-562 dan B16. Kurniawati 2002 meneliti aktivitas protein bioaktif dari beberapa varietas buah paria Momordica charanthia, yang dibedakan antara buah tua dan muda terhadap galur sel kanker KR-4 . Mekanisme kerja senyawa aktif dalam penghambatan proliferasi sel kanker dapat melalui berbagai cara, antara lain apoptosis kematian terpogram, nekrosis, penghambatan siklus sel, kegagalan ribosom untuk mensintesis protein, atau menghambat siklus sel. Sebagai contoh asam brionolat menyebabkan apoptosis pada sel human peripheral blood HL-50RG yang ditandai terjadinya fragmentasi DNA Kondo et al. 1995. Sedangkan Kobori et al. 1999 mengamati senyawa dihydrochalcone phloretin yang menginduksi apoptosis pada sel mouse melanoma B16 dan sel human leukemia HL60. Phloretin diduga menginduksi apoptosis pada sel B16 melalui penghambatan transportasi glukosa antar membran. Sedangkan apoptosis pada sel HL60 terjadi melalui penghambatan aktivitas protein kinase C. Lee et al. 1999 mengamati senyawa aktif dihydrotanshinone I dari tanaman obat Salvhia miltiorhiza Bunge yang menghambat kerja ensim DNA topoisomerase I. Ensim tersebut diketahui berperanan dalam mengatur proses pemotongan dan penyambungan utas DNA yang terjadi pada proses replikasi DNA, transkripsi RNA dan segregasi kromosom pada mamalia. Gysin et al 2002 melaporkan bahwa ã-tocopherol menghambat proliferasi galur sel kanker prostate carcinoma DU-145 melalui penghambatan siklus sel. Pemberian ã-tocopherol mencegah perkembangan siklus sel dari fase G1 ke fase S yang ditandai dengan menurunnya sintesis DNA dan berkurangnya konsentrasi cyclin D dan cyclin E. Pengamatan terhadap proliferasi sel dapat dilakukan dengan berbagai cara, antara lain dengan metode alamar blue atau metode 3-4,5-dimethylthiazol-2-yl- 2,5diphenyl-tetrazolium bromide MTT, dan diamati secara spektrofotometrik. MTT merupakan metode oksidasi reduksi, dengan cara ini sel hidup dapat dihitung dengan mudah, cepat dan akurat. Metode lainnya adalah pewarnaan biru trifan, pada metode ini sel dihitung dengan haemositometer diamati dibawah mikroskop. Pada pewarnaan biru trifan sel hidup terlihat bening tidak berwarna, sedangkan sel mati akan menyerap warna dan pada pengamatan terlihat berwarna biru Wilson, 1992. Tujuan penelitian ini adalah menguji aktivitas protein bioaktif dari bagian tanaman dan akar rambut beberapa spesies Cucurbitaceae terhadap proliferasi galur sel kanker HeLa dan K-562. Pengamatan dilakukan secara spektro- fotometrik menggunakan metode MTT, absorbansi warna biru formazan diamati dengan ELISA plate reader pada panjang gelombang 570 nm.

B. BAHAN DAN METODE 1. Tempat, Waktu, dan Bahan Penelitian

Dokumen yang terkait

Protein Bioaktif Asal Kultur Akar Transgenik Blustru (Luffa cylindrica (L.) Roem) dan Aktivitasnya dalam Menghambat Proliferasi Sel Tumor secara IN VITRO

1 49 312

Kultur akar transgenik dari Trichosanthes cucumerina L.: beberapa faktor yang berpengaruh terhadap produksi biornassa dan hasil protein total, serta aktivitas anticendawan dari protein asal akar transgenik

0 25 218

Aktivitas Protein Umbi Sebagai Antiproliferasi Sel Kanker Mcf 7 Dan Karakterisasi Lektin Umbi Dari Keladi Tikus (Typhonium Flagelliforme

0 11 68

Protein Bioaktif Asal Kultur Akar Transgenik Blustru (Luffa cylindrica (L.) Roem) dan Aktivitasnya dalam Menghambat Proliferasi Sel Tumor secara IN VITRO

1 16 151

Protein bioaktif dari bagian tanaman dan akar transgenik Cucurbita ceae serta aktivitas antiproliferasi galur sel kanker in vitro

0 12 110

Eksplorasi Protein Antimikroba dari Akar Trichosanthes Sp. melalui Sistem Kultur Akar Normal dan Akar Transgenik (Hairy Root) In Vitro

0 12 1

Eksplorasi Protein Antimikroba dari Trichosanthes sp. Melalui Sistem Kultur Akar Normal dan Akar Transgenik In Vitro

0 6 20

Eksplorasi Protein Antimikroba dari Akar Trichosanthes sp. Melalui Sistem Kultur Akar Normal dan Akar Transgenik (Hairy Root) In Vitro

0 12 6

Karakterisasi Kimiawi, Aktivitas Antiproliferasi Sel Lestari Tumor dan Aktivitas Fagositosis secara In Vitro dari Fraksi Bioaktif Rimpang Temu putih Curcuma zedoaria (Christm) Roscoe]

2 32 106

Kultur akar transgenik dari Trichosanthes cucumerina L beberapa faktor yang berpengaruh terhadap produksi biornassa dan hasil protein total, serta aktivitas anticendawan dari protein asal akar transgenik

0 12 104