53 Upacara ini juga merupakan pengangkatan status sekaligus mohon berkat
yang lebih melimpah lagi. Satu keturunan marga-marga yang sama melakukan upacara yang disebut horja. Horja adalah pesta orang seketurunan. Horja tertuju
kepada sumangot orangtua seketurunan. Horja yang dirayakan kelompok seketurunan adalah pernyataan status genealogis demi kemakmuran keturunan
yang bersangkutan. Dalam upacara seketurunan tersebut roh orang tua dipanggil sumangot. Ritus kepada sumangot biasanya dibuat pada pesta horja.
Raja pesta horja biasanya dilakoni oleh yang paling sulung siangkangan mengundang raja-raja bius untuk menghadiri pesta horja tersabut. Pada saat pesta
tersebut dilaksanakan doa dan persembahan pelean kepada sumangot orangtua untuk memohon berkat dari sumangot kepada semua keturunannya. Dalam ritus
itu diselenggarakan mohon berkat dari. Ritus itu dibuat untuk menyampaikan pelean dan sesembah kepada sumangot sehingga diharapkan berkat melimpah
bagi keturunannya. Ritus itu adalah upacara kepada sumangot, bukan ritus ke sumangot lain. Persembahan dan peralatan yang harus dibawa adalah sirih, jeruk
purut, pisang, kambing putih, ikan batak, sagu-sagu nagodang, itak putih, gendang, hinoopingan nihotang niandalu, gundur palangi.
c. Peninggalan Sejarah atau Barang Sakti
Peninggalan sejarah atau barang sakti ini merupakan benda-benda yang dianggap memiiliki kekuatan gaib yang harus dihormati oleh masyarakat
memiliki barang tersebut. Barang sakti tesebut dapat berupa cincin, keris, dan sebagainya. Penyembahan terhadap barang sakti ini harus tetap dilakukan, jika
Universitas Sumatera Utara
54 tidak dilakukan akan berdampak buruk bagi si pemilik barang sakti tersebut.
Barang sakti tersebut tidak boleh dibawa ke tempat orang meninggal, pada saat makan babi, dan saat gereja. Jika hal tersebut dilanggar, maka anggota tubuh si
pemohon akan terasa panas. Persembahan dan peralatan yang harus dibawa adalah sirih, jeruk purut, pisang, kambing putih, ikan batak, sagu-sagu nagodang, itak
putih, gendang, hinopingan nihotang niandalu, gundur palangi.
d. Sombaon atau Tempat Keramat
Pada umumnya, penghormatan kepada sombaon ini dilakukan di tempat yang dianggap keramat. Tempat Keramat merupakan suatu tempat gaib yang
harus dihormati. Tempat keramat tersebut telah diyakini dan memiliki kekuatan gaib yang didiami atau dihuni oleh roh-roh leluhur yang sudah meninggal. Tempat
keramat ini dapat mengabulkan segala permintaan bagi yang menyembahnya dan bahkan bisa mendatangkan celaka bagi orang yang tidak melanggarnya, seperti:
bertingkah laku yang tidak baik atau berbicara sembarangan. Bagi masyarakat yang ingin melakukan mamele di tempat keramat
tersebut, masyarakat harus memberikan sesajian yang sudah ditentukan oleh raja bius dukun. Tempat keramat tersebut diyakini sebagai tempat yang dihuni oleh
leluhur yang sudah meninggal telah bersembunyi di pohon-pohon besar, batu-batu besar, hutan rimba, mata air, dan gunung.
Sombaon atau tempat keramat ini banyak juga diminati oleh masyarakat yang berada di luar desa ini, antara lain: calon gubernur, walikota, dan lain-lain.
Masyarakat yang menginginkan upacara ini adalah untuk meminta restu supaya
Universitas Sumatera Utara
55 terpilih nantinya sebagai calon pemimpin yang diinginkannya. Persembahan dan
peralatan yang harus dibawa adalah sirih, jeruk purut, pisang, kerbau, ikan batak, sagu-sagu nagodang, itak putih, hinopingan nihotang niandalu, gundur palangi
gendang.
3.3. Tempat-Tempat Mamele yang Pernah Dilakukan Masyarakat Setempat